Chapter 31

860 156 5
                                    

1 September 2021

•••

Shafa terdiam menatapi layar ponselnya, masih tak ada balasan dari Juan dan ia merasa bersalah akan hal itu. Apa Juan juga sensitif dengan pertanyaannya? Ia rasa jelas ... ugh ....

Namun, seperdetik kemudian, Juan membalas.

"Benar, Baskoro dulu sosok yang tegas, berwibawa, bahkan bisa dikatakan jarang senyum. Dia pribadi yang serius, cerdas, dan bener-bener panutan banyak siswa. Dia bahkan pernah menjabat jadi ketua OSIS."

Wait, what?!

"Bapak ... Bapak serius?" Benar, Shafa masih tak percaya.

"Benar, itu kenyataan. Baskoro dulu begitu, tetapi sekarang lebih ceria--walau tadi sebenarnya saya lihat sisi dia di masa lalu, saat di mobil tadi." Jadi itu wajah asli Baskoro? Kenapa dia jadi bingung dengan hal ini? "Keknya ini berhubungan dengan mendiang istrinya."

Mendiang istrinya?

"Saya ingat persis, sifat Baskoro yang sekarang sebenarnya mirip sifat istri Baskoro, Sintya." Lah? Kok? Jadi Baskoro meniru sifat Sintya? Atau Baskoro kerasukan Sintya sekarang? "Saya ingat sekali bagainama Sintya di masa lalu, narsis, blak-blakan, konyol, suka lelucon garing, dia murid baru, yang bikin panggilan aneh buat Baskoro. Baskom. Alhasil kami semua tahu, Baskoro benci sekali dengan Sintya, tapi kamu tahulah cinta dan benci kadang beda tipis. Kebersamaan mereka berujung cinta, Sintya punya sisi unik yang buat Baskoro perlahan berubah menjadi lebih friendly. Saat tamat, saya udah gak satu SMA lagi dengan dia." Oh, SMA awal pertemuan Juan dan dirinya di kota ini, dia adik kelas yang mengagumi kakak kelas terkeren itu. "Kuliah pun kami enggak ada ketemu lagi, tapi aku dapat kabar soal Baskoro yang menikah dengan Sintya. Sayang aku gak bisa datang saat itu. Setelahnya gak ada lagi kabar, selain itu."

"Aku jadi guru di sekolah dasar, bertahun-tahun, dan akhirnya aku bertemu Baskoro lagi. Awalnya aku ragu ini Baskoro yang beda, tapi ternyata memang Baskoro yang sama. Hanya saja sifatnya beda. Aku gak menyangka ternyata sudah banyak yang terjadi ...." Shafa menatap iba karena membaca pesan Juan.

Iba pada Juan, dan iba pada Baskoro.

Apa pria itu korban patah hati hingga merubah dirinya menjadi bersifat istrinya? Itu masuk akal. Ia sadari sebenarnya Baskoro ayah yang baik dan menyayangi kedua anaknya, terbukti dari pertumbuhan mereka yang dipenuhi kasih sayang meski dengan cara aneh pastinya.

Kasihan ....

"Boleh saya minta tolong?" tanya Juan tiba-tiba.

"Minta tolong apa, Pak?" Shafa siap memberikan jiwa dan raganya.

"Saya yakin saat ini berat jadi Baskoro, single parent dengan rasa sedih mendalam di balik sifat di luarnya. Saya yakin dia memendam rasa sakit itu. Anak-anak Baskoro suka pada kamu, mungkin kamu bisa membantu meringankan beban Baskoro, saya pun akan melakukan hal sama untuk membantunya. Saya akan berusaha."

Tentu saja, Shafa jelas akan menerima keinginan ini, tetapi menghadapi Baskoro? Entahlah Shafa jadi maju mundur. Walau Baskoro mengambil sifat istrinya untuk kedok, tetapi Baskoro bisa saja menyebalkan.

Ck, sudahlah, demi Tia Tio dan Pak Juan saja.

"Tentu, Pak. Sebagai wali kelas mereka saya tentu punya tanggung jawab untuk hal itu."

"Terima kasih banyak, Bu Shafa." Shafa tersipu malu, diberikan ucapan begini saja sudah melayang.

"Sama-sama, Pak." Apalagi kalau sampai dipuji, atau sampai diajak nikah, Shafa pasti terbang bak roket menuju ke langit.

BERSAMBUNG ....

•••

Cerita An Urie yang lain bisa kalian temukan di
Karyakarsa: anurie
Playstore: An Urie

DUDA DAN DUA BOCIL KEMBARNYA [B.U. Series - B]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang