Hari ini jam kuliah telah selesai, Binar mengingat kata-kata Kalan dan akhirnya ia penasaran untuk pergi ke taman belakang kampus.
Di lihatnya taman hijau yang luas, pepohonan yang rindang serta bunga warna-warni sekitarnya. Seketika Binar berhenti memandang sejenak dan mengambil nafas panjang. ia jalan pelan menelusuri taman dan sampai di sebuah kursi di tengah-tengah taman dan sejenak duduk.
"Benar kata kak Kalan tempat ini memang sejuk dan buat tenang pikiran gue" ucapnya sendiri.
"Nih es krim buat Lo"
tiba-tiba ada seorang yang mengulurkan tangannya dengan membawa es krim.
"Eh kak Kalan loh kok disini?" Ucapnya kaget.
"Iya kan gue yang ngajak Lo buat ke taman ini" balasnya.
"Kirain cuma nyaranin doang si kak makanya aku kesini, tempatnya emang bagus"
"Iya gue juga sering kesini kalau lagi pingin sendiri" sahut Kalan Sontak membuat Binar kaget.
"Loh emangnya ada apa kak?" tanya Binar penasaran.
"Udah makan aja es krimnya keburu cair"
"Dasar ya aku kan udah gede masih aja beliin es krim warna gini lagi" celetuk Binar sembari melihat es krim yang tampak biasa di beli anak-anak.
Kalan yang mendengar itu hanya tersenyum bahkan jarang sekali cowok itu tersenyum bebas seperti tadi.
"Ihhh kenapa kak kalan senyum ? Emang lucu ya?"
"Lo tau nggak hal yang menurut Lo sepele bisa jadi hal yang akan membuat bahagia, apalagi pas waktu kecil pasti seneng kan kalau ada es krim. Sama halnya kalau kita lagi butuh ketenangan justru dari hal-hal kecil itu aja udah bikin mood dan effort kita balik" ucapnya.
Binar mendengar penuturannya sembari mengangguk-angguk.
"Makasih ya kak"
"Harus gue bilang satu lagi jangan panggil kak, nama aja emang gue lebih tua banget gitu dari Lo?" Ucap Kalan dengan cuek.
"Iyalah kak Kalan itu kan semester 3 jadi ya lebih tua kakak"
namun ucapannya itu seketika membuat mata Kalan menatap tajam.
Binar tampak gugup "Eh iya kak, eh maaf Kalan hehe"
"Oke gue mau pulang dulu semoga pikiran Lo tenang" sahut Kalan sembari beranjak dari tempat duduk dan pergi dari hadapan Binar.
" Makasih Kalan dan hati-hati " teriak Binar melihat Kalan sudah menjauh.
***
Saat pulang kerumah Kalan melihat sudut-sudut ruangan tampak sepi ia berpikir mungkin orangtuanya sedang pergi.
"Ma...., Ayah..." Panggilnya namun tak ada suara yang menyahut ia kemudian duduk di sofa untuk meregangkan otot-otot tubuhnya yang pegal karena latihan basket. Setelah beberapa lama kemudian ada suara yang menandakan bahwa seseorang datang.
"Loh ma, ayah darimana kok baru pulang" ucap Kalan namun tiba-tiba melihat Shena di belakang mereka dengan raut wajah sedih.
"Shena,Lo kenapa?" Ucapnya kembali.
"Gini Kalan masa iya si adik kamu Shena lagi-lagi bolos sekolah, makanya ayah sama mama di suruh ke sekolah. Udah di sekolahin bener-bener malah bolos mau jadi apa kamu?" Tatapan sinis Andre ke arah Shena serta raut wajah marah namun mereka hanya diam.
"Harusnya kamu itu contoh kakak kamu Kalan dia selalu berprestasi, basket dia selalu juara dan di kuliah pun dia rajin" tegasnya.
"Iya bela aja terus kak Kalan ! karena dia itu anak kebanggaan ayah kan nggak kayak aku, semua orang disini nggak ada yang sayang sama aku" ucap Shena dengan nada tinggi serta mata yang berkaca-kaca, lalu ia memilih pergi menuju ke kamarnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
KALAN [ SELESAI ]
قصص عامة[ FOLLOW + VOTE DULU SEBELUM BACA] Cerita ini tentang Kalan Abakhtar, seorang mahasiswa yang pintar nan berbakat bahkan menyandang sebagai ketua basket yang terkenal di universitasnya. Namun, masa lalunya membuat ia trauma dan mengalami penyakit PTS...