60 - Kembali pulang

254 24 3
                                    

Pada pukul sebelas siang, mereka sudah tiba semua di kosan Zuney. Mereka mengambil satu persatu barang milik mereka. Dan mereka kembali berpelukan sebelum satu persatu pamit untuk pulang ke rumah masing-masing.

Pada titik inilah kehampaan akan mulai terasa. Mereka sudah biasa ramai, dan kini mereka harus kembali ke kehidupannya masing-masing. Zuney membuka kamar indekosnya. Lalu membuka jendela karena dirasa debu sudah mulai menempel di mana-mana.

"Ney, ikut ke rumah kita, yuk?" ajak Ardana sembari membantu Zuney menyapu kamar indekosnya. "Lo pasti capek banget, mana belum ada makanan apa-apa di sini."

"Iya, Ney, Bunda juga nyuruh kamu ke sana." Arjuna kini melepas topinya. "Oya, sekalian jemput adeknya Hakim ke sekolah," ucap Arjuna seraya memainkan ponselnya.

Zuney nampak berfikir. "Gapapa, nih?"

Arjuna memperlihatkan room chattnya bersama sang Bunda. "Nih, Bunda nyuruh kamu nginep semalem malah. Nanti Bunda izin ke mama kamu kalau perlu."

"Eh, gak usah. Biar aku aja yang izin."

"Yaudah, yuk, Mas, Ney. Gue udah laper banget. Pengen rebahan juga." Ardana mendekati mobil Charlo.

Kini mereka bertiga sedang berada di depan sebuah SMA, mereka menunggu adiknya Hakim pulang.

"Dek, lo udah chatt? Masih lama nggak, sih?" tanya Arjuna yang duduk di kursi belakang.

Ardana menoleh, lalu menggeleng. "Gak tau. Dia bilang bentar lagi katanya, lagi beres-beres dulu katanya."

Zuney sedari tadi melamun, gadis cantik itu memandangi ke luar jendela.

"Ney, kamu kenapa?" tanya Arjuna. "Sedih, ya?"

Zuney tersenyum. "Kangen sama anak-anak. Padahal baru pisah sebentar."

Arjuna terkekeh pelan. "Bakal kangen sih sama segala sesuatu yang ada di posko."

"Kangen rebutan mandinya, kangen senam pagi sama ibu-ibu. Kangen begadang sama akang-akang." Zuney lalu menyandarkan tulang punggungnya ke kursi mobil.

"Semua ada masanya, ya." Ardana ikut berkomentar. "Eh, itu Vansa, ya?" tunjuknya pada seorang gadis berambut pendek yang menggunakan baju daerah.

"Iya, Dek, keluar gih, itu kayaknya Vansa kebingungan nyariin kita."

Ardana keluar dari mobil. Zuney dan Arjuna masih di dalam mobil. Memerhatikan Ardana dan Vansa.

"Ih sumpah, adiknya Hakim imut banget. Cantik," ujar Zuney bersemangat.

"Beda banget ya sama Hakim?"

Zuney tertawa. "Ya Hakim kan tinggi, adiknya imut banget."

Lalu pintu mobil depan terbuka, Ardana dan Vansa memasuki mobil.

"Dek?" panggil Arjuna.

Ardana dan Vansa menoleh berbarengan, membuat Zuney tertawa melihat tingkah lucu tersebut.

"Lupa gue, ada dua adek sekarang." Arjuna terkekeh dengan ucapannya sendiri.

"Ini... siapa, Kak?" tanya Vansa seraya menunjuk Zuney. "Bukan pacar Kakak Ardana, kan?"

"Pacar gue, Dek. Tenang, Kakak Ardana mah setia sama lo doang," sahut Arjuna.

Vansa tersenyum senang. Lalu menoleh ke bangku belakang untuk mengulurkan tangan. "Hai, Kak. Salam kenal, aku Vansa."

Zuney menyambut tangan Vansa dengan senang hati. "Hai, aku Zuney. Cantik banget, sih."

"Kakak juga cantik." Lalu Vansa terlihat membuka ranselnya. "Capek banget hari ini," keluhnya sembari membuka ransel untuk mengambil tisu basah dan cermin.

Mel(ingkar) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang