Tepat pukul sembilan pagi, Kang Derry sudah tiba di posko. Lelaki yang berusia dua puluh empat tahun itu langsung mengakrabkan diri dengan semua mahasiswa. Bahkan kini, Hakim dan Arjuna sudah terlihat tertawa bersama di teras depan.
"Siap semua?" tanya Zuney yang sudah siap dengan jas almamaternya.
"Siap!!" sahut semuanya.
"Oke. Eca, Panji, sama Nana, kita titip posko, ya. Kalian baik-baik di sini," pesan Zuney seraya mengeluarkan sepatu.
"Ney, pulangnya beliin jajanan atuh," pinta Ardana yang masih duduk di sudut ruangan.
"Jajanan apa?"
"Bebas. Batagor kuah, cilok atau telur gulung. Apa aja, deh."
Belum sempat Zuney menimpali permintaan Ardana, Kang Derry berkata, "Kalau mau jajan mah, ada di warung depan, Kang. Ada es kelapa sama basreng."
"Tuh, Na." Zuney ikut menimpali.
"Okedeh. Makasih, Kang!" Ardana mengangkat tangannya untuk berterima kasih.
Setelah semua siap, mereka berjalan menuju tempat parkir motor. Sesuai yang sudah diperbincangkan semalam, hari ini mereka akan berkunjung ke rumah-rumah ketua RT yang berada di kawasan KKN mereka.
Semua sudah berada di atas motor. Zuney sudah duduk manis di jok belakang motor Mahen. Walau rasa canggungnya masih ada, bukan Zuney namanya jika tidak bisa mengatasinya dengan canda tawa. "Hen, lo nggak ngantuk, kan?"
"Enggak, kok. Pokoknya lo aman di boncengan gue, Ney. Gue jamin."
Zuney menutup mulutnya yang sangat ingin tersenyum. "O-ow, oke deh, gue percaya."
Motor pertama yang dikendarai oleh Kang Derry dan Hakim melaju, disusul dengan Jendra dan Arjuna, lalu ada Mahen dan Zuney, dan terakhir Charlo bersama Qistiya.
Perjalanan dimulai dengan mengambil rute terjauh, yaitu RT 8. Letak rumah ketua RT yang berada di paling ujung membuat semua mahasiswa merasa senang karena melewati jalan-jalan dengan pemandangan yang cukup indah.
"Yuhuuuuu!!" seru Hakim seraya mengeluarkan tongsisnya. Kang Derry mengemudi dengan kecepatan lamban ketika melewati belakang bendungan Jatiluhur. Memberi kesempatan pada mahasiswa untuk menikmati keindahan Jatiluhur lebih lama.
Zuney bisa melihat bentangan air yang sangat luas. Bahkan Mahen pun sampai terkagum-kagum melihat semua ini.
"Gais, liat sini, dong!!" pinta Hakim seraya mengangkat tongsisnya. Untunglah jalanan pada waktu ini terbilang sepi. Sehingga semua motor bisa berjejer bersisian di belakang motor Hakim.
Zuney bahkan melambai-lambaikan tangannya pada ponsel Hakim. "My KKN, my adventure!!!"
"Yuhuuuu, road trip!!!" seru Qistiya tidak mau kalah.
Charlo tertawa paling keras. Bahkan anak itu melepaskan tangannya dari stang motor, mencoba untuk beraktraksi, namun dengan cepat Qistiya mencubit pinggangnya, membuat Charlo kembali mengendarai motornya dengan aman.
Semua tertawa melihat tingkah Charlo dan Qistiya. Bahkan Arjuna pun ikut tertawa.
"Gais, gais. Kalau urang tanya, siapa kita? Kalian jawabnya, Bringka!!" papar Hakim. "Jawabnya, Bringka!! Bring ka ditu, bring ka dieu!! Gitu, ya?"
Hakim memang paling jago jika sudah membuat jargon. Perannya sebagai divisi marketing di tingkat BEM memang sangat cocok dengan kepribadiannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mel(ingkar) ✔
Teen FictionIni kisah tentang sepuluh orang yang mempunyai kebiasaan duduk melingkar, memecahkan berbagai masalah, dan menabung kenangan masa muda. Berikrar akan selalu berteman selamanya dan berharap tidak ada satu kata yang mampu mengubah lingkaran itu hanya...