Chapter 65

958 155 10
                                    

7 Oktober 2021

•••

Hari-hari bersama Shafa berjalan konstan dan sederhana, tetapi bagi Baskoro ada hal yang begitu nyaman di dada. Lama-kelamaan Baskoro terbiasa di dekat Shafa, bahkan kala tidak ada wanita itu entah karena perihal kantor dan hal lain, ada sesuatu yang kurang di sana. Baskoro merasa Shafa memang mengisi hatinya, pelan tetapi pasti.

Seperti ada tangan halus nan lembut yang mengulur ke arahnya, membantunya bangkit dari keterpurukan yang selama ini ia alami.

Shafa, sifat keibuannya, baik, senyuman malu-malu kucing yang menambah kesan imut. Baskoro sadari ia telah menaruh rasa, rasa yang sudah lama tak ia rasakan terakhir kali bersama Sintya. Cara Shafa memperlakukan anak-anaknya, pantas saja anak-anaknya begitu menyukainya.

Baskoro jadi ingat beberapa momen-momen di antara pertemuan sederhana  mereka yang begitu berkesan dan tak terlupakan.

Saat itu, saat di mana mereka makan bersama di restoran vegetarian langganan mereka, Baskoro penasaran dengan salad milik Shafa meski ia jelas tahu rasanya karena dulu pernah menyukai menu itu, dan siapa sangka Shafa menawarkan makanan untuknya kemudian ia disuapi.

Baskoro jujur agak kaget akan hal itu meski bahagia, begitupun Shafa yang ke mode malu-malu kucingnya.

Baskoro rasa ... Shafa memang ada rasa balik padanya, meski pasti wanita itu terlalu takut memilikinya karena yang ia tahu Baskoro belum move on pada istrinya. Yah, dia berusaha, dan sikap Shafa berhasil menarik perhatiannya.

Sekali lagi, pelan tetapi pasti.

Momen kedua ketika Baskoro merasa tangannya tiba-tiba keram karena terlalu banyak mengetik, menyetir pula nonstop, dan Shafa yang ternyata bisa menyetir menggantikannya. Namun Shafa tak terlalu tahu dengan cara kerja mobil Baskoro, hingga Baskoro memberikan intruksi. Saat itulah tangan keduanya bertemu, tangan Baskoro yang kesemutan seketika strum menyentuh tangan lembut Shafa.

Mereka sama-sama malu-malu karenanya.

Masih banyak momen manis lain selama bersama Shafa, dan anak-anak, dan yang paling Baskoro sukai adalah kala mereka liburan bersama ke taman bermain. Klise memang. Saat itu, Baskoro izin meninggalkan mereka untuk ke toilet karena sehabis naik roller coaster, dan meminta Shafa menjaga anak-anak sebentar. Saat pergi itulah, Tia Tio meminta naik komidi putar, Shafa menyetujuinya dan mereka bermain di sana.

Saat itulah, Baskoro datang dengan perasaan lega sehabis mabuk tadi, menemukan pemandangan paling menghangatkan sedunia baginya.

Anak-anak dan calon istrinya bermain di komidi putar, di mana Shafa menjaga anak-anak dengan sepenuh hati selayaknya anaknya sendiri. Tertawa bahagia bersama. Sekilas Baskoro mengingat masa lalu, di mana ia dan Sintya yang ada di komidi putar bersama, Baskoro terlihat malas di sana kala Sintya merekam kegiatan mereka dengan gembira.

Meski wajah Baskoro malas, melihat kebahagiaan Sintya saat itu ia juga bahagia.

Sangat, tapi dia tipe tsundere.

Dan melihat Shafa dan anak-anak saat ini, Baskoro tahu ia tak perlu menyembunyikan kebahagiaannya. Air mata bahagia turun dari pelupuk mata Baskoro, kehangatan ini sangat dirinya rindukan. Kehangatan keluarga kecilnya.

Baskoro langsung mengusap air matanya, tersenyum bahagia. "Eh kok duluan gak ngajak-ngajak? Ikut dong!" Baskoro berlari ke arah mereka.

Dan bersama masuk ke dalam kehangatan itu, Baskoro tahu Sintya benar.

Dengan itu pun, Baskoro ingin memantapkan hatinya, bukan hanya mengajak Shafa menjalin kasih antara ibu dan ayah--sama tetapi dengan ikatan yang lebih mengikat.

Baskoro menuju ke toko emas terdekat bersama dua anaknya yang bingung apa yang diinginkan ayah mereka ke sini.

"Nah Tia, Tio, kalian mau bantu Papi milihin cincin buat Bu Shafa gak?" Mendengar itu, sejenak mereka bingung, tetapi kemudian anak kembarnya bahagia karena menyadari satu hal.

BERSAMBUNG ....

•••

Cerita An Urie yang lain bisa kalian temukan di
Karyakarsa: anurie
Playstore: An Urie

DUDA DAN DUA BOCIL KEMBARNYA [B.U. Series - B]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang