18 Agustus 2021
•••
Tio mengambilkan sebuah sendok makan untuk ayahnya.
"Lho, kok ini?" Mana bisa ia melindungi diri dengan sebuah sendok begini? Astaga! "Mana bisa senjatanya ini doang lah!"
"Itu doang yang ada, Papi cari sendiri deh!" Tio merengek.
Baskoro mendengkus, pria itu menatap sekitaran, dan matanya menangkap panci yang tak jauh dari mereka berdiri. Segera, ia mengambilnya. "Nah, kalau ini, plang langsung mampus!" kata Baskoro bangga dengan senjata yang didapatkannya.
"Papi, ada bayangan di sana!" pekik Tia hingga Baskoro menoleh ke arah Tia menunjuk, ke arah samping lemari tadi, Baskoro jadi semakin takut dan meneguk liur dengan pahit. Namun, ia menarik embus napas mengendalikan rasa takutnya demi tidak ada a thread di twitter tentang betapa pengecutnya ia.
Ancang-ancang menampol dengan panci, Baskoro mulai mendekat ke arah sana, pelan tetapi pasti.
"Papi, kenapa majunya dikit-dikit?! Langsung sergap hantunya dong!" Si kembar mendorong-dorong ayah mereka itu.
"Ih, astaga Tia Tio! Kalau mau nyergap kudu pelan tapi pasti kayak ninja!" Baskoro tak terima, ia terus didorong dua anak kembarnya yang sebenarnya tak menggeser badannya sama sekali karena selain kekuatan Baskoro jelas di atas mereka, dia juga berat karena berat badan Baskoro blewah.
"Papi, kami bikin a thread nih!" ancam si kembar, dan Baskoro berdecak mendengar itu.
"Ih nyebelin!" Baskoro merengek, mau tak mau ia maju dengan intesitas lebih lebar, langkahnya terus maju sedang dua anaknya kini bersembunyi di balik badannya, terus maju dan maju sampai ....
Ketiganya berteriak histeris.
Itu dikarenakan makhluk itu, bayangan, tiba-tiba melompat di samping mereka dan berlari cepat keluar. Namun, si kembar sadar apa makhluk itu hingga mereka mendengkus sebal.
"Cuman kucing ternyata, kirain apa." Tio mengusap dadanya.
"Iya, mana ada hantu di sini, pasti takut sama Papi yang mukanya lebih serem dari hantu," ejek Tia dan keduanya tertawa geli akan lelucon mereka meski demikian segera menutup mulut mereka.
"Gak boleh hina orang, ingat!" Mereka mengingat nasihat Bu Shafa demi menjadi anak baik bagi wanita itu. Keduanya mengangguk setuju.
Ada hal yang aneh kemudian yang mereka rasakan, di mana ayah mereka tampak bungkam tanpa bicara apa pun sedari tadi, wajah dua anak itu pun mengarah ke sang ayah yang ternyata masih berdiri mematung sambil memegang panci di tangan. Mereka menatap heran, Baskoro bak patung dengan tatapan kosong.
"Papi, Papi kenapa?" tanya Tio, menatap wajah Baskoro yang terlihat syok.
"Jangan-jangan Papi kesambet?" Ungkapan Tia membuat keduanya kaget. Mereka bertukar pandang horor sebelum akhirnya menatap ayah mereka lagi.
Baskoro mulai mendudukkan diri, pria itu merasa kakinya seakan meleleh, kemudian berebah, hingga akhirnya tepar di tempat.
"Lho Papi kenapa?" Si kembar mulai panik karena ayah mereka tak sadarkan diri, mereka segera menghampiri Baskoro meski dengan agak takut-takut.
Kali saja Baskoro bangun-bangun kesurupan sambil berteriak aing maung aing maung.
"Papi, Papi kenapa? Bangun!" Tio meneriaki, tetapi Baskoro tak bangun, dan rasa khawatir mulai membanjiri mereka.
Rasa panik yang menghilangkan rasa takut membuat mereka menggoyangkan badan gempal Baskoro. "Papi, bangun! Papi kenapa?!" Mereka mulai panik.
Namun, mendengar suara dengkuran, Tia Tio terdiam selama beberapa saat. "Lho, Papi cuman tidur?!" pekik mereka kesal.
"Ish, Papi nyebelin! Nyebelin! Nyebelin!" Tio memukul-mukul kaki ayahnya itu.
Tapi Tia segera menghentikan. "Eh, jangan, entar Papi bangun!" Tia menatap saudara laki-lakinya itu dengan senyuman penuh arti yang dibalas wajah bingung. "Aku punya ide, kamu ambil hape kita deh!"
"Buat apa? Oh bikin thread Papi kita pingsan tapi ternyata ngorok ya?" tanya Tio tertawa.
"Bukan, ambil aja dulu nanti kamu paham!"
Meski bingung, akhirnya Tio menurut saja suruhan saudari kembarnya itu.
BERSAMBUNG ....
•••
Cerita An Urie yang lain bisa kalian temukan di
Karyakarsa: anurie
Playstore: An Urie
KAMU SEDANG MEMBACA
DUDA DAN DUA BOCIL KEMBARNYA [B.U. Series - B]
Romance18+ Baskoro Ubait, aka Baskom, adalah makhluk berspesies duda, dengan dua bocil kembar pengantinnya yang imut tiada duanya. Baskom hobi selfie, badannya gemoy (dilarang menyebut gembrot), berisi gitu (tulang ya, bukan lewmawk, katanya), tidak sixpac...