Chapter 3

4.6K 415 5
                                    

3 Agustus 2021


•••

"Boohoo Tia Tio, telat lima menit kalian! Payah payah!" Tia dan Tio yang baru datang di kelas yang sebenarnya belum jam masuk menatap dongkol anak-anak yang mengejek kedatangan mereka yang lebih lama.

Mereka tengah melakukan lomba dulu-duluan ke sekolah dan Tia Tio kalah lagi dan lagi.

"Wahahaha kalian kalah mulu! Kasian!" ejek yang lain menimpali.

"Berisik!" Si kembar memekik kesal serempak.

"Ini gara-gara Papi kami nih, kerjaan dia selfie selfie mulu, cekrek sana cekrek sini, bikin telat!" Tio mendengkus sebal.

"Iya, udah tidur kayak kebo, mana pas dibangunin suka nyanyi nyanyi lima menit lagi, Papi macam apa ini!" Tia menimpali kesal.

"Papi kami nyebelin!" Keduanya kembali berkata bersama.

Teman-temannya hanya bertukar pandang kemudian menertawakan nasib naas si kembar.

"Kalau Papah aku sih sekalipun kebo, gak bakal bisa gak bangun pagi, entar dimarahin Mamah!" kata salah satu temannya.

"Iya, Daddy aku dibangunin pagi sama Mommy, jadi gak ada alasan Daddy gak bangun pagi terus," kata yang lain.

"Mama juga udah masakin duluan terus siapin semuanya, jadi gampang tinggal cus berangkat aku sama Papa! Gak bakal telat deh!" timpal yang lain, memamerkan hal sama, soal ibu mereka.

Si kembar bertukar pandang, mengode-ngode hal yang hanya mereka paham kemudian menatap teman-temannya. "Kita enggak punya Mami," kata Tio merengut.

"Heem, dari kecil Mami kami kan udah gak ada." Tia ikut menyendu. "Papi bilang udah kembali ke pangkuan-Nya."

Mendengar itu, teman-teman mereka jadi merasa bersalah, tetapi anehnya si kembar kemudian tersenyum lebar.

"Tapi kami ada ide!" pekik keduanya berdua. "Kami bakalan nyari Mami baru biar Papi gak bisa berkutik!"

Awalnya semuanya tercengang, tetapi kemudian wajah mereka ikut bahagia.

"Wah ide bagus!"

"Jadi kapan kalian bakal punya Mami baru?"

"Mami baru kalian bukan Pak Satpam kan?"

"Mami baru kalian cantik gak? Ganteng gak?"

"Eh tunggu!" Kemudian salah satu dari mereka bertanya hal yang paling membingungkan. "Mami baru kalian nanti siapa?"

"Hm siapa ya?"

Semuanya pun berpikir keras, berpikir dan terus berpikir sampai bel berbunyi tanpa mereka sadari, anak-anak kebanyakan duduk di tempat masing-masing dan tak lama seorang guru wanita, muda dan cantik memasuki ruangan mereka.

"Pagi, Anak-anak! Ayo duduk di bangku masing-masing, ayo!" Hal itu menyadarkan mereka yang asyik pikir keras hingga akhirnya duduk kembali di kursi mereka termasuk si kembar tetapi tetap mereka banyak pikiran soal Mami baru mereka. "Selamat pagi, Anak-anak!" sapa Bu guru ceria.

"Pagi juga, Bu!" sapa anak-anak balik.

"Kita absen dulu kehadiran ya ...."

"Tia, Tio!" Seorang teman memanggil mereka, membuat keduanya menoleh, teman mereka itu menunjuk bu guru yang tengah mengabsen di depan. "Bu guru jomlo, bu guru jomlo," katanya.

Mendengarnya, wajah si kembar mencerah. Tia dan Tio bertukar pandang dan semakin tersenyum lebar.

"Ibu Shafa baik, cantik, gak pemarah, dewasa!" Keduanya mengangguk setuju. "Cocok buat Papi!" Semua pasang mata termasuk sang guru, Bu Shafa, menoleh ke si kembar yang berteriak girang.

"Tia, Tio, ada apa?" tanya Bu Shafa dan keduanya kikuk merasa bersalah. "Nanti aja kalau mau ngomongin sesuatu pas istirahat ya, Sayang."

"Ma-maaf, Bu." Tio dan Tia nyengir lebar, mereka girang dengan sikap penyabar Bu Shafa saat ini.

"Kita lanjut absen ya ...." Bu Shafa kembali absen, dan para anak-anak Tia Tio CS asyik mengode-ngode dan menentukan target mereka.

Bu Shafa untuk ayah si kembar, itulah misi yang ditekankan.

BERSAMBUNG ....

•••

Cerita An Urie yang lain bisa kalian temukan di
Karyakarsa: anurie
Playstore: An Urie

DUDA DAN DUA BOCIL KEMBARNYA [B.U. Series - B]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang