Pukul tujuh pagi, semua anggota sudah terbangun dari tidurnya. Bahkan alunan lagu at my worst yang terputar di speaker milik Ardana membuat suasana pagi mereka semakin hidup.
Charlo selaku anggota yang mendapat urutan mandi paling pertama pun dengan malasnya mengambil handuk, lalu menyampirkannya di bahu. Tangannya membawa ponsel.
Zuney yang sedang meneguk air putih pun terheran. "Ngapain mandi bawa hape?"
"Searching," jawabnya seraya membuka aplikasi youtube. "Tutorial mencuci baju menggunakan tangan."
Ucapan Charlo barusan mengundang tawa Mahen yang sedang menyapu area dapur. "Sini sini gue ajarin." Mahen meletakkan sapu, lalu membantu Charlo menyelesaikan permasalahannya.
Hakim yang sedang membuka pintu kulkas kini terlihat bingung. "Laper, euy!."
Ardana yang sedang menonton televisi pun menyahut. "Mas!! Laper!!"
Arjuna kini membuka magicom. "Ada nasi sisa semalem. Digoreng aja gimana?"
Zuney bertepuk tangan. "Setuju!!" lalu gadis cantik itu segera mengambil wajan bersih. "Gue bantuin ya, Jun."
"Kalau gitu beliin telor sama kecap."
"Perasaan ada deh di kulkas." Zuney menghampiri Hakim yang masih berada di depan kulkas, lalu gadis itu menendang pantat Hakim. "Misi!!"
Hakim yang hampir tersungkur pun mendongak. Lalu menarik rambut Zuney yang tergerai. "Sialan, lo!"
"Aww!! Juna!!! Tolongin gue!!"
Arjuna hanya menggelengkan kepalanya, sementara Ardana malah asik menonton pertengkaran Hakim dan Zuney sembari tertawa. Arjuna lalu membuka pintu belakang, menuju warung untuk membeli telur dan kecap.
Lalu Arjuna berjalan santai, kadang pemuda itu membungkuk lalu tersenyum ketika bertemu dengan warga. "Pagi, Bu," sapanya pada salah satu warga yang sedang menyiram tanaman.
Kemudian ada satu tangan yang memegang tangannya. "Kak Jun, mau kemana?" tanya Panji.
"Warung. Kenapa, Ji?"
"Ikut. Aku disuruh kak Zuney buat beli sesuatu," jawabnya.
Kening Arjuna berkerut. "Sesuatu? Apa?"
Panji menggaruk keningnya. "Rahasia, Kak. Kata kak Zuney cuma aku yang boleh tau."
Arjuna mengangkat kedua bahunya. Ketika mereka sudah sampai di warung, Arjuna segera membeli semua bahan yang diperlukannya.
"Bu, beli pembalut yang ada sayapnya," lontar Panji yang berhasil membuat mata Arjuna membulat.
"Astaga, Ji. Lo mau aja disuruh-suruh beli kaya gituan!"
Panji menggaruk kepalanya. "Aku nggak keberatan kok kalau kak Zuney yang nyuruh," tutur Panji seraya mengulum senyum.
Arjuna menggelengkan kepalanya. "Lo suka ya sama Zuney?"
Panji mengusap-usap telinganya, salah tingkah. Lalu telinganya berubah warna menjadi merah. "Jangan kasih tau siapa-siapa ya, Kak."
Ajuna menggeleng-gelengkan kepalanya. "Bisa-bisanya, Ji. Kerjaan Zuney tiap hari cuma ribut sama Hakim gitu, lo suka?"
Panji mengangguk kecil. "Rahasia ya, Kak Jun?"
"Iya, iya." Lalu Arjuna membeli dua buah beng-beng. Memberikannya satu pada Panji. "Mau nggak?" tawarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mel(ingkar) ✔
Fiksi RemajaIni kisah tentang sepuluh orang yang mempunyai kebiasaan duduk melingkar, memecahkan berbagai masalah, dan menabung kenangan masa muda. Berikrar akan selalu berteman selamanya dan berharap tidak ada satu kata yang mampu mengubah lingkaran itu hanya...