Setelah penantian panjang menunggu sidang kasus sang ayah, tepat hari ini Binar dan Dirga akan menghela nafas lega sebab keadilan segera akan berpihak pada mereka.
Binar membuka pintu kamarnya, ia sudah bersiap dengan memakai setelan kemeja serta celana kulot dan rambut kepalanya yang tergerai.
" Udah siap " suara seseorang yang sudah berada disampingnya, orang tersebut Dirga yang juga sudah bersiap-siap.
" Iya "
Dirga memegang tangan Binar, mereka sama-sama menguatkan agar semuanya berjalan lancar.
" Harus siap denger semua keputusan pengadilan " sahut Dirga dengan menatap wajah Binar yang tampak ragu-ragu.
" Kak, perasaanku kok nggak enak " sahut Binar perasaannya kali ini campur aduk, ada rasa takut yang membayanginya.
Dirga memegang kedua telapak Binar yang terasa dingin.
" Jangan takut ya, ada kakak disini "
Binar kemudian mengukir sedikit senyum.
" Makasih ya kak Dirga udah sayang sama Binar "
" Siapa bilang ? Nggak " celetuknya bercanda.
Lalu binar mencubit pinggang Dirga karena kesal " ouh gitu oke aku ngambek nih " sembari memalingkan wajahnya.
" Jangan dong cuma bercanda gemoy ku " balas Dirga dengan mencubit pipi chubby milik Binar.
Keduanya lalu tertawa bersama, Dirga selalu punya cara sendiri untuk bisa membuat suasana lebih nyaman.
" Ouh ya kak nanti di jalan mampir beli batagor dulu ya hehe " ujar Binar sembari menyunggingkan senyum.
" Oke beli lainnya juga sekalian kayak seblak, somay, bakso, mie ayam, es krim, es teh, cimol semuanya bisa " sahut Dirga.
Binar mengekspresikan wajah teramat senang " Beneran?"
" Iya beneren Bin bin " Dirga menangkupkan kedua telapak tangannya ke pipi Binar karena sangat gemas.
" Sakit kak Dirga" protes Binar.
" Maaf-maaf sini mana yang sakit biar kakak cium " ucap Dirga yang langsung diberi tatapan tajam.
" Nggak boleh "
" Loh kita kan kakak adik sayang " ujarnya sembari menatap Binar.
Binar dengan cepat menutup wajahnya " Aku malu kakak "
Ia memang sudah lama tak berinteraksi manis dengan Dirga sehingga membuatnya sedikit canggung.
" Giliran sama Kalan aja perhatian banget " sindir Dirga.
" Tuh kan aku sama Kalan itu nggak ada apa-apa kak "
" Hmm perlu di curigai " balasnya.
" Udahlah yuk kita berangkat sekarang " ajak Binar menarik tangan Dirga.
***
Sarah membawa nampan berisi sarapan untuk diberikan kepada Kalan. Ia menuju ke kamar putranya tersebut.
Tok......tok....
" Kal ini mama " ujarnya dari luar pintu.
" Iya ma masuk aja "
Sarah melihat Kalan sudah berpakaian rapi seperti hendak pergi.
" Kamu udah rapi gini mau kemana Kal ?"
Kalan membalikkan badannya untuk melihat mamanya.
" Ma " spontan Kalan memeluk mamanya itu, ia tak kuasa untuk menceritakan apa yang sudah terjadi selama ini. Tapi Kalan tak ingin membuat mamanya cemas.
KAMU SEDANG MEMBACA
KALAN [ SELESAI ]
Ficción General[ FOLLOW + VOTE DULU SEBELUM BACA] Cerita ini tentang Kalan Abakhtar, seorang mahasiswa yang pintar nan berbakat bahkan menyandang sebagai ketua basket yang terkenal di universitasnya. Namun, masa lalunya membuat ia trauma dan mengalami penyakit PTS...