17 September 2021
•••
"Mami kita di surga pasti seneng kalau ada yang gantiin dia jaga kita, aku yakin Mami suka sama orang baik, cantik, dan penyayang kayak Bu Shafa. Iya gak Mi?" Tia bertanya.
Benar, itu ucapan yang benar, tapi tetap saja Baskoro tak sanggup menggantikan siapa pun di hidupnya. Tidak.
"Wah, serius? Asyik!" Tio memekik bahagia.
Kebahagiaan anaknya memang nomor satu, tapi jika harus menggantikan Sintya ....
"Serius dong! Nih liat nih! Mami ... Mami kalau setuju Papi sama Bu Shafa yang baik, cantik, dan penyayang kayak Mami bilang dong ... eh iya bikin lampunya kedap-kedip kalau iya! Kalau enggak jangan lakuin apa-apa."
Baskoro terdiam mendengar itu, kenapa permintaan Tia itu? Namun seperdetik kemudian ia tercengang menatap langit-langit rumah, di mana lampu-lampunya mulai berkedip.
Lah kok horor?
"Yeay, Mami setuju!" Baskoro takut di sini lho, kenapa si kembar malah kegirangan? Ini memang benar pesan dari istrinya atau seseorang memainkan listrik di rumah? Baskoro bergedik ngeri ... masa istrinya sih?
Baskoro takut sekalipun jika itu benar tanda-tanda dari istrinya.
"Wah Tia, kamu keren!" Keren apanya, horor ini! "Tia, Tia, suruh Mami tampakin diri dong!"
Wohelah ni anak!
"Oke oke." Anaknya ini anak indigo atau apa ini?! "Mami, tampakin diri dong, tapi kalau susah Mami rasukin aja Papi buat ke sini!"
Deg!
Jantung Baskoro rasanya mau copot mendengarnya, Baskoro bergedik ngeri dan langsung buru-buru ke kamar di antara kedap-kedip lampu yang masih berdisko. Entah kenapa hawanya jadi dingin, dan Baskoro langsung bersembunyi di balik selimut. Menutupi seluruh badannya.
"Baskom ...." Baskoro bisa mendengar seseorang memanggilnya.
Tidak, pasti hanya sekadar halusinasi. Hanya halusinasi!
Tapi kenapa terlalu nyata?!
"Baskom ...." Lagi, suara halus yang sangat dikenalinya itu, lalu disertai elusan di kepala.
Baskoro dengan rasa takut memberanikan diri melihat, ia penasaran dengan suara itu dan kala membuka selimut.
Baskoro terperanjat melihat sosok di sampingnya. "Papah, ngagetin aja!"
"Kamu ini dari tadi Papah panggil, malah ngacir ke kamar!" Ayahnya berkecak pinggang.
Ugh ternyata memang halusinasi.
"Ini kenapa listrik di rumah kamu ini? Papah lagi nonton drakor malah mati nyala mati nyala," keluh pria itu. Baskoro menghela napas lega seraya mengusap dadanya. "Kamu ini kenapa sih? Kayak abis dikejar setan aja!"
"Gak papa, Pah. Cuman ... kaget aja." Baskoro enggan memberitahukan kebenaran yang tak masuk akal itu, ia masih percaya hal logis.
Lalu, lampu pun kembali normal seperti biasa setelah beberapa saat seperti tadi. Keduanya menatap langit-langit rumah.
"Kayaknya kamu harus panggil tukang reparasi listrik besok, antisipasi sekitar, ayo kita periksa."
Baskoro mengangguk dan menuruti perintah ayahnya, dengan menekan semua rasa takut ia mulai memeriksa keadaan sekitar. Lampu mati nyala dengan durasi cepat dikhawatirkan akan ada masalah, konsleting listrik salah satunya, tetapi syukurlah tidak terlihat masalah itu.
Namun Baskoro tahu ia tetap harus memanggil tukang reparasi listrik.
Entahlah, Baskoro berharap memang ada yang rusak, karena jika demikian pastilah soal anaknya yang memanggil istrinya di alam lain itu ... astaga Baskoro memikirkan apa.
Baskoro menghela napas, pun menuju ke dapur di mana ayahnya tengah mengambil cemilan dan minuman dari lemari es.
"Pah, Papah kenapa gak tidur-tidur sih? Bukannya besok gantiin aku kerja?" Baskoro heran pada ayahnya.
"Papah udah tunjuk seseorang sebagai perwakilan, lagian suka-suka Papah lah." Pria itu lalu menyelonong pergi meninggalkan Baskoro yang lelah dan frustrasi di dapur.
Baskoro duduk di kursi, menguap, lelah sekali sekarang. Ia ingin menuju kamar, tetapi malas, hingga akhirnya pria itu pun tidur dengan posisi duduk di kursi dan kepala berbaring di atas meja.
Tenang dan nyaman, bahkan sekalipun angin dingin menerpanya Baskoro tetap nyaman tertidur.
BERSAMBUNG ....
•••
Cerita An Urie yang lain bisa kalian temukan di
Karyakarsa: anurie
Playstore: An Urie
KAMU SEDANG MEMBACA
DUDA DAN DUA BOCIL KEMBARNYA [B.U. Series - B]
Romance18+ Baskoro Ubait, aka Baskom, adalah makhluk berspesies duda, dengan dua bocil kembar pengantinnya yang imut tiada duanya. Baskom hobi selfie, badannya gemoy (dilarang menyebut gembrot), berisi gitu (tulang ya, bukan lewmawk, katanya), tidak sixpac...