Jam menunjukkan pukul 1 siang dan Binar telah menyelesaikan mata kuliahnya lalu beranjak untuk pulang.
"Binar Lo pulangnya sama siapa?" tanya Lentera berada di samping tempat duduknya.
"Gue pulang naik angkot"
"Ouh ya gue pamit dulu ya soalnya ada urusan" sahut Sea melangkah keluar kelas.
"Oke hati-hati Sea" ucap ketiganya.
"Lo nggak bareng kita aja Bin?" tanya Yura.
"Kalian duluan aja lagian kan kita beda jalur pulangnya" jawab Binar.
"Yaudah kita duluan ya hati-hati kalau ada apa-apa kabari kita" ucap Lentera.
"Iya, kalian juga hati-hati"
Setelah ketiga temannya pulang, Binar harus menunggu angkutan di halte. semuanya tampak sepi seperti biasa, agar tidak bosan Binar mendengarkan lagu lewat earphone di telinganya.
Di saat yang sama tim basket Alister yaitu Aldar, Samudra, Kalan, Nandana, dan Ansel yang satu mobil untuk pulang melihat Binar di halte sehingga membuat mereka memutuskan untuk berhenti .
"Dar berhenti" ucap Kalan tiba-tiba.
"Kenapa kal?"
"Kalian duluan aja gue mau ke halte dulu" ujarnya tiba-tiba keluar dari mobil.
"Loh emang kenapa?" Sahut Nandana.
"Itu loh cewek yang tadi kena bola nya Kalan" jawab Ansel menunjuk ke arah Binar.
"Tumben tuh Kalan nggak kayak biasanya" ucap Samudra heran.
"Hmm gue juga nggak tau, ayok lah mending pulang" jawab Nandana santai.
Tak berpikir panjang lalu mobil mereka segera pergi.
"Ehem"
Kalan mencoba berdehem agar Binar mendengarnya.
"Lo?" ucap Binar kaget karena kedatangan Kalan.
"Lo belum pulang?" tanya Kalan.
"Hmm, iya kak lagi nunggu angkutan" sahut Binar grogi.
"Ouh yaudah sekalian bareng sama gue, luka Lo udah baikan kan?"
"I-ya kak" jawabnya canggung.
Binar merasa grogi apalagi kejadian di UKS yang masih membuat dirinya agak kaku.
"kakak ini namanya kak Kalan ya?" tanya Binar ragu-ragu sebab ia tahu namanya dari Yura.
Kalan hanya mengangguk.
"Nama Lo sendiri siapa?" tanya balik Kalan.
"Binar Amalthea, kak"
Kalan memperhatikan setiap detail senyum gadis yang sedang ia ajak bicara itu. Baru kali ini dirinya bisa bertahan mengobrol dengan orang yang baru saja ia kenal.
Setelah itu ada angkutan umum yang lewat, Kalan dan Binar segera masuk. karena hanya ada dua kursi yang kosong akhirnya mereka duduk berdampingan.
"Ma-af kak Kalan rumahnya lewat jalur perumahan mana ya?"
"Sebenarnya rumah gue bukan ke arah perumahan selatan tapi sebagai rasa permintaan maaf jadi gua mau anterin Lo sampe rumah dengan selamat" ujarnya sontak Binar kaget.
"Loh kak, mending jangan deh gue baik-baik aja kok dan kak Kalan kan juga nggak sengaja" balas Binar merasa bersalah.
"Udah diem aja, gue bakal anterin Lo sampe depan rumah"
Dari kata-kata itu Binar merasa tidak enak dan deg-degan karena pertama kalinya harus berhadapan dengan leader basket itu.
Setelah itu beberapa menit kemudian sampailah di depan gerbang rumah Binar.
KAMU SEDANG MEMBACA
KALAN [ SELESAI ]
General Fiction[ FOLLOW + VOTE DULU SEBELUM BACA] Cerita ini tentang Kalan Abakhtar, seorang mahasiswa yang pintar nan berbakat bahkan menyandang sebagai ketua basket yang terkenal di universitasnya. Namun, masa lalunya membuat ia trauma dan mengalami penyakit PTS...