Chapter 57

772 143 20
                                    

28 September 2021

•••

Pulang dari sekolah, Shafa bisa merasakan kelegaan dalam dadanya, meski ada sedikit kesedihan tersisa karena ditinggalkan orang yang paling ia cintai tetapi entah kenapa ada kebahagiaan pula di sana. Terlebih, kala bertemu Baskoro, dua anaknya, dan teman-teman mereka yang ada di samping mobil.

"Bu Shafa!" sapa Baskoro, Shafa paham embel-embel bu disematkan Baskoro karena mereka ada di depan anak-anak Baskoro.

"Pak Baskoro," sapa Shafa balik dengan ceria. "Anak-anak!" Ia juga menatapi anak-anak muridnya ramah.

Baskoro yang melihat Shafa sudah sangat membaik ikut senang akan hal itu.

"Bu Shafa!" Anak-anak gembira menyapa Shafa.

"Bu, pulang naik apa? Mau saya antarkan?" tanya Baskoro menawarkan, dua anak kembarnya sigap memegangi tangan Shafa dan anak-anak lain menatap memohon.

"Ayo, Bu! Pulang bareng!" ujar mereka.

Dan Shafa tentu tak bisa menolak wajah manis dan kehangatan itu. "Jika enggak keberatan."

Baskoro tertawa pelan seraya membukakan pintu untuk anak-anak, kemudian untuk Shafa. Mereka pun masuk disusul Baskoro paling akhir di kursi pengemudi tepat di samping Shafa. Dulu Shafa ingat ia enggan duduk di samping pria ini, tetapi sekarang rasanya ... bahagia.

Baskoro mulai menyalakan mesin mobil dan menjalankannya dengan kecepatan sedang.

"Ibu, Ibu makan di resto bareng kami lagi kan?" tanya Tia ceria, karena kebiasaan ayahnya sebelum pulang adalah membawa mereka ke restoran vegetarian.

Shafa sedikit kaget dan tak enak, ia menatap Baskoro, dan wajah Baskoro menatap dengan memohon agar Shafa ikut. Selain baik dan tampan, ternyata Baskoro juga sangat dermawan dan bahkan dengan teman-teman anak-anaknya tak membedakan. Pria itu sangat menyayangi si kembar yang sangat ingin sosok ibu, dan Shafa ... Shafa akan berusaha agar ia bisa menjadi sosok yang diinginkan mereka.

Baskoro dan keluarganya benar-benar tahu cara membuat suasana hati Shafa meningkat, dari tadi yang down dan hancur sehancur-hancurnya kini menjadi bahagia, begitu bahagia bersama mereka. Di restoran, makan bersama, kemudian grouply layaknya keluarga besar dengan enam anak kecil di sekitar mereka.

Semuanya memang akan baik-baik saja nantinya, Shafa jadi ingat salah satu lirik lagu dengan alunan lembut favoritnya yang pernah disetel bersama Juan.

Dan entahlah, meski sakit mengingat pria itu, melihat kebahagiaan yang ada di depan matanya Shafa bisa menepisnya. Ia merasa mungkin kedamaian akan hadir di depan, jika Juan memang benar bukan jodohnya pastilah Tuhan akan memberikan yang terbaik dan tepat untuknya, Shafa hanya perlu berusaha mendapatkan itu. Sesuai perkataan banyak orang, jodoh enggak bakal ke mana.

"Eh!"

"Eh!"

Shafa dan Baskoro kaget kala tangan mereka bertabrakan karena ingin mengambil minuman di atas meja, jus stroberi, keduanya yang duduk berdampingan sama-sama mengambil minuman itu.

"Oh, iya, ini minuman saya. Maaf maaf." Baskoro cengengesan seraya mengambil jus stroberi di sisi lain dirinya, ia merasa konyol karena ingin mengambil minuman orang lain. "Astaga, dah habis aja."

Shafa ikut tertawa. "Gak papa, Pak. Kalau masih haus minum aja." Shafa mempersilakan.

"Udah gak usah, itu punya kamu, saya pesen baru aja lagi." Baskoro lalu tersenyum hangat ke Shafa begitupun sebaliknya.

Lalu kemudian, keduanya terdiam, kenapa ada sisa listrik yang mengalir di bekas sentuhan tak sengaja tadi. Rasanya canggung, tetapi ada gelitik aneh di dada, hingga kedua pipi mereka memerah.

Apa itu? Parasit Resident Evil kah?

BERSAMBUNG ....

•••

Cerita An Urie yang lain bisa kalian temukan di
Karyakarsa: anurie
Playstore: An Urie


DUDA DAN DUA BOCIL KEMBARNYA [B.U. Series - B]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang