Rapat persiapan kemerdekaan telah selesai dilaksanakan. Arjuna, Zuney, Hakim menjadi perwakilan kelompok yang ikut rapat bersama para pemuda desa dan ketua RT 06. Kini mereka sedang berjalan berempat bersama dengan Ryanda.
“Assalamualaikum, Akang, Teteh!!” seru Ryanda di depan pagar posko.
“Langsung masuk aja, Yan.” Zuney membuka pagar.
Pintu posko yang selalu terbuka pun memunculkan Jendra yang masih menelepon dengan Umminya. “Waalaikumsalam, sini masuk, masuk!”
Qistiya ikut keluar. “Eh, Yan. Sini, sini. Bawa apaan?” tanya Qistiya ketika melihat plastik besar berwarna merah.
“Ini, kertas wajit, Teh. Mau bikin bendera sama umbur-umbul. Boleh bikin di sini, kan?”
“Lah emang mau dikerjain di sini, Yan.” Arjuna sudah mengambil sapu untuk membersihkan teras posko. “Gelar karpet, nggak?”
“Teu kudu, lah, hareudang,” sahut Hakim.
“Hasil rapat tadi kita bikin umbul-umbul aja kan, Jun?” Zuney melihat dan mengeluarkan satu persatu barang yang ada di plastik besar itu.
“Iya, sama nyiru.” Arjuna kini duduk di samping Zuney. Lalu meraih gulungan kertas wajit. “Ini lo guntingin dulu, bentuk segitiga aja. Nanti tinggal dilem terus pasangin di tali.”
Tak lama kemudian Kang Tedi datang bersama Kang Wika. “Assalamualaikum!!”
“Waalaikumsalam!!” jawab Arjuna bersama Hakim dan Ardana yang baru keluar.
“Kang, Teh. Ini nyirunya, suruh diwarnain, ceunah, saur Pak RT.” Kang Tedi memilih duduk di teras posko.
Kang Wika mengeluarkan cat kayu beserta beberapa kuas yang nampak kering. “Ah, Kang. Kering ini mah. Harus pake tiner dulu.”
“Aya, da, si Derry bentar lagi ke sini bawa tinner,” sahut Kang Tedi.
Lalu semua anggota KKN pun keluar dari posko, dan kini mereka semua sedang membantu Ryanda untuk membuat umbul-umbul.
“Jadi gimana hasil rapatnya, Jun?” tanya Mahen seraya membetulkan letak kacamatanya, karena cowok itu sedari tadi berkutat dengan laptop.
“Jadi, mata lomba yang dilombakan ada makan kerupuk, balap karung, kelereng sendok, bakiak, tarik tambang sama panjat pinang,” papar Arjuna.
“Tapi, gais, panjat pinang itu gak akan pas hari H nya, dan bakal dilaksanain pas pembagian hadiah tanggal tiga puluh agustus.” Zuney ikut memaparkan hasil rapat.
“Yah, berarti kita udah pada balik, ya, Kak? Kan kita selesai KKN tanggal dua puluh.” Panji nampak sedih.
“Ya kesini aja, weh, Kang, Teh. Sehari doang, mah, bisa mereun?” harap Kang Tedi.
“Ya bisa sih, Kang. Tapi kita bakal nginep di mana?” tanya Arjuna.
“Gampang itu, mah, Kang. Bisa lah nanti kita ngelobi Ma Siti buat pinjemin rumah ini semalem doang.” Kang Tedi memberikan solusi.
“Gimana, gais?” tanya Arjuna pada anggotanya.
“Hayuk, lah, gas!!” seru Hakim bersemangat.
![](https://img.wattpad.com/cover/280976174-288-k545130.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Mel(ingkar) ✔
Teen FictionIni kisah tentang sepuluh orang yang mempunyai kebiasaan duduk melingkar, memecahkan berbagai masalah, dan menabung kenangan masa muda. Berikrar akan selalu berteman selamanya dan berharap tidak ada satu kata yang mampu mengubah lingkaran itu hanya...