Hari untuk workshop pun tiba, Pak Aydan selaku dosen pembimbing kelompok ini sudah berada di posko sedari pagi. Ikut membantu mahasiswa menyiapkan segalanya. Jarak antara posko dengan sanggar tari pun cukup jauh. Jadi harus bolak-balik menggunakan sepeda motor.
“Speaker besarnya langsung taro di pendopo aja, Kak Jun?” tanya Panji yang sudah mengangkut speaker besar ke motor matic milik Jendra.
“Iya, Ji. Lo sama siapa ke sana? Harus ada yang megangin soalnya.”
“Gue, Jun.” Jendra muncul dari dalam posko seraya membawa proyektor. “Laptop udah di sana, kan?”
“Udah, udah. Di sana ada Zuney, Nana sama Pak Aydan kok yang udah stay.” Arjuna terlihat menggulung kabel terminal. “Nanti gue nyusul sambil bawa konsumsi.”
“Oke.” Akhirnya Jendra dan Panji sudah menuju ke sanggar tari, yang pendoponya akan digunakan untuk workshop nanti.
Arjuna sudah mengepak dus-dus yang berisi snack konsumsi. Lalu mengangkutnya ke motor milik Ardana. “Ada yang mau bantu gue pegangin dusnya?” tanya Arjuna pada teman-temannya yang juga masih sibuk dengan segala macam persiapan.
Charlo yang sudah siap dengan kameranya pun menyahut, “Jun, sama gue, yuk. Tapi bonceng tiga juga, bisa nggak?”
“Bonceng tiga sama siapa?” Arjuna mengrenyitkan dahi.
“Lo, gue sama Mahen.”
“Yaudah ayok.” Arjuna menyalakan mesin motor Ardana. “Qistiya sama Eca kesananya sama siapa?”
Hakim yang sedang membantu menutup semua jendela pun menyeru, “Gue, Jun! Boti juga da, kalem.”
“Yaudah, gue duluan, ya. Jangan lupa kunci semua pintu.” Arjuna menaiki motor, kemudian ada Charlo yang duduk di tengah, dan terakhir di posisi paling belakang ada Mahen yang juga memegang kardus berisi konsumsi.
“Jun, gue rada-rada takut, euy. Lo kuat bawa gue sama Mahen?” tanya Charlo sangsi.
“Kuat. Udah kalian percaya aja sama gue.”
“Hati-hati, Jun,” pesan Mahen yang terhalang oleh dus besar yang ia pegang.
Sementara di pendopo, Zuney yang sudah mengenakan jas almamaternya pun terlihat berdiskusi dengan Jendra. Panji dan Ardana sudah sibuk untuk menggelar puluhan karpet hijau yang akan mengalasi pendopo ini.
Sementara Arjuna dan Charlo segera turun, juga Mahen yang sudah langsung memosisikan untuk menjadi operator presentasi nanti. Mahen segera menyambungkan laptop dengan proyektor. Dan yang tak kalah menarik, Pak Aydan sudah asyik berbincang dengan Pak Aryasa, pemateri dari workshop ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mel(ingkar) ✔
Teen FictionIni kisah tentang sepuluh orang yang mempunyai kebiasaan duduk melingkar, memecahkan berbagai masalah, dan menabung kenangan masa muda. Berikrar akan selalu berteman selamanya dan berharap tidak ada satu kata yang mampu mengubah lingkaran itu hanya...