20 Agustus 2021
•••
Baskoro membuka matanya pelan tetapi pasti, mengerjap-ngerjap beberapa kali seakan mengumpulkan nyawa yang berterbangan di sekitar. Satu kedip, dua kedip, tiga ... Baskoro terdiam selama beberapa saat menatap langit-langit.
Ah, apa yang terjadi tadi? Oh benar, dia pingsan karena kucing untuk kedua kalinya, tetapi sekarang ia terbaring di kamar, bukan rumah sakit. Ia tak apa-apa, kan?
Ugh sepertinya tak apa-apa meski kepalanya agak pening.
Baskoro memegang keningnya, tetapi ada sesuatu yang aneh di sana. Di tangannya, menancap sesuatu.
Infus!
Mata Baskoro yang masih sayup-sayup seketika melebar sempurna. Oh no ....
Rasanya Baskoro ingin menangis, saat tak sadarkan diri ia kini diinfus dan dirawat di kamarnya sendiri. Ia tak akan bersyukur karena saat ditusuk tak terasa apa-apa, tapi jangan sangka ... kalau dilepas rasanya sama luar biasanya!
Mana berdarah pula! Heh!
"Bapak, Bapak baru siuman, istirahat saja dulu." Dengan pandangan syok Baskoro menatap ke arah suara, di mana ada wanita dewasa yang membawa nampan serta dua anak kembarnya. Ia menyeka matanya yang sudah siap melinangkan air mata, tak boleh tak boleh menangis apalagi di depan wanita.
Dia laki, dia kuat! Huhu!
"Papi!" pekik si kembar, dengan haru menghampiri ayahnya dan siap mengambur pelukan tetapi Baskoro menghindar.
"Eit eits eits! Liat, Papi diinfus! Hati-hati, dong!" Baskoro berkata kesal, nanti jika terlepas kan selain sakit, ia mungkin harus ditusuk lagi. Huhu bagaimana ini?
"Eh, iya hehe." Si kembar naik pelan ke kasur dan memeluk ayah mereka itu, Baskoro balas memeluk dengan satu tangan dan yang diinfus naik ke atas.
Shafa tersenyum menghampiri, ia meletakkan nampan di meja samping kasur dan terharu melihat keharmonisan keluarga itu. Baskoro sempat pingsan dari sore hingga hampir tengah malam begini, meski dokter bilang ia pingsan karena kaget, ketakutan ditambah kelelahan, syukurlah bukan hal yang parah, Shafa merasa bertanggung jawab menunggui ayah dari dua muridnya itu yang memang hanya Baskoro yang mereka punya.
Ia yang orang dewasa dan tidak tegaan tak akan sampai hati meninggalkan mereka, si kembar bilang mereka tak punya tetangga yang ada di rumah dan kakek nenek ada di luar kota. Papi mereka menjadi pimpinan di perusahaan luar kota ini seorang diri tanpa sanak saudara yang cukup dekat maupun tak sibuk. Perumahan elite ini memang sepi senyap Shafa sadari itu, jadi keputusannya yaitu menjaga Baskoro hingga siuman.
Tampaknya ia bisa pulang sekarang, tapi bagaimana nanti Baskoro yang notabenenya baru siuman? Keadaannya pasti tidak memungkinkan.
Kalau bermalam, apa bisa? Tidak tidak ... Shafa bingung sekarang! Haduh!
"Ah, udah udah, Papi takut infusnya copot nih!" Suara Baskoro mengalihkan pemikiran Shafa, tampak ayah si kember menjauhkan anak-anaknya yang merengut karena hal itu. "Udah, oke, Papi udah baik-baik aja."
Shafa tersenyum. "Syukurlah kalau begitu, Pak." Kali ini wajah Baskoro mengalih ke Shafa, mata cokelatnya yang terang tampak menerawang Shafa sedemikian rupa. Terawangan yang aneh hingga Shafa salah tingkah sendiri, jujur pesona pria tampan berbadan agak chubby dan berambut pink itu ... unik juga.
Sebagai penggila pink, ia sering berandai-andai ....
Namun Pak Juan nanti agak aneh jika rambutnya warna pink, kan? Tidak tidak bisa.
"Papi, Bu Shafa yang bantuin jagain kami pas Papi pingsan, dia juga jagain Papi!" pekik Tio memberitahu.
"Oh ya? Kenapa dia mau jagain kalian? Dia ... wali kelas kalian kan? Kok kalian bukannya nelpon orang deket Papi kenapa pake nyusahin guru kalian segala?" Baskoro bertanya panjang lebar dan Shafa agak terusik, Baskoro memang blak-blakan dan agak menyebalkan meski demikian Shafa harus terbiasa dengan mode hangatnya.
"Ih, Papi, kami panik Papi pingsan, temen-temen kami sibuk yang lain juga gak bisa diganggu, masih untung ada Bu Shafa! Kalau enggak?" Tia memarahi ayahnya dan Tio mengangguk. "Bilang makasih kek!"
Pantas saja sih anak Baskoro agak emosian, ayahnya memang bikin emosi.
"Hm iya iya." Baskoro menatap Shafa. "Makasih, kek."
Oke, Shafa tak pernah ingin menghajar orang sebelumnya.
BERSAMBUNG ....
•••
Cerita An Urie yang lain bisa kalian temukan di
Karyakarsa: anurie
Playstore: An Urie
KAMU SEDANG MEMBACA
DUDA DAN DUA BOCIL KEMBARNYA [B.U. Series - B]
Romance18+ Baskoro Ubait, aka Baskom, adalah makhluk berspesies duda, dengan dua bocil kembar pengantinnya yang imut tiada duanya. Baskom hobi selfie, badannya gemoy (dilarang menyebut gembrot), berisi gitu (tulang ya, bukan lewmawk, katanya), tidak sixpac...