53 - Idul Adha di negeri orang

188 25 9
                                    

            Pukul sebelas malam, posko sudah kembali ramai, para anggota KKN pun sudah kembali berkumpul di posko, setelah selebrasi lancarnya kegiatan tujuh belasan di lapang belakang. Hakim sudah melepas bajunya dan berdiam diri di depan kipas. Sementara Charlo sudah selesai mandi malam.

            Mahen dan Panji terlihat sedang memakan snack-snack yang ada di dalam kulkas. Sementara Qistiya, Vannesa dan Zuney sedang menonton film di satu laptop yang mereka gunakan bersama.

            Jendra datang dan ikut duduk di ruang tengah bersama dengan satu wadah besar indomie kuah yang dimasaknya bersama Ardana. Lalu Ardana menyusul membawa sendok-sendok.

            “Gais, ngemie yuk!” seru Jendra.

            Sontak semua anggota segera mendekat dan meraih sendok yang sudah Ardana bawa.

            “Mas Una kemana?” tanya Ardana pada yang lain.

            “Tadi katanya sakit pinggang abis tarik tambang. Jadi sekarang tidur sebentar dia, minta dibangunin kalau ada yang perlu dibicarain,” jawab Mahen.

            “Emang kita mau bicarain apa, sih?” tanya Zuney setelah menyeruput kuah dari mie instan itu.

            “Nggak ada, sih. Besok kita gak ada kegiatan apa-apa, kan?” Mahen balik bertanya.

            “Iya, gak ada kegiatan apa-apa. Kosong kita.”

            “Gais, karena besok gak ada kegiatan dan bertepatan dengan tanggal 9 dzulhijjah, gue rencananya mau puasa arafah, ada yang mau ikutan?” ajak Jendra.

            “Oh yang puasa sehari sebelum idul adha itu, ya?” tanya Vannesa.

            “Iya, Ca. Yuk, gais?” ajak Jendra lagi.

            “Pahalanya apa gitu, Jen?” tanya Charlo sambil mengunyah.

            “Setau gue sih akan dihapuskannya dosa selama dua tahun. Setahun yang lalu dan setahun yang akan datang,” papar Jendra.

            “Wah, gue mau, ah,” kata Zuney, “banyak dosa soalnya. Hehe.”

            Semua terkekeh mendengar ucapan Zuney.

            “Ya udah lah arurang puasa weh semua, pada banyak dosa kan aranjeun teh?” tanya Hakim.

            “Emang lo gak ada dosa, Kim?” tanya Qistiya dengan nada bercanda.

            “Yeh, lain kitu, Qis. Urang oge rumasa banyak dosa, makannya mau ikut puasa besok,” timpal Hakim. “Eh, si Juna gimana? Ajakin puasa gak?”

            “Ajakin lah, dia banyak banget dosanya ke gue,” celetuk Ardana yang disambut gelakan tawa dari semuanya.

***

            Pukul setengah empat pagi semua anggota sudah bangun. Mahen menjadi orang pertama yang menyentuh dapur. “Gais mau saur sama apa?”

            “Gue minum aja kayaknya.” Charlo mengambil gelas.

            “Gue pake nasi campur pilus aja, deh. Males masak.” Zuney membuka satu bungkus pilus.

            “Lo makan gak ada gizinya banget, Ney,” komentar Arjuna.

            “Ya makannya lo masakin gue dong,” pinta Zuney asal.

Mel(ingkar) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang