Gita kaget melihat putrinya yang basah kuyup saat sampai di rumah.
"loh Binar kok baju kamu basah ? dari mana?" tanya Gita melihat putrinya itu basah kuyup sampai rumah.
"Iya Bu maaf tadi nganterin pesanan, terus karena udah sore jadi nunggu angkot lama dan hujan deh tapi tadi di anterin kok sama kak Aldar Kakak tingkat aku di kampus" jelas Binar.
"Ya ampun kenapa yang anter nggak kak Dirga aja?"
"Dia lagi banyak tugas kuliah Bu jadi aku deh yang anterin"
"Yaudah kalau gitu kamu mandi dulu ya, ibu udah siapin makanan"
Lalu Gita pun menghampiri Dirga yang sedang sibuk dengan laptopnya.
"Dirga"
"Ada apa Bu?"
"Kamu kenapa biarin Binar sore-sore gini antar pesanan kenapa tadi nggak kamu aja, kamu kan bisa naik motor biar cepet" ucapnya pelan.
"Yah biarin Bu, dia kan udah besar lagian Bu dia juga bisa kok jaga diri" ujarnya membela diri.
"Tapi Dirga dia itu kan adik kamu, ibu minta kalian supaya bisa akur"
"Bu, andai aja bukan karena dia hidup kita nggak akan susah kayak gini Bu, semuanya gara-gara dia dan aku nggak akan pernah maafin perbuatan itu sebelum ada kebenaran!" bantah Dirga lalu pergi.
Gita yang mendengar kata-kata itu matanya berkaca-kaca namun ternyata dari kejauhan Binar mendengarnya, tubuhnya seakan lemas dan tiba-tiba dirinya teringat yang membuat rasa bersalahnya kembali.
***
Paginya Binar memutuskan untuk berangkat ke kampus lebih pagi. ia masih teringat dengan apa yang di katakan Dirga. Rasa bersalahnya masih menghantuinya sampai ia berjalan tanpa fokus arah.
Ia berjalan menyusuri koridor dan hanya mendengar beberapa langkah kaki mahasiswa serta suara-suara bola basket yang di mainkan oleh tim basket Alister namun, Binar tetap berjalan tanpa menghiraukan.
"Eh itu bukannya Binar, cewek yang kemarin kena bola?" ucap Aldar.
"Iya tuh kok jalannya kayak orang nggak fokus ya" sahut Nandana menghentikan bola basket.
Tim Alister yang berjalan menuju ruang olahraga pun terhenti saat melihat Binar. Kalan yang melihat itupun melangkahkan kakinya menghalangi jalan Binar.
"Maaf kak permisi" ucap Binar santai.
"Lo kenapa lagi sakit ya?"
"Nggak"
"Bohong , jalan Lo aja udah nggak fokus kayak orang melamun" tatap Kalan melihat wajah lesu Binar.
"Maaf kak,gue harus ke perpustakaan" ucap Binar lalu meninggalkan mereka.
"Mungkin banyak tugas kali Kal, jadi pusing deh dia wkwk" tawa Nandana.
"Emangnya kayak Lo nan" sahut Ansel dengan meledek.
"Yuk lah kita ke kantin" ajak Kalan sedangkan Nandana masih fokus melihat para mahasiswi lewat sehingga tertinggal.
"Heh jangan tinggalin gue," teriak Nandana.
Di kantin
"Eh gue duluan ya" ucap Kalan tiba-tiba beranjak dari duduknya setelah menghabiskan makanan.
"Mau kemana Lo Kal?" sahut Ansel.
"Ke perpus"
"Tumben banget Lo kal ke perpus" ucap Nandana.

KAMU SEDANG MEMBACA
KALAN [ SELESAI ]
General Fiction[ FOLLOW + VOTE DULU SEBELUM BACA] Cerita ini tentang Kalan Abakhtar, seorang mahasiswa yang pintar nan berbakat bahkan menyandang sebagai ketua basket yang terkenal di universitasnya. Namun, masa lalunya membuat ia trauma dan mengalami penyakit PTS...