Chapter 67 (END)

3.5K 196 19
                                    

9 Oktober 2021


•••

Shafa masih diam, berusaha mencerna apa yang barusan ia dengar. Ia bahkan mencubit tangannya, sakit, dan tahu ini memang kenyataan. Dan jika benar ini kenyataan, kenyataan paling luar biasa yang Shafa rasakan.

Jika Baskoro cinta padanya balik, jadi ini bukan cinta sebelah tangan, Shafa juga mencintai Baskoro dan Baskoro ternyata memang sengaja melakukan hal-hal manis itu memang untuk menggaet hatinya.

Rasanya Shafa terharu, sangat terharu.

Ternyata memang akan ada pria yang tepat hadir di hatinya, bahkan langsung gaskuen menuju ke pelaminan, wanita mana yang tidak bahagia setelah disakiti dan jatuh cinta lagi, kini hal paling indah hadir di depan matanya.

Astaga astaga astaga!

Namun, diamnya Shafa dengan wajah syok membuat Baskoro heran, wajahnya bingung sebelum akhirnya menyendu. "Mm ... kurasa emang terlalu cepat untuk--"

"A-aku juga cinta sama kamu!" Akhirnya kalimat itu keluar, ia tak mau sampai Baskoro kecewa dan dirinya sendiri menyesalinya. Sebagai wanita yang memang ingin menikah, jelas ia akan menerimanya.

Selama ini Baskoro yang ia lihat ... sangat baik dan perhatian, bahkan keayahan, sosok yang amat ia nantikan.

Wajah sendu Baskoro seketika mencerah. "Kamu nerima lamaranku?" tanya Baskoro tak percaya, dan Shafa dengan senyuman malu-malu mengangguk.

Jika tahu Baskoro menerimanya, jelas ia tak akan menunda dan mengurungkan diri lagi. Terima kasih pada Sintya yang merestui mereka!

Shafa mengangkat tangannya, dan Baskoro mengambil lembut lengan halus itu, pun menyematkan cincin tersebut di jari manisnya. Tampak indah cincin yang kesannya ada warna merah mudanya di sana. Ini cincin yang manis dan lucu.

"Itu pilihan dari anak-anak juga, katanya ada pink-pink-nya jadi cocok buat kamu yang maniak pink." Shafa dan Baskoro tertawa bahagia.

"Selamat ya, Pak Baskom, Bu Shafa!" Dan keduanya tak sadar, seakan tadi dunia milik berdua, padahal mereka ada di ranah publik. Mereka sadar hal itu kala Pak Satpam yang berkata demikian.

Keduanya malu tetapi yah sorakan gembira di sekitar, terlebih ada anak-anak Baskoro yang mendukung, mereka juga ikut bahagia bersama mereka.

"Ya udah, kita ke rumahku yuk, aku mau kenalin kamu ke orang tuaku dan nanti aku ke orang tua kamu. Oh ya kamu gak keberatan lagi, kan?" Baskoro memperlihatkan mobilnya, mengkode apakah Shafa masih tak enak hati menerima kebaikannya.

Tentu saja tidak, Shafa tak akan keberatan lagi mengetahui ... Baskoro calon suaminya sekarang.

"Oh ya, satu lagi!" Baskoro mengeluarkan ponselnya. "Kalian jadi background bahagia dong, anak-anak sini di depan, Shafa kamu tunjukin cincinnya ke kamera. Kita grouply cakep, yuk yuk yuk!"

Yah, mungkin akhir-akhir ini bisa dikatakan Baskoro terkena siraman rohani hingga sifat nyebelinnya hilang terganti sifat hangat, gentle, dan berkharisma, tetapi akan tetap ada sifat Baskoro yang melekat dan tak bisa dibuang, sifat narsisnya saat ini. Namun, semua yang bahagia termasuk Shafa menurut saja akan permintaan pria itu untuk grouply bersama.

Dan mengunggah foto mereka, dengan caption: "She said yes."

Sebuah keklisean yang begitu hakiki.

THE END

DUDA DAN DUA BOCIL KEMBARNYA [B.U. Series - B]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang