56

100 6 0
                                    

Ayo dong komen banyak-banyak di sini

menurut kalian endingnya bakal gimana ?

" Ibu Lo udah membaik keadaannya ?" Tanya Kalan saat di perjalanan pulang.

" Lumayan karena kemarin ibu kontrol di rumah sakit " jawab Lentera.

" Bentar, kok nggak bilang gue Tera ? Kan kalau bilang gue bisa bantu, Terus yang membiayai kontrolnya siapa ? " Tanya Kalan karena tau bahwa kondisi ekonomi sahabatnya itu sedang tidak baik apalagi masalah keluarga yang sedang ia alami.

" Hmm gue kerja sampingan karena nggak mungkin juga kan ngerepotin Lo mulu  " respon Lentera.

" Kerja dimana ?"

" Ada pokoknya "

Perbincangan mereka diselingi dengan canda tawa, entah mengapa Lentera berubah sikap semenjak di perkuliahan. Kalan tau bahwa Lentera mempunyai hubungan spesial dengan Aldar namun tidak tau bagaimana tiba-tiba saja Lentera seperti memberi jarak kepada Aldar. Apa dia sudah jatuh cinta dengan sahabatnya sendiri Kalan ? Atau ada masalah yang berusaha ia tutupi ?

" Ouh ya Tera bukannya waktu itu Aldar kirim bunga buat Lo ?" Tanya Kalan saat sudah berada di depan rumah Lentera.

" Kok Lo tau ?"

" Ya karena waktu itu Aldar bilang ke gue, gimana hubungan Lo udah baikan sama dia ?"

" Ya jangan bahas itu dulu kal gue lagi pingin sendiri" jawab Lentera dengan ekspresi tiba-tiba datar.

" Yaudah kalau gitu gue pulang dulu " ujar Kalan.

" Hati-hati " teriak Lentera saat Kalan melajukan motornya.

Namun ketika Kalan sudah pergi dan Lentera hendak masuk ke dalam rumah tiba-tiba ada seseorang yang menghentikan langkahnya.

" Lentera " panggil orang itu membuat Lentera berhenti sejenak, suara itu Tak asing baginya. Ia membalikkan badannya.

" Aldar " ujarnya saat melihat cowok yang barusan ia bicarakan ada di depannya. Wajahnya sendu dan tidak seperti biasanya, senyum wajahnya hilang dan ekspresinya tak bisa di tebak.

" Dar ...." Lentera ingin mengucapkan sesuatu namun Cowok itu langsung mengatakan sesuatu.

" Thanks udah terima bunga dari gue, Lo suka? " Tanyanya dengan ekspresi yang masih sama.

Lentera mengangguk, ia tidak bisa berkata apa-apa. Meskipun ia telah lama mengabaikan Aldar tapi cowok itu selalu berusaha keras untuk memperjuangkan dirinya. Bahkan buket bunga yang di kirim waktu itu kerumahnya masih ia simpan baik-baik. Apa pantas Lentera membiarkan Aldar kembali menelan pahit perasaannya? Atau justru Aldar yang bodoh memperjuangkan orang yang tidak menghargainya?

" Mungkin sudah lama Tera, Lo menginginkan gue untuk pergi jauh dari hidup Lo "

" Tapi sebelum itu terjadi, gue cuma  mau bilang kalau gue nggak pernah benci sama Lo bahkan sampai detik ini. Lo berhak untuk bahagia Lentera meskipun bukan gue yang menjadi alasan bahagianya " Ujar Aldar yang mampu membuat Lentera terdiam menunduk.

Aldar, cowok itu benar-benar serius saat mengucapkan setiap kalimat yang keluar dari mulutnya. Apakah Aldar sudah menyerah untuk berjuang atau mungkin jalan satu-satunya yaitu mengikhlaskan perasaan?

Sulit memang saat kita sudah berada dalam pilihan. Berani mengikhlaskan untuk kebahagian atau memilih mempertahankan tapi menyakitkan? Dua pilihan yang tak diinginkan semua orang namun kehidupan ini nyatanya selalu di hadapkan oleh pilihan.

Semenit kemudian Aldar menatap Lentera lalu membalikkan badannya dan melangkah pergi. Namun sebelum itu terjadi sudut mata Lentera sudah mulai meneteskan air matanya dan mengatakan sesuatu sebelum Aldar benar-benar pergi.

KALAN [ SELESAI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang