Sejak Kalan sadar dari pingsan Sarah begitu teliti dan mengecek keadaan putranya itu, ia juga memberikan saran kepada Kalan untuk istirahat beberapa hari agar badannya kembali pulih.
" Kal ini sarapannya, kamu makan dulu ya " ucap sara membawa nampan berisi roti serta sayuran dan susu.
" Iya ma makasih "
" Kal kamu nggak pernah ngasih kabar lagi sama papa ?" Sahut Sarah sembari mengusap lengan Kalan.
" Kok mama tiba-tiba nanya gitu " sontak kaget karena sejak kejadian tak terduga waktu itu kalan memang jarang berkomunikasi dengan papanya.
" Mama tau mungkin gara-gara waktu itu jadi berantakan tapi papa kamu nggak marah kok, dia ngabarin katanya mau ketemu kamu "
" Iya ma nanti kalan pikirin lagi " mengalihkan pandangannya ke arah piring berisikan roti lalu mengambilnya.
" jangan pernah benci sama siapapun dan dalam keadaan apapun " Sarah memperhatikan putranya dengan senyum.
" Emang salah ya ma kalau kita membenci sesuatu yang nggak bisa buat hidup bahagia "
Sara menunduk ia tau putranya sedang tidak baik-baik saja perlu waktu agar ia bisa menerima masa lalunya sendiri.
" Nak kita nggak akan pernah tau semesta punya rencana apa, yang perlu kita lakuin sekarang adalah berbuat baik termasuk ke diri sendiri"
" Jangan membenci masa lalu kalau pada akhirnya masa depan akan membahagiakan" tambahnya.
Kalan hanya terdiam mungkin hanya sang mama yang akan selalu menerima kondisinya, yang selalu ada untuknya.
" Ma jangan tinggalin kalan ya " ucap kalan singkat ia benar-benar ingin selalu ada untuk Sarah.
" Kalan harus kuat dan harus selalu bahagia " Sarah sembari memeluk putranya itu.
" Mama " teriak Shena dari luar kamar Kalan.
" Iya Shena ada apa, mama di sini "
" Ma, aku pingin makan kue, mama masakin dong " ucap Shena yang tiba-tiba masuk ke kamar.
" Tapi kak kalan kan masih sakit nak "
" Hmm mama kok gitu, pilih kasih deh " kesal Shena.
" Ma nggak apa-apa, kasihan shena pasti laper pingin makan kue"
" Yaudah gini kamu temenin kak kalan di sini nanti mama buatin kue nya "
Shena memasang wajah malas, ia sebenarnya tidak mau berurusan dengan kakaknya namun demi kue kesukaan ia mengangguk setuju.
" Iya aku bakal di sini "
" kamu duduk sini Deket kak Kalan, ayo kesini " bujuk sara
Setelah Sarah keluar dari kamar, Shena dan kalan hanya terdiam. Kakak adik itu memang tak pernah akur apalagi Shena ia benar-benar tak suka bila di Banding- bandingkan dengan kalan apalagi kalan sangat presetasi dalam bidang apapun meski kalan sangat menyayangi Shena.
" Kok diem " ucap Kalan yang melihat Shena sedang mengalihkan pandangannya.
" Lo nggak usah deh sok-sok ambil perhatian mama " jawab Shena menohok.
Kalan hanya tersenyum singkat.
" Iri ya kalau mama sayang ke gue "
" Mama itu selalu lebih mentingin Lo apalagi ayah karena Lo itu lebih segalanya buat mereka "
" Ternyata gemes ya liat Lo iri gini "
" Apaan si " Ujarnya dengan ekspresi kesal.
" Nih ya mama itu sayang banget malah sama Lo dia mau ngelakuin apa aja untuk putri cantiknya ini " mengacak rambut Shena dengan gemas.

KAMU SEDANG MEMBACA
KALAN [ SELESAI ]
General Fiction[ FOLLOW + VOTE DULU SEBELUM BACA] Cerita ini tentang Kalan Abakhtar, seorang mahasiswa yang pintar nan berbakat bahkan menyandang sebagai ketua basket yang terkenal di universitasnya. Namun, masa lalunya membuat ia trauma dan mengalami penyakit PTS...