1 - Pembentukan struktur

881 39 1
                                    

Suasana kelas sore memang tidak terlalu kondusif, dosen yang sedang memaparkan materi tentang penelitian akhir seperti sudah terlihat lelah. Fokus mahasiswa pun pecah, karena saat ini, di grup angkatan, sedang ramai tentang pembahasan pembagian kelompok KKN.

Zunnaira Prima Ratnaduhita, gadis cantik yang lebih akrab dipanggi 'Zuney' itu duduk di bangku baris tiga, lalu membuka ponsel, melihat daftar teman satu kelompoknya untuk KKN-nya nanti. Gadis dengan paras menawan dan memiliki senyum yang bersahabat itu kini mengeluarkan ikat rambut dari pergelangan tangannya, kemudian menguncir kuda rambut panjangnya.

Saat sedang menguncir rambutnya, kursinya bergerak seperti di tendang-tendang dari arah belakang. Lalu gadis cantik itu menoleh, melihat siapa pelakunya. "Apa sih, Jun?"

Arjuna, pemuda dengan wajah yang sebenarnya terlihat tampan apabila sikapnya bisa sedikit saja lebih hangat, namun pemuda itu bersikap seperti kulkas dua pintu. "Turunin tangan lo, deh. Gue nggak keliatan," ketusnya dengan wajah yang... datar datar saja.

"Lo, kan, bisa nepuk pundak gue, enggak usah tendang-tendang kursi gue, Juna," dengus Zuney kesal.

Arjuna tidak menggubris ucapan Zuney. Karena saat ini, pemuda itu sudah kembali fokus memerhatikan pemaparan dosen.

Zuney mendengus. Arjuna selalu seperti itu, si ketua tingkat di kelasnya itu memang diam, cenderung sarkas, dan memiliki kesabaran setipis kertas. Namun, entah kenapa dia selalu terpilih menjadi ketua tingkat pada setiap semesternya.

"Ada yang mau bertanya?" tanya dosen di depan sana.

Zuney menutup mulut rapat-rapat, dan berharap tidak ada siapapun yang mengangkat tangan sehingga dengan senang hati dosen itu akan keluar dari kelas. Namun harapan hanya tinggal harapan, karena pemuda yang tadi menendang kursinya itu mengangkat tangan. Menyebalkan!

"Ya, silakan. Sebutkan nama dan NIM."

"Saya Arjuna Tiar Abhimata, dengan nim 1606166. Izin bertanya, Pak, mengenai penelitian Kuantitatif, adakah teknik sampling yang paling valid?"

Dosen di depan mengangguk, lalu kembali menunjuk pada pantulan sinar proyektor yang terlihat di layar. "Untuk teknik sampling, itu bisa digunakan sesuai dengan kebutuhan, jika populasi anda ada di suatu desa, maka anda bisa menggunakan random sampling. Tapi jika anda hanya ingin meneliti salah satu wilayah di desa tersebut, anda bisa menggunakan purposive sampling, agar kebih memudahkan penelitian yang akan anda lakukan nanti."

Semua mahasiswa nampak menganggukkan kepala, seolah-olah pemaparan yang disampaikan oleh dosen itu menjawab semua pertanyaan mereka.

"Baik, Pak. Terima kasih."

Dosen di sana nampak tersenyum. "Saya rasa pertemuan kita sudah cukup, dan untuk yang berminat melakukan penelitian di desa KKN-nya nanti, saya membuka selebar-lebarnya ruang diskusi, agar saat nanti kalian sudah mengontrak mata kuliah skripsi, kalian sudah ada gambaran."

"Terima kasih, Pak," jawab semua mahasiswa.

"Dan jangan lupa, setelah ini saya dengar ada kumpul angkatan di selasar kampus ya? Jangan ada yang bolos, ya! Karena akan ada pembahasan tentang sistem KKN di tahun kalian." Dosen itu kembali tersenyum. "Saya yakin momen KKN adalah momen yang kalian tunggu-tunggu dan akan kalian ingat terus. Jadi, selamat ber-KKN."

Dosen itu akhirnya keluar dari kelas setelah menyampaikan penutupan. Hah, tidak terasa, mereka sudah harus menjalani KKN, itu artinya mereka harus sudah siap dikatakan sebagai mahasiswa semester tua.

Zuney merentangkan kedua tangannya."Mahasiswa tua, mahasiswa tua."

Beberapa temannya tertawa melihat tingkah Zuney.

Mel(ingkar) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang