21 September 2021
•••
Ternyata menyenangkan bersama keluarga Baskoro, pria itu dan anak-anaknya punya cara unik tersendiri membuat orang-orang sekitar bahagia. Shafa menertawakan Baskoro yang makan sayur bejibun sampai ingin menangis, ia tahu ia jahat tapi wajah Baskoro benar-benar tak tertahankan konyolnya dan si kembar juga tega menertawakan ayahnya.
Lalu, Baskoro sendiri tertawa akan kemalangannya.
Di mobil segala keceriaan itu terasa hangat dan manis, sampai-sampai Shafa tak sadar ia memegang bahu Baskoro dan memperlakukannya layaknya teman. Ia baru sadar usai melakukan itu hingga si wanita seketika terdiam.
Namun, Baskoro tersenyum hangat. "Kamu bisa anggap aku teman, kok." Shafa kaget dengan nada bicara itu. "Santai aja, Shafa. Oh ya panggil aja aku Baskoro, atau Baskom gak papa." Baskoro tertawa.
Entahlah, berkata tak formal dan tanpa embel-embel Pak, Shafa masih belum terbiasa. Namun, ia rasanya ingin membiasakan karema dirinya juga harus dekat dengan anak-anak Baskoro. Ia akan menjadi ibu mereka meski tanpa perlu menjadi istri Baskoro, sebagai sahabat pun juga bisa agar ikatan lebih mudah.
Baskoro benar.
"Baik, mm Baskoro." Baskoro tertawa begitupun Shafa. Mereka bisa jadi teman baik, itu hal bagus.
Canda tawa di mobil tak ada habisnya, Shafa tak akan pernah melupakan hal ini, begitupun Baskoro dan si kembar yang semakin yakin mengingini Shafa menjadi ibu mereka. Hingga akhirnya mereka harus terpisah karena Shafa harus pulang ke rumahnya.
"Terima kasih untuk hari ini, Baskoro."
"Enggak enggak, terima kasih." Baskoro berterima kasih balik, pun menatap anak-anaknya di belakang yang sejenak asyik dengan aktivitas masing-masing. "Mereka bahagia banget hari ini."
Shafa ikut tersenyum. "Kalian hati-hati di jalan ya. Dadah!"
"Dadah, Bu Shafa!" Tia Tio dengan ceria mendadahi Shafa, Baskoro mengangkat sebelah tangannya yang diikuti Shafa sebelum akhirnya menjalankan mobil menjauh.
Shafa begitu ceria memasuki rumah, benar-benar peristiwa tak terlupakan, ia bisa membayangkan jika dirinya, Juan, dan anak-anak mereka nanti begitu suasananya. Sangat sangat sangat menyenangkan!
Shafa duduk di sofa beristirahat, dan memberitahukan harinya kini ia dan si kembar serta Baskoro. Dan siapa sangka, centang dua biru terlihat, disertai notifikasi sedang mengetik. Balasan Juan ia sangat bahagia Baskoro dan anak-anaknya ceria lagi bersama Shafa, dan berterima kasih karena sudah mau menjadi ibunda dari kedua anak kembar Baskoro.
Juan benar-benar berterima kasih akan hal itu, dan Shafa yakin Juan pasti semakin yakin memperistrinya karena dia sangat keibuan.
"Omong-omong Bu Shafa, saya mau bilang sesuatu."
Shafa bertanya Juan mau berkata apa, dan ia menebak apa ingin melamarnya? Ia tahu dirinya terlalu percaya diri tapi siapa tahu kan?
"Saya cinta sama kamu."
Shafa rasanya ingin berteriak kencang, sangat kencang. Dan hal itu malah membuatnya syok bukan kepalang sampai-sampai membeku dengan wajah sangat memerah, senyum malu-malu.
"Saya ... juga cinta sama Bapak!" Dan tanpa pikir, Shafa membalas itu. Perasaannya sangat berbunga-bunga.
Juan lalu mengiriminya foto, dan di sana tertera sebuah surat undangan pertunangan. Ada nama asli Juan di sana dan nama perempuannya ... bukanlah dirinya ....
Apa ini maksudnya?
"Maaf ...."
Shafa masih terdiam, kenapa? Kenapa baru dia bahagia sudah dijatuhkan sejatuh-jatuhnya begini? Juan sedang bercanda kan?
"Sekalipun kita saling cinta ... ini pilihan berat bagi saya sendiri, tapi saya berharap kamu melupakan saya. Saya memang pria yang busuk enggak pantas dengan wanita sebaik kamu."
Air mata Shafa jatuh, dadanya perih dan sakit.
"Saya mungkin enggak bisa balik lagi ke sana karena di sini ayah saya yang sakit keras ingin menjodohkan saya dengan wanita pilihan dia. Saya tahu ini berat tapi saya enggak punya pilihan lain. Maaf ... maafkan saya ...."
Isi hati Shafa seperti terobrak-abrik.
"Semoga kamu mendapatkan seseorang yang lebih baik dari saya, Bu Shafa. Sekali lagi saya minta maaf ...."
Shafa menjatuhkan ponselnya, air matanya semakin deras mengalir. "Kenapa?" tanyanya akan segala kemirisan yang tiba-tiba hadir menghancurkan kebahagiaannya seketika. "Kenapa ...?"
BERSAMBUNG ....
•••
Cerita An Urie yang lain bisa kalian temukan di
Karyakarsa: anurie
Playstore: An Urie
KAMU SEDANG MEMBACA
DUDA DAN DUA BOCIL KEMBARNYA [B.U. Series - B]
Romance18+ Baskoro Ubait, aka Baskom, adalah makhluk berspesies duda, dengan dua bocil kembar pengantinnya yang imut tiada duanya. Baskom hobi selfie, badannya gemoy (dilarang menyebut gembrot), berisi gitu (tulang ya, bukan lewmawk, katanya), tidak sixpac...