51. fitnah

100 5 0
                                    

JANGAN LUPA FOLLOW DAN VOTE

    Ada yang mau kalian sampein ?

                 Yuk komen gaes

               🌼Happy reading 🌼 

Binar tak menghiraukan semua pandangan para mahasiswa, ia terus berjalan sampai tepat di tengah-tengah lapangan basket dan ada sebuah lemparan kertas mengenai kepalanya membuat ia mendongak ke atas.

" Lo ngapain masih masuk kuliah "

" Nggak pantes tau  "

" Anak Narapidana nggak cocok masuk di universitas ini "

Teriakan itu dari lantai 2, Binar kenal mereka merupakan para senior kampus.

" Heh ngapain masih bengong udah sana pulang "

" Huh "

" Dasar "

Satu dua lemparan kertas jatuh ke arah binar, ia masih diam terpaku. Dan ada satu lemparan telur tepat di kepalanya membuat rambutnya berantakan.

" Astaga " batinnya.

" Haha rasain tuh "

" Anak napi nggak tau diri "

Binar lama-lama geram sembari mengepal tangannya. ia sudah tidak tahan dan menatap satu persatu para mahasiswa yang mengejeknya.

Dengan lantang ia mengucapkan kepada mereka.....

" STOP ! " Teriak binar.

Semua mahasiswa terdiam, tak percaya bahwa gadis itu akan melawan.

" EMANG SALAH YA KALAU JADI ANAK NARAPIDANA ?"

" APA KITA BISA MILIH UNTUK TERLAHIR DARI ORANG TUA YANG SEMPURNA ?" dengan mata berkaca-kaca binar mencoba untuk menjelaskan.

" NGGAK SEMUA NARAPIDANA ITU SALAH "

"  JANGAN PERNAH SALAHKAN ORANG LAIN KARENA BELUM TENTU DIRI KALIAN BENAR "

" HUKUM HANYA HUKUM, MEREKA HANYA MELIHAT SATU SUDUT PANDANG. SIAPA YANG BERKUASA MEREKA AKAN MENANG, YANG KALAH AKAN JADI KORBAN DAN TERASINGKAN ! " Geram Binar menatap setiap mata di antara mereka, dengan air mata yang hampir jatuh tapi ia tahan.

Semua mahasiswa yang tadi mengoceh dan menghina terdiam bisu, semua yang di katakan binar seolah membuat mulut mereka kaku.

Binar akhirnya memilih untuk segera pergi, namun ada dua orang senior yang menghadangnya.

" Jangan sok caper deh Lo " ucap gadis dengan rambut pendek, ia mendorong bahu kiri binar.

" Gara-gara Lo ada di sini universitas ini bakal tercoreng namanya, bau amis iyuhhh " sahut teman di sampingnya yang mulutnya seperti cabai.

Byur..... Satu gelas air tersiram ke wajah binar, ia bahkan layaknya orang yang sedang ulang tahun.

" Ups...nggak sengaja " ledek tawa ada di wajah mereka berdua.

Binar hanya sekedar diam, ia tau pasti akan sia-sia jika menggubris seniornya itu. Ia hanya bisa menahan amarahnya dengan mata berkaca-kaca tapi harus tetap tegar.

" Heh tuli ya Lo, diam aja. Dasar gila! Wkkw " ucapnya gadis berambut pendek tadi dengan tawa.

Binar melihat sekeliling, ia menatap ketiga sahabatnya yang tengah melihat dirinya. Entah mengapa lentera, Yura, sea tidak menolongnya saat di hina habis-habisan oleh mahasiswa satu fakultas. Bahkan saat pandangan mereka bertemu Yura dan lainnya memilih untuk pergi.

KALAN [ SELESAI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang