13 - Matanya yang Tersenyum

281 32 1
                                    

Setelah Zuney selesai mencuci semua peralatan dapur yang kotor, gadis cantik itu melangkah ke arah tengah, di sana sudah ada Arjuna yang sedah mengatur semua anggota untuk kumpul. Lalu Zuney memerhatikan mereka.

Sontak Arjuna menggeser posisi duduknya. "Sini lo."

Zuney memutar bola mata. Ketus banget, sih!

"Oke semua udah pada kumpul ya. Sekarang kita mulai bahas tentang rancangan proker." Arjuna membuka ruang diskusi. "Menurut informasi yang kita dapet dari Pak RW tadi sore, di sini ada beberapa titik tempat pengajian, nah itu nanti kita bagi jadwal, jadi giliran. Misal dua orang di RT 1, dua orang di RT 3, sisanya di sini."

"Siap!" jawab Jendra.

"Terus di deket rumah Pak RT, di sana ada rumah baca peninggalan anak KKN dari kampus lain. Nah di sana kita bisa nambah-nambah buku dengan cara open donasi. Atau kalau dari kalian ada yang mau nyumbang buku, boleh banget," jelas Arjuna.

"Aku, Kak Jun. Aku punya banyak buku anak-anak di rumah," ucap Panji.

"Di bawa nggak, Ji?"

"Ketinggalan di kosan, Kak."

"Yaudah nanti gampang tinggal diambil kalau ada perlu ke kampus."

Mahen mengangkat tangan. "Di sana kita boleh kasih pembelajaran tambahan gak, Jun?" tanya Mahen yang notabenenya merupakan mahasiswa jurrusan pendidikan matematika.

Arjuna mengangguk. "Boleh banget. Bagus malah. Nanti di sana otomatis jadi tempat kumpul anak-anak. Nah bisa juga kita bikin proker divisi pendidikan di sana. Jadi gak cuma belajar materi sekolah, kita bisa gali bakat mereka, siapa tau ada yang bakatnya di musik, sastra atau yang lainnya."

Semua nampak mengangguk setuju.

"Terus, gue juga dapet info, kalau desa ini punya usaha keripik gadung yang penjualannya udah sampai ke luar kota di Jawa Barat. Kita bisa memperluas jaringan penjualan ke seluruh Indonesia, kalau perlu ke luar. Divisi kewirausahaan bisa bikin taktik marketing supaya tambah luas dan memperkenalkan keripik gadung ini ke seluruh penjuru negeri."

Semua lagi-lagi mengangguk.

"Terus apalagi ya, Ney?" tanya Arjuna.

"Posyandu, Jun."

Arjuna menjentrikkan jarinya. "Ah iya. Posyandu itu jadwalnya nanti akhir bulan Juli, gais. Dan nyambung sama divisi kesehatan, di sini kan ada dua SD ya, SD satu sama SD tiga, nah nanti kita bakal adain penyuluhan cara cuci tangan sama sikat gigi yang baik dan benar di sana."

Hakim mengangkat tangan. "Jun, izin kasih saran dong!"

"Ya boleh. Kenapa?"

"Gue tadi gak liat petunjuk jalan atau papan nama di sekitar lokasi posko. Gimana kalau itu dimasukin ke proker?" tanya Hakim.

"Bagus, Kim," puji Arjuna. "Berarti itu bakal masuk ke tugas divisi lingkungan. Sama kita juga adain operasi semut, buat mungutin semua sampah yang ada. Kita bisa ajak warga sekita."

"Jun, Jun, tadi gue denger dari ibu sayur, kalau tiap minggu pagi, di sini ada senam bersama," timpal Qistiya.

"Oke, itu masuk proker juga."

"Siap. Terus apa lagi?" tanya Qistiya., "Gue udah catet semuanya nih, tinggal pembagian anggota perdivisi aja."

Arjuna nampak berfikir. "Untuk divisi keagamaan udah pasti Jendra ya. Terus pendidikan siapa yang mau?"

Mel(ingkar) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang