34

93 4 0
                                    

Sejak Kalan sadar dari pingsan Sarah begitu teliti dan mengecek keadaan putranya itu, ia juga memberikan saran kepada Kalan untuk istirahat beberapa hari agar badannya kembali pulih.

" Kal ini sarapannya, kamu makan dulu ya " ucap sara membawa nampan berisi roti serta sayuran dan susu.

" Iya ma makasih "

" Kal kamu nggak pernah ngasih kabar lagi sama papa ?" Sahut Sarah sembari mengusap lengan Kalan.

" Kok mama tiba-tiba nanya gitu " sontak kaget karena sejak kejadian tak terduga waktu itu kalan memang jarang berkomunikasi dengan papanya.

" Mama tau mungkin gara-gara waktu itu jadi berantakan tapi papa kamu nggak marah kok, dia ngabarin katanya mau ketemu kamu "

" Iya ma nanti kalan pikirin lagi " mengalihkan pandangannya ke arah piring berisikan roti lalu mengambilnya.

" jangan pernah benci sama siapapun dan dalam keadaan apapun " Sarah memperhatikan putranya dengan senyum.

" Emang salah ya ma kalau kita membenci sesuatu yang nggak bisa buat hidup bahagia "

Sara menunduk ia tau putranya sedang tidak baik-baik saja perlu waktu agar ia bisa menerima masa lalunya sendiri.

" Nak kita nggak akan pernah tau semesta punya rencana apa, yang perlu kita lakuin sekarang adalah berbuat baik termasuk ke diri sendiri"

" Jangan membenci masa lalu kalau pada akhirnya masa depan akan membahagiakan" tambahnya.

Kalan hanya terdiam mungkin hanya sang mama yang akan selalu menerima kondisinya, yang selalu ada untuknya.

" Ma jangan tinggalin kalan ya " ucap kalan singkat ia benar-benar ingin selalu ada untuk Sarah.

" Kalan harus kuat dan harus selalu bahagia " Sarah sembari memeluk putranya itu.

" Mama " teriak Shena dari luar kamar Kalan.

" Iya Shena ada apa, mama di sini "

" Ma, aku pingin makan kue, mama masakin dong " ucap Shena yang tiba-tiba masuk ke kamar.

" Tapi kak kalan kan masih sakit nak "

" Hmm mama kok gitu, pilih kasih deh " kesal Shena.

" Ma nggak apa-apa, kasihan shena pasti laper pingin makan kue"

" Yaudah gini kamu temenin kak kalan di sini nanti mama buatin kue nya "

Shena memasang wajah malas, ia sebenarnya tidak mau berurusan dengan kakaknya namun demi kue kesukaan ia mengangguk setuju.

" Iya aku bakal di sini "

" kamu duduk sini Deket kak Kalan, ayo kesini " bujuk sara

Setelah Sarah keluar dari kamar, Shena dan kalan hanya terdiam. Kakak adik itu memang tak pernah akur apalagi Shena ia benar-benar tak suka bila di Banding- bandingkan dengan kalan apalagi kalan sangat presetasi dalam bidang apapun meski kalan sangat menyayangi Shena.

" Kok diem " ucap Kalan yang melihat Shena sedang mengalihkan pandangannya.

" Lo nggak usah deh sok-sok ambil perhatian mama " jawab Shena menohok.

Kalan hanya tersenyum singkat.

" Iri ya kalau mama sayang ke gue "

" Mama itu selalu lebih mentingin Lo apalagi ayah karena Lo itu lebih segalanya buat mereka "

" Ternyata gemes ya liat Lo iri gini "

" Apaan si " Ujarnya dengan ekspresi kesal.

" Nih ya mama itu sayang banget malah sama Lo dia mau ngelakuin apa aja untuk putri cantiknya ini " mengacak rambut Shena dengan gemas.

KALAN [ SELESAI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang