spin off : pukul dua belas malam.

185 29 0
                                    

Pukul dua belas malam, Arjuna masih terjaga, matanya menatap ke langit-langit kamar, berteman sunyi, dan teringat akan dua puluh satu tahun sudah ia diberikan kesempatan untuk hidup di dunia yang menyenangkan ini. Mempunyai keluarga yang begitu menyayanginya, dianugerahi saudara kembar yang melengkapi kesehariannya dan dipertemukan dengan teman-teman yang menyenangkan.

           Lalu ada satu notifikasi masuk ke ponselnya. Arjuna membuka ponsel, dengan perlahan Arjuna membaca setiap kata yang membuat matanya berkaca-kaca, perlahan seutas senyum hadir di wajah tampannya, dan tanpa sadar ada cairan bening yang berasal dari kedua sudut matanya.

Bunda♥

Selamat ulang tahun, Arjunanya Bunda...

Ulang tahun sekarang Bunda gak bisa peluk Mas Una, ya? Heheh

Bunda kangen banget sama Mas Una.

Udah dua puluh satu tahun ya Mas, udah kepala dua nih.

Yaampun, bayi bunda udah gede, hehe.

Bunda doain semoga Mas Una selalu dalam lindungan Allah

Selalu dalam kasih sayang Allah.

Makin sholeh ya, Mas. Bunda bangga banget punya anak kaya Mas Una.

Makasih ya Mas udah jadi anak baik buat Bunda sama Ayah.

Makasih juga udah jadi kakak yang baik buat Adek.

Sehat terus ya, Mas... Temenin Bunda sampai Bunda gak bisa temenin Mas Una lagi ya, Sayang.

Makasih udah bersedia lahir dari rahim Bunda yang banyak kurangnya ini ya, Mas...

Bunda sayang banget sama Mas Una♥

           Tidak ada kata lain untuk mendeskripsikan apa yang dirasakan oleh Arjuna saat ini selain bersyukur. Lahir dari seorang Bunda yang memberinya kasih sayang berlimpah adalah hal yang mungkin tidak didapatkan oleh anak lain yang tidak seberuntung dia. Arjuna berjanji akan selalu menjaga dan menyayangi Bundanya selama yang ia bisa.

           Namun, kini sebuah pertanyaan terbesit di kepalanya, berapa lama lagikah waktu yang semesta berikan untuk bisa menjaga Bundanya? Akankah Arjuna bisa menyanggupi permintaan sang Bunda untuk menemaninya hingga akhir? Dan lagi-lagi air mata mengalir dari sudut matanya, membasahi bantal.

           Biarlah, untuk saat ini, tolong izinkan Arjuna untuk menumpahkan semuanya, di saat semua orang sudah terlelap, Arjuna bisa bebas untuk mengeluarkan semua sesak yang ada di hatinya. Ada perasaan khawatir yang bersemayam di benaknya, ada perasaan takut akan berakhirnya semua peristiwa menyenangkan bersama teman-temannya. Dan inilah Arjuna yang sebenarnya, pemuda yang selalu hidup diliputi ambisi, juga kekhawatiran. Selalu memastikan semuanya berjalan dengan baik, namun juga takut apabila ia tidak bisa menjalani perannya dan berkahir membuat orang-orang kesayangannya kecewa. Arjuna menyadari, bahwa dirinya tak sempurna, lemah dan tidak berdaya, namun semuanya selalu Arjuna tutupi dengan sikap keras kepala, bahkan terkesan kuat. Ya, itulah yang bisa Arjuna lakukan selama dua puluh satu tahun hidup di dunia ini.

           Selamat ulang tahun anak cengeng kesayangan Bunda♥

 

---

           Sementara Ardana, tepat pukul dua belas malam, cowok itu mengirimkan satu pesan panjang yang sudah berhari-hari ia rangkai untuk sang Bunda.

Untuk Bundanya Adek

Bun, tepat hari ini bunda bertaruh nyawa untuk melahirkan kita

Makasih ya, Bun, udah lahirin kita ke dunia yang menyenangkan ini

Makasih juga Bunda udah sabar ngurusin Adek

Adek bahagia banget bisa jadi anaknya Bunda

Semoga Bunda juga bahagia punya anak kaya Adek, hehe.

           Doain Adek ya, Bun, supaya Adek panjang umur

Biar bisa nemenin Bunda sama Ayah terus

Jagain Mas Una terus

Adek janji bakal terus nurut sama Bunda

Adek sayaaaang banget sama Bunda

I Love you, Bun ♥

           Jika Ardana ditanya siapa orang yang paling berharga untuk dirinya, dengan lantang Ardana akan menjawab Bunda. Ardana teringat bahwa Bunda adalah satu-satunya orang yang sabar menghadapi kenakalannya di masa anak-anak. Bagaimana susahnya Ardana ketika diajak belajar. Bagaimana sulitnya Ardana ketika diajak tidur siang. Juga Bunda menjadi satu-satunya orang yang memeluk dan memahaminya ketika Ardana dipanggil oleh wali kelasnya karena memukul salah satu temannya yang ternyata sudah memukul Sang Kakak.

           Bunda menjadi satu-satunya manusia yang paling mengenal dirinya, tahu jika Ardana sedang sedih walau Ardana tidak berterus terang. Tahu bahwa Ardana sedang kalut walau Ardana tidak berceerita. Dan pelukan Bunda masih menjadi obat nomor satu untuk menyembuhkan itu semua.

           Bun, Adek sayang banget sama Bunda. Adek janji gak nakal lagi. Adek janji bakal terus inget pesan Bunda untuk selalu jagain Mas Una. Adek bakal berusaha untuk jadi anak baik buat Bunda. I Love You, Bun.

.
.
.
.

Ada yang mau disampaikan untuk dua anak ini? Hihi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ada yang mau disampaikan untuk dua anak ini? Hihi

Mel(ingkar) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang