15 September 2021
•••
"Loh, belum Kakek jemput, kalian udah dijemput Papi kalian?" Saat pulang, mereka sudah disambut sang kakek yang baru saja bersiap-siap.
Si kembar menatap kakeknya kesal. "Kakek lelet!" Sang kakek hanya terkekeh merasa bersalah.
"Maaf, tadi ada sinetron favorit Kakek tayang, sayang dilewatin." Pria tua itu masih tertawa.
Si kembar masih manyun, melipat tangan di depan dada. "Ih, Kakek mah!" Meski demikian, keduanya tertawa lagi. "Tapi bagus sih hehe."
"Bagus?" Kakeknya bingung.
"Udah udah, yang penting kan kalian pulang tepat waktu." Baskoro menguap. "Pah, jagain ya, aku mau mandi terus tidur. Hehe."
"Dih, tidur sore-sore." Sang ayah menggeleng miris.
"Capek Pah, jagain ya." Baskoro menatap dengan memohon.
"Ya udah iya sana." Baskoro tersenyum dan akhirnya beranjak masuk ke kamarnya, sedang si kembar masih tertawa geli.
"Kalian kenapa sih?" tanya sang kakek bingung karena tingkah dua cucu kembar pengantinnya itu.
"Kakek, Kakek tau gak, kami bakalan dapet Mami baru lho!" Eh? Sang kakek seketika menatap kaget. Mami baru? Pria itu menoleh ke arah perginya sang putra, meski Baskoro tak ada ia bertanya-tanya apa yang dikatakan mereka serius?
Baskoro sudah move on?
Kembali, kakek mereka menatap mereka lagi. "Kalian bilang apa? Serius?" tanyanya dengan nada percaya tak percaya.
"Serius, Kakek! Tadi aja Papi dating seharian bareng guru kamu, lho. Bu Shafa namanya, orangnya baik, ramah, penyayang, cantik lagi!" Tia membanggakan gurunya.
Weh? Dating? Bukannya ....
"Lho? Bukannya Papi kalian ke makam Mami kalian?"
"Iya, tapi keknya itu minta izin ke Mami buat Mami baru, bilangin ke Mami biar gak ngehantuin karena Mami baru kami baik." Tio berkata dengan polosnya dan penuh keyakinan Tia mengangguk.
"Kalian ini seriusan?" Kakeknya masih sulit mempercayai.
"Serius Kakek! Serius!" Si kembar bersemangat. "Kami mau Bu Shafa jadi Mami baru kami, yeay yeay yeay Mami baru! Mami baru! Bu Shafa sayang kami, kami juga sayang banget sama Bu Shafa. Yeay yeay yeay!"
Si kembar memekik bahagia, meski seperdetik kemudian berdesis untuk mendiamkan diri masing-masing.
"Hihi, Mami baru, Mami baru ...." Mereka berbisik agar Baskoro tak mendengar. Mereka tak ingin mengganggu hal itu.
Sementara kakek mereka masih terdiam bingung. Benarkah? Jika benar, sebenarnya bagus, memang si kembar memerlukan kasih sayang dari kedua orang tuanya ... dan semoga saja pilihan Baskoro tepat.
Dia ikut saja dengan pilihan Baskoro.
"Syukurlah kalau begitu, semoga Mami baru kalian sayang sama kalian."
"Pasti, dong, Kakek! Belum jadi Mami aja sayang sama kami!" Sang kakek hanya tertawa pelan menanggapi kelucuan cucu-cucunya, jika benar demikian baguslah.
"Ya udah, Kakek mau lanjut nonton sinetron favorit Kakek, kalian ganti seragam, mandi, terus makan malam sana."
Si kembar malah terkikik. "Kami udah makan bareng lho, dating sekeluarga sama Bu Shafa juga. Yeay!" Mereka semakin bahagia sambil lari ke kamar.
Sang kakek hanya menghela napas panjang, tersenyum hangat. "Semoga yang terbaik aja buat anakku yang bontot itu."
"Mereka salah sangka, Pah." Mendengar suara itu, sang pria tua menoleh, dan siapa sangka ternyata ada Baskoro berdiri tak jauh dari dirinya berdiri. "Mereka pikir aku dating sama guru mereka? Enggak, itu keenggaksengajaan. Guru mereka ngikutin aku keluar kota karena salah sangka mikir aku bakalan akhirin hidup, setelahnya aku nganter wanita itu pulang. Udah gitu aja."
Oh, ternyata begitu ceritanya ....
"Aku gak nyangka, mereka bakal mikir sejauh itu. Pantas selama ini aku baru sadar mereka selalu deketin aku ke guru mereka, mereka ... berniat menggantikan posisi ibu mereka? Menggantikan posisi Sintyaku?" Baskoro menatap ayahnya sendu, menggeleng. "Kenapa ...? Kenapa ...?" tanyanya dengan nada miris.
Ayahnya menghela napas panjang.
"Mereka bahagia saat aku sakit mereka bilang ingin menggantikan posisi Sintya?"
BERSAMBUNG ....
•••
Cerita An Urie yang lain bisa kalian temukan di
Karyakarsa: anurie
Playstore: An Urie
KAMU SEDANG MEMBACA
DUDA DAN DUA BOCIL KEMBARNYA [B.U. Series - B]
Romance18+ Baskoro Ubait, aka Baskom, adalah makhluk berspesies duda, dengan dua bocil kembar pengantinnya yang imut tiada duanya. Baskom hobi selfie, badannya gemoy (dilarang menyebut gembrot), berisi gitu (tulang ya, bukan lewmawk, katanya), tidak sixpac...