BRINGKA
Kang Tedi
Akang-Akang, Teteh-teteh...Zuney
Hadi, Kang!! Jadi kuy nanti soreArjuna
Bawa barbequan sama nasi liwet aja ya, Kang?Kang Jeffri
Iya gapapa, Kang. Buat makan malam aja daHakim
Kang, jauh lokasinya?Ryanda
Deket, Kang. Setengah jam paling pake motor mahKang Derry
Lur, pada bawa jaket, ya! Dingin soalnya.Jendra
Siap, Kang! Apa lagi, Kang?Kang Tedi
Udah, da. Ini mau berapa motor?Arjuna
Dari kita lima motor, Kang. Gapapa kan?Kang Tedi
Ok. Aman.
Coba di list, Kang, penumpang motornya.Arjuna
Arjuna bareng Zuney
Jendra bareng Panji
Hakim bareng Mahen
Charlo bareng Qistiya
Ardana bareng VannesaKang Tedi
Ok. Ok. Kita tiga motor.
Tedi sendiri
Derry bareng Jeffri
Wika sendiri RyandaKang Jeffri
Kumpul di mana kita, nih? Jam berapa?Kang Tedi
Jam 4 aja ya?
Biar bisa liat sunset
Kumpul di lapang bekas lomba kemaren aja wehHakim
Siap, Kang!!!!!
Sore harinya, mereka sudah bersiap untuk berkemah di Parang Gombong. Tepat pukul empat sore, mereka sudah berkumpul di lapang belakang, motor-motor sudah berjejer rapi. Kang Tedi bahkan sudah membawa carrier miliknya yang begitu penuh.
“Tenda bawa berapa, Kang?” tanya Arjuna.
“Bawa empat aja, aman kan, Kang?” Kang Tedi kini mengoperasikan kameranya.
“Buat anak cewek satu, tiganya lagi buat kita-kita mah cukup, da, Kang,” sahut Kang Wika.
“Oke, Kang.”
Hakim datang dengan tas gitar yang sudah dia sampirkan di pundak. “Kang teu mawa gitar?” tanyanya pada Kang Tedi.
“Teu, euy. Tapi si Jeffri bawa, da.” Kang Tedi melihat Kang Jeffri datang dengan tas gitar yang juga sudah tersampir di pundak. “Mantap, Jeff!”
Kang Jeffri tertawa. “Udah siap semua?”
“Udah, Kang. Tinggal anak cewek nih, lama.” Arjuna kini menelepon Zuney yang masih berada di posko. “Halo, Ney, tinggal apa? Akang-akang udah pada nungguin, nih.”
“Jun, gue perlu bawa selimut gak?”
“Bawa, aja.”
“Oke. Gue kesana. Lo udah bawa minum?”
“Udah. Cepet, Ney.”
“Iya, Iya!”
Arjuna memasukkan kembali ponselnya pada saku celana. “Bentar lagi, Kang.”
Tak lama Zuney, Qistiya dan Vannesa sudah datang ke lapang belakang. “Aduh maaf, maaf, jadi lama.”
“Yeuh,” keluh Hakim. “Ribet ih awewe, mah.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Mel(ingkar) ✔
Teen FictionIni kisah tentang sepuluh orang yang mempunyai kebiasaan duduk melingkar, memecahkan berbagai masalah, dan menabung kenangan masa muda. Berikrar akan selalu berteman selamanya dan berharap tidak ada satu kata yang mampu mengubah lingkaran itu hanya...