38

109 6 0
                                    

Saat di parkiran Aldar mencoba membicarakan kembali dengan Kalan.

" Kal " panggilnya.

" Udah cukup Dar Binar punya kehidupannya sendiri kita nggak berhak buat ikut campur " tegas Kalan yang tak seperti biasanya.

" Iya tapi gue nggak mau lihat Binar menderita Kal, apalagi dia sampe nangis kejer. Kita nggak tau apa yang terjadi sama dia dan satu lagi dia hidup sendiri, kalau Lo mau pulang silahkan tapi gue akan tetep cari tau dimana Binar berada " ujar Aldar yang membuat Kalan terdiam seketika, lalu menjauh dari pandangan Kalan.

" Sebegitu khawatir Aldar  berarti memang benar sedang tidak baik-baik saja, Bin Lo dimana ? " Ucap Kalan pada dirinya sendiri ia juga merasa bersalah karena menghiraukan ucapan Aldar.

                                 ***

Setelah di rasa aman Binar dan Raka kemudian kembali untuk menuju ruang rawat Dirga.

" Kak gue mau pulang ambil perlengkapan, titip kak Dirga bentar ya " ujar Binar kepada Raka.

" Iya, nggak apa-apa pulang sendiri ?"

Binar mengangguk

" Yaudah hati-hati kalau ada apa-apa langsung kabari gue "

Binar segera keluar, ia melihat sebentar ke arah Dirga yang masih tertidur pulas.

Di sisi lain Kalan buru-buru mengikuti Aldar pergi, agar memastikan kondisi binar.

Saat hendak keluar dari rumah sakit Binar tak sengaja melihat Kalan berada di parkiran membuatnya kaget namun untungnya Kalan tak melihat dirinya.

" Maaf ya kal gue harus nutupin ini semua mungkin setelah Lo tau, gue takut Lo bakal benci sama gue" gumam binar dalam hati

Setelah melihat Kalan sudah pergi buru-buru Binar mencari ojek untuk segera pulang.

                              ***

" Akhirnya sampe juga " ucap Binar sendiri ia berjalan pelan masuk ke rumahnya.

Saat di depan pintu masuk ia di kejutkan adanya kertas tepat di bawah pintu, perlahan binar mengambilnya.

Dan saat di baca tangannya mulai bergetar dan Rasa ketakutan kembali menyelimuti dirinya.

" Permainan akan segera dimulai, jangan coba-coba mencari fakta kalau kau tak mau dalam bahaya "

Seketika tubuh Binar mulai lemas, jantungnya berdegup kencang. Ia tak tahu lagi harus apa, mungkin jalan satu-satunya harus segera mengungkap pelaku yang sudah menjebak ayahnya.

" Gue harus minta bantuan pak dewa, mungkin ini harapan yang bisa di percaya " gumamnya dalam hati

Kemudian Binar bergegas membuka pintu rumah satu langkah saat hendak masuk ada yang menepuk bahunya membuatnya terperanjat kaget.

" Astaghfirullah " teriaknya.

" Binar ini gue " jawab seseorang  membuat ia menengok kebelakang.

" Aldar " mengerutkan keningnya heran, mata Binar masih terlihat bengkak karena menangis membuat Aldar terdiam.

" Lo... baik-baik aja kan Bin ? "

Binar hanya menunduk ia berusaha untuk menutupi keadaannya saat ini.

" Bin " Aldar tiba-tiba mengusap rambut Binar dengan lembut dan memperhatikan Binar lamat-lamat bahwa gadis itu sedang tidak baik-baik saja.

Binar yang merasa bahwa dirinya hari ini benar-benar terasa hancur, ia tak kuat menahan tangisnya perlahan air mata kembali keluar namun ia berusaha mengalihkan pandangannya.

KALAN [ SELESAI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang