Chapter 11

1.6K 221 7
                                    

12 Agustus 2021

•••

"Oke aja Pi, keren!" Si kembar mengacungkan jempol ke ayahnya yang kemudian tertawa bahagia sambil fokus ke ponsel lagi.

Namun, saat ingin memberitahukan warna yang pas, wajah si kembar seketika memanyun kesal.

"Kenapa?" tanya Nanda.

"Papi gak mungkin suka warnain rambutnya warna pink, Papi gak suka warna itu sama sekali. Tau kan dia sok sokan maskulin!" kata Tia, dan Tio mengangguk setuju akan ungkapan saudarinya itu.

"Coba bujuk aja!" Syila memberi saran. "Kali aja mau."

"Gak bakal mau." Tio menggeleng. "Dulu aja Papi ampe nangis gak mau ngomong gara-gara pesenan dia warnanya salah jadi pink."

"Wah parah juga ya ...." Kadita bergumam.

"Wah, kurirnya gak dibentak kan? Takutnya viral entar."

"Gaklah, Papi mah paham kurir cuman nganter. Eh keknya Papi harusnya bentak aja deh, hobi Papi kan jadi viral." Mereka berbicara yang lain.

Kadita menyela. "Kok jadi ngomongin itu sih? Fokus ke warnain rambut." Semuanya terdiam. "Menurutku jangan deh, entar--"

"Eh aku punya ide!" Tio tiba-tiba berkata dengan bahagia, ia lalu memberitahukan rencananya pada sahabat-sahabatnya itu.

Wajah Kadita seketika tak nyaman. "Apa gak papa? Reaksi Papi kalian aja kek gitu ...."

"Udah, gak papa!" kata teman-temannya santai, Kadita hanya bisa menghela napas pasrah.

Tak lama pun, pesanan mereka sampai, dan Baskoro langsung terkejut terheran-heran dengan pesanannya yang ... sangat hijau!

"Selamat menikmati pesanan Anda, jika ada perlu--" Baskoro langsung berdiri dari duduknya, mengagetkan anak-anak dan pelayan itu terlebih mata Baskoro kini kesal menatapnya.

Baskoro lalu mendekatkan wajahnya ke arah si pelayan. "Saya bilang less aja sayurnya, ini kenapa saya yang paling banyak sayurnya?! Itu buat anak-anak!" Baskoro berbisik dengan penuh penekanan.

Pelayan itu kaget, dipikirnya yang dewasa ingin sayur lebih karena biasanya kan anak-anak yang tak suka sayur! Astaga!

"Wah, Papi hebat ih, banyak banget sayurnya, Papi habisin ya!" puji si kembar dan ayahnya menoleh dengan wajah tak nyaman.

"Iya, Om--eh Kakak hebat deh!" puji yang lain.

Mereka tahu Baskoro pasti minta tanpa sayur tapi syukurlah malah banyak sayur, jadi agar Baskoro memakannya harus ad pujian di sana. Karena memang Baskoro sangat suka pujian--pria itu haus pujian.

"Ba-Bapak mau ganti--"

Baskoro tersenyum keji. "Gak usah." Pria itu lalu duduk di tempatnya lagi.

Apa harus ia menjadi herbivora saat ini? Baskoro meneguk saliva tertahan sedang si pelayan perlahan mundur untuk beranjak pergi dengan takut.

Baskoro menatap anak-anak, makan dengan lahap menu sehat khusus mereka, lalu menatap punyanya lagi yang dominan hijau. Hm sebenarnya makanannya bagus buat foto, sih.

"Papi gak makan?" tanya Tia melihat ayahnya diam dari tadi.

"Eh mm ... mau foto bareng dulu, hehe ...." Baskoro nyengir lebar. Selain memang ingin berfoto dan memang sangat bagus ternyata, ia juga ingin mengulur waktu.

Lumayan untuk hastag #heatlhylife.

"Papi, cepetan makan entar gak enak lagi kebanyakan angin!" kata Tio, anak itu makan dengan lahap sayurnya.

Ugh Baskoro merasa kalah dengan anak-anak yang malah suka sayuran mereka, mungkin beberapa suap sambil menyingkirkan sayuran ini tak akan membunuhnya.

Memang tak akan, Baskoro saja yang lebai.

"Selamat makan, Papi/Om--eh Kakak!" kata anak-anak itu dan Baskoro semakin ciut, takut dikatakan lemah oleh mereka karena tak bisa makan sayur sedang mereka yang anak-anak bisa.

Oke, Baskoro, sayur tak membunuhmu. Lagian, jangan dirasakan, jangan dirasakan. Baskoro mewanti dirinya sendiri dan mulai memakan suapan pertama.

Astaganaga ....

Baskoro siap muntah layaknya kucing keselek bulunya sendiri, tetapi ia menahan diri dan tetap mengunyah, tak ada rasanya, tak apa, tak akan membunuh, kuat-kuat Baskoro.

Dan akhirnya, satu telan berhasil.

"Yeay, Papi keren deh!" Baskoro hanya bisa tersenyum miris, tetapi ia bangga akan keberhasilannya.

Meski ia sadar, masih banyak yang perlu ia telan ... apa dia akan menjadi almarhum?!

BERSAMBUNG ....

•••

Cerita An Urie yang lain bisa kalian temukan di
Karyakarsa: anurie
Playstore: An Urie

DUDA DAN DUA BOCIL KEMBARNYA [B.U. Series - B]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang