33

93 5 1
                                    

" gue perlu ngomong sama binar bentar " ucap Kalan membuat keempat sahabatnya terdiam sejenak lalu mengiyakan.

Saat mereka keluar Aldar masih tampak kebingungan.

" Dar Napa Lo bengong " ucap Ansel.

" Itu Kalan mau ngomong apa sih sama binar kepo gue " Aldar mendekatkan kupingnya ke arah pintu kamar Kalan.

" Lah Lo kepo Mulu kerjaannya " sahut Nandana.

" Eh Dar tunggu deh Lo nggak apa-apa kan ? " Samudra mengecek dahi Aldar apakah panas atau tidak.

" Weh ngapain Lo " Aldar menghempaskan tangan Samudra.

" Gue ngecek aja, Lo nggak cemburu pas tadi Kalan cari Lentera " sindir Samudra.

" Nggak lah gue yakin kok Kalan itu anggep Lentera sahabatnya"

" Yakin ? " Sahut Ansel sembari menaikkan alis sebelah.

" Nggak usah mancing lama-lama gue tonjok Lo " kesal Aldar melihat kelakuan sahabatnya yang mengompori.

" Santai aja kali wkwk" sahut Nandana dengan tawa khasnya.

Di ruang kamarnya tampak Binar gugup ia bingung mengapa Kalan ingin berbicara empat mata dengannya.

" Kal mau ngomong apa ya ? " Ucapnya membenarkan posisi duduknya agar tidak grogi.

" Gue minta maaf "

" Untuk ? "

" Maaf bin udah buat hidup Lo susah " sahutnya semakin membuat Binar berfikir keras.

" Maksudnya kal gue sama sekali nggak ngerti "

" Gara-gara peneror itu hidup Lo jadi nggak tenang, dan penyebab Lo di teror itu juga karena gue imbasnya ke Lo semua "

Kalan menarik nafasnya pelan ia merasa bersalah, kali ini terlihat bahwa sosok Kalan adalah orang yang baik dan perhatian. Binar kira Kalan sosok cowok dengan sifatnya yang orang-orang bilang cool dan jarang bicara namun tak ada yang tau mungkin cowok itu memiliki beban banyak yang ia pikul.

" Lo tenang aja, kita bisa kok lewatin masalah ini. Allah nggak akan pernah memberikan ujian kepada manusia kecuali sesuai kemampuan manusia itu sendiri artinya kita di berikan ujian ini karena mampu buat lewatin"  ucap Binar seketika membuat Kalan tersenyum tenang

Kalan mengangguk. 

" Ouh ya kal hmm gue panggilin Tante Sarah ya kasihan pas lihat Lo pingsan tadi kayaknya khawatir banget "

" Iya " ucapnya singkat.

Binar melangkah keluar tapi terkejut saat melihat Aldar yang hampir jatuh  tepat di depan pintu.

Brak....

" Dar Lo ngapain ? " Tanya Binar kaget.

" Eh bin ya maaf " Aldar menggaruk kepalanya karena ketahuan menguping pembicaraan.

" Biasa Bin tukang kepo " sahut Ansel.

" Gue mau nyamperin Tante Sarah dulu kalian bisa masuk ke kamar Kalan " Binar lalu pergi untuk menghampiri Tante Sarah bahwa kalan sudah sadar.

Saat berjalan menyusuri ruang tamu Binar tak sengaja melihat Shena yang duduk di sofa, Binar berniat untuk bertanya keberadaan Tante Sarah

" Shena, Tante sara dimana ya ? "

" Di kamar ada apa " jawab Shena cuek yang masih sibuk dengan ponselnya.

" Kalan udah sadar, jadi mau ngasih tau ke Tante Sarah "

KALAN [ SELESAI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang