3 September 2021
•••
"Tia, Tio!" pekik Baskoro ceria ke anak-anaknya, si kembar yang tengah belajar di kamar menoleh ke sang ayah yang ada di ambang pintu. "Coba tebak, Papi dapet apa?"
Keduanya bertukar pandang bingung sebelum akhirnya menatap ayah mereka lagi. "Apa, Pi?"
"Tada!" Baskoro memperlihatkan tiga buah tiket di tangannya, tiket pesawat. "Papi rencananya dipindahtugaskan ke luar negeri, lho. Singapura. Keren kan?" Baskoro tampak bahagia.
Namun, lain dengan anak-anaknya.
"Dipindahtugaskan?" tanya Tia bingung.
"Kita harus pindah jadinya?" tanya Tio menimpali.
Baskoro mengangguk. "Yap, kapan lagi kita tinggal di Singapura? Sekolah di sana. Keren--"
"Gak mau!" Serempak, dua anaknya itu menjawab. "Kami gak mau pindah!" Baskoro terdiam, ia menatap anak-anaknya yang matanya berkaca-kaca.
"Kenapa dipindahin tugas? Buat apa? Emang Opa nyuruh Papi?" tanya Tia, sedikit sesenggukan.
"Kami enggak mau pindah, kami nanti ninggalin temen-temen kami!" pekik Tio, keduanya pun saling berpelukan.
Baskoro semakin merasa bersalah. "Ya-ya udah, Papi kasih tau Opa biar ngerubah rencananya ya, kalian jangan sedih. Udah udah, kita gak jadi pindah!"
Wajah keduanya kembali ceria, seketika turun dari kursi mereka dan memeluk Baskoro erat. "Makasih, Papi!" Baskoro mengusap kedua puncak kepala mereka dan tersenyum hambar.
"Ya udah, kalian balik lagi belajar, Papi bakalan ngomong sama Opa!" Keduanya mengangguk dan kembali ke meja belajar mereka, Baskoro masih menatap sendu sebelum akhirnya beranjak keluar meninggalkan mereka menuju kamarnya.
Baskoro menatap tiket pesawat di tangannya, yang ia letakkan ke atas meja, sebelum akhirnya duduk tepi kasur. Baskoro mengambil ponselnya dan menghubungi seseorang.
"Papah sudah tebak, pasti mereka gak mau pindah kan?" Baru panggilan terhubung, sudah ada suara seorang pria mengatakan itu.
Baskoro menghela napas panjang. "Iya, Pah. Tia Tio gak mau, dan aku kasihan juga kalau mereka sampai kehilangan temen-temen mereka. Aku ... aku harus gimana Pah? Apa perlu temen-temen Tia Tio diajak juga ke Singapura?"
"Kami ini ada-ada aja Baskom, gimana mungkin seperti itu!" Pria di seberang sana mendengkus pelan. "Baskoro, Papah harap kamu gak kabur, kamu harus menghadapi apa yang ada di depan kamu, lagipula untuk apa hanya karena ada teman SMP kamu kamu sampe ngebet kabur mulu huh? Baskoro, sudah saatnya kamu belajar move on!"
Baskoro terdiam, ia tak tahu harus menjawab apa atas ocehan ayahnya itu. Dadanya terasa agak perih.
Move on?
Baskoro kabur dari kota kelahirannya, tempat di mana ia menemukan cinta sejatinya, dan kala cintanya pergi meninggalkannya bersama dua malaikat kecilnya, ia datang ke sini. Tujuannya sebenarnya menghindari masa lalu menyakitkan tentang ia dan istrinya. Di kota ini adalah yang paling aman, bagi Baskoro yang sudah mensurveinya sedemikian rupa, tetapi nyatanya dunia pasti berputar ke situ-situ saja.
Bertemu seseorang di masa lalu, teringat soal istrinya, semuanya itu menyakitkan.
Sebenarnya Baskoro selalu ingat istrinya, kala orang-orang memanggilnya Baskom, kala anak-anaknya berkata soal ibu mereka, hanya dengan kekonyolan serta makanan yang bisa menutupi rasa sakit itu--yang sebenarnya tak seberapa. Tetapi kala bertemu Juan teman sekelasnya, rasa sakitnya terlalu luar biasa.
Kekonyolannya adalah bagian dari istrinya, membuat Baskoro mengingat semua hal manis mereka saja demi menutupi kepedihannya.
Baskoro tahu Juan, dia salah satu temannya, ia ingat Juan dan istrinya pernah dekat beberapa kali, pernah masuk ke kerja kelompok yang sama, ia ingat itu semua dan itu menyakitkan.
Sangat menyakitkan ....
Baskoro masih terdiam padahal ayahnya terus mengoceh, sampai akhirnya ia tersadar.
"Baskoro, kamu masih di sana huh? Baskoro!"
"Ah, ada urusan sama si kembar bentar, dah Pah!" Segera ia mematikan panggilan dengan dalih bohong itu.
BERSAMBUNG ....
•••
Cerita An Urie yang lain bisa kalian temukan di
Karyakarsa: anurie
Playstore: An Urie
KAMU SEDANG MEMBACA
DUDA DAN DUA BOCIL KEMBARNYA [B.U. Series - B]
Romance18+ Baskoro Ubait, aka Baskom, adalah makhluk berspesies duda, dengan dua bocil kembar pengantinnya yang imut tiada duanya. Baskom hobi selfie, badannya gemoy (dilarang menyebut gembrot), berisi gitu (tulang ya, bukan lewmawk, katanya), tidak sixpac...