Ini part sebelum mereka camping di Parang Gombong ya... tepatnya malam setelah 17an
Happy reading
____
“Dek, lo beneran mau pulang?” tanya Arjuna ketika membuka pintu kamar belakang, lalu melihat Ardana mengepak bajunya.
Ardana mendongak, lalu mengangguk. “Jangan bujuk gue, ya!”
Arjuna tertawa. “Yah, padahal gue mau buat rencana tau.” Arjuna duduk di sebelah adiknya.
“Rencana apaan?”
Arjuna terdiam bebrapa saat, memastikan tidak ada seorang pun yang mendengar pembicaraan ini. “Aman gak sih kalau gue ngomong di sini?”
Ardana membuang nafas. “Anak-anak lagi pada badminton di lapang belakang kali, Mas. Gak ada orang di sini selain kita.”
Arjuna mengusap tengkuknya sendiri. “Ajarin gue nembak cewek dong.”
Ardana hampir saja tertawa. “Nembak cewek? Siapa yang mau lo tembak? Zuney?”
“Qistiya,” jawab Arjuna asal.
“Hah? Serius Qisti?”
“Ya enggak, lah! Zuney, Dek.” Arjuna berdecak lidah. “Rencananya gue mau nembak dia pas camping, makannya lo jangan pulang, dong,” pinta Arjuna.
“Mas Una udah gede.” Ardana tertawa.
“Eh gue tuh kakak lo, ya!” Arjuna menunjuk pada Ardana.
Ardana menurunkan jari telunjuk Arjuna. “Halah, beda sepuluh menit doang merasa jadi kakak.”
“Ya pokoknya gue lebih dulu menghirup oksigen dari pada lo.”
“Iya, deh, iya, Kakakku sayang~” Ardana memeluk Arjuna.
“Ish, geli lo, Dek.” Arjuna mendorong pelan bahu Ardana. “Cepetan kasih tau gue harus ngapain nanti depan Zuney!”
“Ciumlah Zuneynya, berani, nggak?” ucap Ardana asal lalu tertawa puas.
“Wah, udah konslet otak lo, gue aduin ayah, nih.” Arjuna mengeluarkan ponsel dari saku celananya. “Mana sih kontak ayah? Ayah, ayah, ayah. Nah ini ketemu.”
“Mas, Mas, ampun.” Ardana merampas ponsel Arjuna. “Bercanda kali gue.”
“Ya makannya serius, Dek!” Arjuna menerima kembali ponsel miliknya. “Gue harus gimana? Gue tonjok ya kalau lo ngawur lagi,” ancamnya dengan tangan yang sudah mengepal.
“Yaudah lo tinggal bilang suka aja ke Zuney, terus tanya, Zuney mau nggak punya adek ipar seimut Ardana Tiar Abhimata?” Ardana masih saja tertawa.
“Sakit lu!” Arjuna beranjak. “Udah, ah, gue mau badminton aja.”
“Yah, ngambek.” Ardana melihat Arjuna keluar dari kamar belakang. “Mas!” panggilnya.
“Apa lagi, sih?”
“Gue bersedia kok jadi saksi kalian berdua. Gue gak jadi pulang.”
“Janji loh ya?”
Ardana mengangguk. “Iya, janji. Soalnya gue mau liat lo ditolak. Hahahaha.”
“Sialan lo!”
Ayo perang ayo!!! 🤣🤣
.
.Ini Mas Una lagi.... merenung kali ya, gimana cara nembak cewek yang sweet wkwkwk
.
.Ini sebenernya pengen post aja di spesial birthdaynya peran utama kita, Huang Renjun 💛💛
Happy 3to3 day, yorobun💛
KAMU SEDANG MEMBACA
Mel(ingkar) ✔
Teen FictionIni kisah tentang sepuluh orang yang mempunyai kebiasaan duduk melingkar, memecahkan berbagai masalah, dan menabung kenangan masa muda. Berikrar akan selalu berteman selamanya dan berharap tidak ada satu kata yang mampu mengubah lingkaran itu hanya...