5 Oktober 2021
•••
Pagi hari yang cerah, Baskoro bangun pagi dengan ceria, ia paling awal bangun dan itu mengagetkan bibi yang datang. Karena biasanya, si kembarlah yang membukakan pintu, tetapi kali ini tuannya yang ada di sana barulah si kembar menyusul. Wajah Baskoro tampak secerah pagi ini juga, suasana hatinya memang baik saat ini.
Rutinitas pagi dijalankan tanpa beban, mandi, memakai pakaian, kemudian sarapan bersama. Keluarga kecil itu tampak bahagia, kakek dan anak-anak menatap dengan pandangan penuh keceriaan karena ayah mereka akan menjaga Bu Shafa mereka dengan baik, pula move on dari istrinya.
Setelah sarapan, mereka pun siap berangkat ke sekolah.
"Pah, aku sama anak-anak pergi dulu, ya. Jaga rumah, jangan sampe melarikan diri." Baskoro bergurau.
"Astaga ni anak ada-ada aja." Keduanya hanya tertawa. "Semangat, Putraku yang Bongsor!"
Baskoro hanya memutar bola mata dan tertawa lagi bersama ayah serta dua anaknya, sebelum akhirnya memasuki mobil. Mengucapkan salam terakhir kali, Baskoro mulai menjalankan mobil menuju ke sekolah si kembar. Tak ada wajah kusut, tak ada hal buruk, semua berjalan lancar hingga akhirnya mereka sampai di sekolah si kembar.
Hal ini bertepatan dengan Bu Shafa yang baru datang bersama ojek online-nya, melihat itu selain Tia Tio, Baskoro juga ikut keluar mobil dan menghampiri Shafa yang siap masuk sekolah.
"Ibu, Pagi Bu!" sapa Tia Tio bersamaan, menyalami gurunya itu.
"Pagi juga, Tia, Tio!" Shafa menyapa balik, mengusap lembut puncak kepala mereka, sebelum akhirnya Tia Tio pamit pergi memasuki area sekolah--tak ingin mengganggu momen Papi dan calon Mami mereka.
"Shafa!" Baskoro menyapa, Shafa sebenarnya sedari tadi menyadari kehadiran Baskoro, kejadian kemarin masih terngiang di kepala karena sangat canggung, tetapi wanita itu hanya tersenyum dan berusaha sekuat tenaga menatap, takut dikira tak sopan.
"Baskoro." Shafa mengangguk menanggapi.
"Gimana kabar kamu?" tanya Baskoro, Shafa tak seberantakan kemarin, ia jauh lebih segar dan ceria.
"Baik ...." Shafa tersenyum malu-malu. "Karena kamu juga, kemarin aku udah bisa yah ... sedikit demi sedikit." Shafa jujur akan hal itu, perasaannya sudah terobati sedikit demi sedikit.
Dan Shafa yakin suatu hari nanti, ia akan menemukan pria yang tepat dan bisa membuka hatinya. Namun Shafa merasakan ... hatinya memang agak terbuka entah untuk siapa ....
Shafa menatap Baskoro yang tersenyum hangat ke arahnya, seketika wanita itu kaget betapa mempesonanya pria tersebut. Ugh berusaha menekan kecanggungan, malah berujung begini!
Laki-laki memang gampang sekali melupakan hal yang menurut wanita sangat tidak terlupakan, ya? Meski Shafa sadar, salah sangka itu tak seharusnya ia pikirkan berlarut-larut. Ugh ....
"Syukurlah, Shafa." Baskoro memperhatikan Shafa yang masih malu-malu kucing terhadapnya, jika dilihat memang Shafa begitu manis. Ia akan berusaha membuka hatinya sekarang, entah diterima atau tidak ia akan terus berusaha. "Oh ya, next time, saat kamu pengen berangkat ke sekolah, telepon saja aku."
"Eh?" Shafa tentu kaget akan penawaran itu.
"Anak-anak suka dekat dengan kamu, jadi yah ...." Baskoro tak sepenuhnya salah meski ia memakai kedok anak-anaknya agar memulai start bagus dengan Shafa, toh mereka memang menginginkan itu kan? "Kamu enggak keberatan kan?"
"Mm ... justru aku yang harusnya tanya begitu, Baskoro. Kamu ... terlalu baik ...." Shafa terus-terusan diberi sesuatu, sementara dirinya? Apa yang ia berikan pada Baskoro?
"Aku hanya pengen anak-anakku ceria setiap hari sama ibu sambungnya ... maaf jika itu buat kamu gak nyaman."
Justru semakin dekat semakin nyaman! Shafa akui, jika lama-kelamaan begini, ia mungkin akan benar-benar ingin jadi ibu sambung si kembar, tapi apa Baskoro akan membuka hatinya padanya padahal pria itu susah move on.
Satu sisi, ia juga ingin membahagiakan Tia Tio, di sisi lain ada rasa takut akan cinta tak terbalas terulang kembali. Dia kudu piye?!
BERSAMBUNG ....
•••
Cerita An Urie yang lain bisa kalian temukan di
Karyakarsa: anurie
Playstore: An Urie
KAMU SEDANG MEMBACA
DUDA DAN DUA BOCIL KEMBARNYA [B.U. Series - B]
Romance18+ Baskoro Ubait, aka Baskom, adalah makhluk berspesies duda, dengan dua bocil kembar pengantinnya yang imut tiada duanya. Baskom hobi selfie, badannya gemoy (dilarang menyebut gembrot), berisi gitu (tulang ya, bukan lewmawk, katanya), tidak sixpac...