Mahen
NeyZuney yang sedang merebahkan kepalanya pun segera bangkit. "Yaampun Mahen PC gue."
Zuney segera membalas Chatt dari Mahen, yang... mungkin itu pertama kalinya.
Iya, Mahen?
Mahen
Gimana Ney?
Mau?Mau, mau kamu.
HehehehMahen
Hahaha
Yaudah hayuEh?
Mahen. Gue bercanda 😢Mahen
Sama, Ney
Gue juga bercanda. 😝Yah, bercanda. ☹
Mahen
Hahaha
Jadi, mau kan Ney?
Survey bareng gue?Mau kok, Hen
Mahen
Mau yang lainnya juga gak, Ney?Mahen ☹☹☹☹
Udahan ah bercandanyaMahen
Hahaha okey Ney
Nanti gue samper ke kosan ya.****
Pukul delapan pagi, Zuney sudah siap dengan baju rapinya. Gadis itu memilih untuk menunggu Mahen di depan gang indekosnya. Sedangkan gadis itu masih sibuk membalas pesan Arjuna yang tiada henti.
Arjuna
Ney
Perhatiin tempat nyari posko
Usahain ambil yang ditempat ramai
Deket masjid
Deket sekolah
Deket RT RW
Kalau dapet rumah yang cocok, DP-in dulu"Ney?" Suara Mahen berhasil membuat kepala Zuney mendongak. "Jadi berangkat sekarang?" tanyanya seraya tersenyum manis. Senyum yang Zuney sukai.
Zuney melihat Mahen yang kini membawa satu helm di tangannya. "Itu helm buat gue pake, Hen?" Tunjuk Zuney pada helm bogo bermotif semangka.
"Iya. Nih." Mahen mengangsurkan helm itu.
Zuney sempat memutar-mutar helm yang diberikan Mahen. "Lucu, Hen."
"Iya. Lo lucu, Ney."
Zuney terbatuk sesaat lalu berusaha menormalkan ekspresi wajahnya. "Haha bisa aja, lo."
Cowok itu ikut tertawa, lalu Mahen menepuk-nepuk jok belakang motornya. "Ayo naik. Nanti keburu siang, Ney."
Dengan bertumpu pada pundak Mahen, akhirnya Zuney bisa bertengger di jok belakang motor Mahen.
"Pegangan ya, Ney."
Zuney memegang jaket Mahen. Lalu cowok itu menghidupkan mesin, kemudian mulai menancap gas dengan kecepatan normal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mel(ingkar) ✔
Teen FictionIni kisah tentang sepuluh orang yang mempunyai kebiasaan duduk melingkar, memecahkan berbagai masalah, dan menabung kenangan masa muda. Berikrar akan selalu berteman selamanya dan berharap tidak ada satu kata yang mampu mengubah lingkaran itu hanya...