46

96 5 0
                                    

Kalan dan tim Alister yang lain sedang berkumpul, mereka nongkrong di sebuah tempat makan pinggiran. Aldar yang saat itu tak sabar bagaimana respon Lentera setelah ia mengirimi bunga dengan segera menelepon Binar apakah sudah sampai atau belum.

" Lo kenapa Dar senyam-senyum kek orang gila " celetuk Nandana yang melihat aldar tak seperti biasanya.

" Iya nih Lo kenapa ? Kesambet pohon gede sebelah kampus ?" Sahut Ansel sembari mengecek dahi aldar panas atau tidak.

" Husttt kalian tuh jangan ganggu gue" bentaknya

" Sensi banget kayak cewek lagi pms aja " sahut Samudra.

" Iya-iya si paling bucin sama sea " balas aldar dengan muka cemberut.

" Lo balikan Dar sama Lentera ?" Tanya Kalan yang membuat suasana jadi sunyi seketika.

" Yah doain aja kal, gue kirimin dia bunga " senyumlah.

" Baguslah "

" Ciee yang mau CLBK nih Yee cuit-cuit " sindir Nandana.

Meskipun sebelumnya ada selisih paham antara Aldar dan Kalan namun keduanya sudah tampak baik-baik saja, Aldar sendiri yakin bahwa Kalan menganggap Lentera sahabatnya karena cowok itu diam-diam sudah menyukai Binar.

" Lo kapan kal ?" Tanya Aldar yang membuat Kalan kaget dan tersedak.

" Uhuk...huk...."

" Nih kal minum-minum dulu " Ansel menyodorkan botol mineral.

" Maksud Lo apaan Dar " kalan menjawab dengan grogi.

" Masa' Lo nggak tau kal " celetuk Nandana.

" Nggak usah mancing " respon Kalan.

" Eh bentar kok tumben Binar nggak angkat telpon ya " ujar Aldar yang membuat mereka menatapnya.

" Emang ada apa ?" Tanya Kalan.

" Gue kemarin pesen bunga di binar, hari ini gue mau mastiin udah di kirim belum "

" Jangan-jangan binar dalam bahaya kal " sahut Ansel serius.

" Iya-iya apa kita susul aja kerumahnya " respon Kalan.

" Bener sih ayo " ajak Nandana.

Namun saat mereka hendak ke rumah Binar, tiba-tiba gadget kalan bergetar tanda ada yang menelponnya dan benar saja itu Binar.

" Bentar, ini binar nelpon " ucap Kalan kepada mereka.

* Kal, lo dimana?, Tolongin
Gue *

Dengan suara tangis Binar mencoba berbicara kepada Kalan, hal tersebut sontak membuat ia panik.

                  * Bin ada apa? Lo dimana?*

Setelah mendengar penuturan Binar dengan segera Kalan melaju kesana bersama anak-anak Alister.

" Binar dalam bahaya, kita harus kesana " ucapnya tanpa basa-basi yang di angguki oleh mereka.

                                 ***

Binar masih setia menemani Dirga, air matanya terus mengalir sembari membersihkan darah yang ada di tubuh Dirga. Dengan pelan ia mengusap wajah kakaknya itu.

" Kak Dirga, yang kuat ya. Binar sayang banget sama kak Dirga meskipun kakak benci sama gue " lirihnya dengan lembut Binar merapihkan rambut Dirga. 

Tak lama kemudian kalan dan ke 4 lainnya sampai di lokasi yang Binar kirimkan.

Mereka masuk tanpa curiga dan dari kejauhan kalan berhenti melangkah saat melihat binar dengan seseorang yang sudah berlumuran darah. Tidak terlihat jelas bahwa itu Dirga.

KALAN [ SELESAI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang