2 Oktober 2021
•••
Usai mandi, membersihkan diri dan berganti pakaian, nyatanya hanya badannya yang segar, isi otaknya masih memanas saking banyaknya ia berpikir. Baskoro jadi hanya rebahan di kasur, menolak diajak makan malam bersama dan berdalih ada pekerjaan sejenak, meski tahu Baskoro bohong ayahnya memilih memberikan ruang untuk Baskoro yang jelas sedang berpikir akan keputusan tepat.
Apa keputusan tepatnya?
Apa!
Baskoro guling-guling di atas kasur, kali saja otaknya yang diputar-putar mengeluarkan sebuah ide cemerlang.
Sementara di sisi lain, si kembar menatap ke arah kamar kakek mereka, memastikan kakek mereka sudah tidur mereka pun berlari kecil menuju kamar ayah mereka.
"Dia masih bangun!" beritahu Tio berbisik usai mengintip pria itu. "Lagi guling-guling."
Tia mengangguk dan keduanya menuju kamar mereka, Tio mengambil kain putih serta sapu sedang Tia mengeluarkan ponselnya. Aplikasi pengubah suara tertera di sana.
"Satu dua ...." Suara Tia awalnya seperti biasa. Namun usai menekan perubah suara itu. "Satu dua ...." Suara Tia seperti wanita dewasa.
"Wah, hebat!" Tio memuji saudarinya. "Tapi itu emang suara Mami ya?" tanyanya bingung.
"Rada beda sih gak kayak di video. Tapi kan bisa dibikin gema, biar samar-samar dan nambah kesan serem. Ya gak?" Tio berpikir sejenak kemudian mengangguk setuju. "Setelah ini, Papi pasti gak bakal nyakitin Bu Shafa lagi, karena Mami sendiri yang bilang biar Papi selalu jaga Bu Shafa!"
Keduanya tertawa girang.
Rencana dua bocil itu memang gendeng, tahu ayahnya sangat takut hantu tetapi juga mencintai sang mendiang Mami, mereka memanfaatkan itu untuk menyamar menjadi hantu Mami mereka yang nantinya akan berpesan agar Baskoro tak menyakiti Shafa lagi. Meski bohongan, mereka sendiri yakin Mami mereka di sana juga pengen begini.
Sapu diselubungi kain putih, membentu wujud hantu kain berdiri yang dipegang oleh Tio, dan Tia sebagai pengisi suaranya melalui aplikasi perubah suara. Mereka memastikan sekali lagi menuju kamar kakek mereka, masih aman, sebelum akhirnya diam-diam ke kamar sang ayah.
Baskoro tak ada di sana!
"Dia di mana?" tanya Tia bingung, Tio menggedikan bahu.
"Dari tadi kan aku sama kamu, gak mungkin tau dong."
"Ish!" Tia mendengkus karena ucapan adiknya itu.
"Kan bener kan?" Tia hanya menghela napas pasrah tak ingin menanggapi lebih jauh.
"Kita cari Papi dulu, sembunyi-sembunyi jangan sampe ketahuan!" Tio mengangguk paham dan mereka mulai mencari ayah mereka di seisi rumah, beruntung badan mereka kecil dan banyak celah hingga gampang bersembunyi, dan ditemukan mereka Baskoro ada di dapur, tengah makan dengan lahap.
Tio siap maju, tetapi Tia menahannya.
"Tunggu waktu tepat!" katanya berbisik, dan Tio mengangguk mengerti.
Mereka menunggu Baskoro yang masih banyak pikiran makan hingga selesai, pria itu lalu mencuci piringnya dan Tia mendorong saudara kembarnya itu.
"Maju dikit, hati-hati kamu keliatan!" Tio menuruti perintah saudarinya itu.
Tia berdeham, mendekatkan ponsel dengan aplikasi perubah suara ke mulutnya, dan mulai bersuara. "Baskoro ...."
Baskoro yang asyik mencuci piring karena banyak pikiran, tak mendengar ucapan itu, bahkan ia asyik memasukkan piring bersih ke rak tanpa merasa terganggu.
Tia Tio bertukar pandang heran, tetapi tak menyerah.
"Baskoro ...." Tia menyaringkan suara, dan melembutkan dengan nada seram, tetapi anehnya Baskoro masih tuli saja dengan ungkapannya.
Dengan sedikit kesal, Tia mendengkus dan bersuara lagi.
"Baskom ...." Barulah, Baskoro tersadar, ada suara wanita dengan nada seram memanggilnya. Seketika bulu di sekujur tubuh Baskoro merinding, di sini tak ada wanita dewasa ....
Sadar ayah mereka mulai bereaksi, si kembar tersenyum puas.
"Ini aku, Sintya."
Jantung Baskoro seketika mau copot.
BERSAMBUNG ....
•••
Cerita An Urie yang lain bisa kalian temukan di
Karyakarsa: anurie
Playstore: An Urie
KAMU SEDANG MEMBACA
DUDA DAN DUA BOCIL KEMBARNYA [B.U. Series - B]
Roman d'amour18+ Baskoro Ubait, aka Baskom, adalah makhluk berspesies duda, dengan dua bocil kembar pengantinnya yang imut tiada duanya. Baskom hobi selfie, badannya gemoy (dilarang menyebut gembrot), berisi gitu (tulang ya, bukan lewmawk, katanya), tidak sixpac...