Usai pulang dari kampus, Binar di antar Raka untuk segera ke rumah sakit. Namun Raka tidak bisa menemani Binar menemui Dirga sebab ia harus kembali ke kampus karena ada jam mata kuliah yang harus di ikuti.
" Kalau ada apa-apa jangan panik tetap tenang, oke " ucap Raka sebelum bergegas pergi.
" Pasti kak " sahut Binar lalu masuk ke dalam rumah sakit.
Dengan ukuran Hoodie yang besar, Binar memasukkan kedua tangannya ke dalam saku yang terletak di samping kanan dan samping kiri sembari berjalan menyusuri lorong-lorong. langkahnya terhenti saat ia teringat tak sengaja bertemu kalan kemarin di rumah sakit ini.
" Kira-kira kalan masih di sini atau udah pulang ya " batinnya.
Binar menengok ke arah sekitar memastikan siapa tau melihat kalan masih di rumah sakit tersebut. Dengan langkah demi langkah binar berjalan seraya melihat-lihat sekitar, rumah sakit masih lumayan sepi hanya ada beberapa suster dan dokter yang sedang wara-wiri.
Saat beberapa langkah lagi menuju ruang rawat Dirga tiba-tiba.
" mmm...le-pasin " Binar memberontak saat ada seseorang di belakang menyekapnya. Tangannya berusaha melepaskan tapi apa daya mereka ada 3 orang dengan pakaian serba hitam dan masker.
" Diem ! " Ujar salah satunya.
Tidak ada siapapun disana, Ia mencoba melakukan perlawanan tapi tetap gagal.
" To-long " teriaknya, namun ia tidak bisa berteriak keras sebab mulutnya di bungkam dengan keras.
Binar di seret keluar oleh tiga orang asing tadi.
Dari kejauhan kalan mengerakkan kursi rodanya, ia tak sengaja melihat gerak gerik aneh dan sekilas menatap gadis yang di bawa oleh laki-laki berpakaian hitam.
" Binar " teriaknya terkejut dan bergegas melajukan kursi rodanya agar bisa menyusul.
Binar di bawa pergi keluar rumah sakit dan akan masuk ke sebuah mobil milik tiga orang asing tadi. Kalan yang sudah berusaha kuat untuk mengejar akhirnya memilih bangkit dari kursi roda agar cepat menolong binar.
Meskipun keadaan Kalan belum pulih dan berjalan tertatih, ia berusaha keras untuk terus berjalan keluar rumah sakit.
" WOY BERHENTI !" Teriak Kalan keras membuat ketiga orang itu menengok ke arahnya.
Namun mereka segera membawa Binar masuk mobil dan melajukan mobilnya. Kalan yang melihat hal tersebut sempat panik namun buru-buru menghubungi temannya.
***
Di dalam mobil....
" Kal Lo yakin penculik itu arahnya kesini ?" Tanya Ansel sembari menyetir mobil.
" Gue yakin sempet lihat cctv di rumah sakit dan platnya kayak nggak asing "
" Apa ini orang yang sama dengan peneror itu ?" Sahut Aldar membuat ke empat orang yang ada di dalam mobil tersentak kaget.
" Sepertinya " Kalan menunduk ia memang belum sepenuhnya belum mengetahui apa motif peneror tersebut selalu menganggu Binar.
" Ouh ya kal jadi Lo sekarang udah suka nih sama binar ? " Tanya Nandana di saat-saat serius seperti ini masih menyempatkan untuk bercanda.
" Nan gue tabok Lo lama-lama ! " Celetuk Aldar.
" Yang santuy dong, gue bercanda biar nggak mabok mobil " ujarnya.
Kalan hanya menatap ke arah kaca mobil, ia sangat memikirkan keadaan binar sekarang. Entah apakah memang Kalan sudah punya perasaan dengan gadis itu.
" Jangan tinggalin gue ya bin, gue akan berusaha untuk bisa melindungi Lo. My eyes binar " batin kalan.

KAMU SEDANG MEMBACA
KALAN [ SELESAI ]
General Fiction[ FOLLOW + VOTE DULU SEBELUM BACA] Cerita ini tentang Kalan Abakhtar, seorang mahasiswa yang pintar nan berbakat bahkan menyandang sebagai ketua basket yang terkenal di universitasnya. Namun, masa lalunya membuat ia trauma dan mengalami penyakit PTS...