Angin malam mulai menyelimuti tubuh kedua insan yang baru saja berdiri di depan gerbang rumah. Seorang laki-laki dengan jaket warna navy menatap serius rumah di depannya itu sembari menengok ke arah gadis di sampingnya. Ia memberikan isyarat untuk masuk ke rumah tersebut.
" Tapi..." Ujarnya mengantung namun tangannya di tarik untuk mengikutinya.
Gerbang rumah tersebut otomatis terbuka lebar saat keduanya menginjakkan kaki. Model rumah yang begitu mewah dengan para penjaga di sekitarnya.
" Lo mau nunggu di sini sendirian ? Biar di gendong Wewe gombel " celetuknya.
" Heh nggak mau lah "
" Makanya ikut gue "
" Iya-iya bawel "
Keduanya lalu masuk ke rumah tersebut.
Tampak dari teras para penjaga yang sedang berdiri agar tidak sembarang orang masuk.
" Maaf tuan apa sudah memiliki janji dengan pak bos ? " Tanya salah satu penjaga itu.
Kalan mengerutkan keningnya bingung.
" Buat apa saya harus izin dulu ketemu papa ? Saya kan anaknya " tegasnya.
Namun tampaknya para penjaga itu meminta Kalan agar menghubungi papanya dulu.
" Maaf, tuan bisa menghubungi pak bos dulu "
" Saya ingin bertemu papa karena hal penting jadi tidak perlu izin "
" Tapi...." Satu sahutan penjaga membuat Kalan menarik Shena untuk ikut masuk yang kemudian di buntuti para penjaga tadi.
" Papa...papa " panggilnya di ruang tamu.
" Ada apa ini Kalan, kenapa kamu masuk tanpa izin dulu " ucap seseorang dengan kedua anak kembar di sampingnya.
Kalan tertawa hambar " Ini rumah papa jadi saya berhak kapanpun untuk masuk memangnya Tante siapa? "
" Kalan jaga ucapan kamu ya " ujar seseorang di balik perempuan tadi, sesosok pria dengan tubuh atletis matanya yang agak mirip dengan Kalan.
" Kalan perlu bicara sama papa " ucapnya.
Namun pria tadi memandang ke arah gadis di samping Kalan dengan ekspresi menyeramkan.
" Siapa dia ?" Tanyanya membuat Shena yang menatap itu kemudian perlahan memegang tangan Kalan karena ketakutan.
" Bukan urusan papa " jawab Kalan.
" Kak Kalan " panggil si kembar membuat suasana menjadi hening seketika.
" Ajak masuk mereka " bisik pria tadi.
Kemudian perempuan beserta anak kembar tadi pergi masuk ke kamar.
" Ada urusan apa kamu kesini Kal. Tumben apa kamu ingin menginap di rumah papa? Tentu akan papa izinkan Kal " ujarnya berubah ekspresi.
" Kalan mau ngomong to the point soal kemarin yang dibahas "
" Papa sudah bilang kalau hal itu tidak usah kamu pusingkan. Semuanya akan beres "
" Pa ..." Ucapnya mengantung.
" Jika kamu ikut campur masalah ini, papa pastikan semua orang terdekatmu dalam masalah terutama gadis di sampingmu " bisiknya membuat Kalan geram.
" Jangan pernah sakiti Binar dan Shena ataupun sahabat-sahabatku " balas Kalan.
Pria tersebut berdehem lalu meringis" itu mudah Kalan, sangat mudah " sahutnya membuat Shena semakin mengeratkan genggaman tangan ke Kalan.
" Yang terpenting kasus itu tidak terkuak " bisiknya ke telinga Kalan.

KAMU SEDANG MEMBACA
KALAN [ SELESAI ]
General Fiction[ FOLLOW + VOTE DULU SEBELUM BACA] Cerita ini tentang Kalan Abakhtar, seorang mahasiswa yang pintar nan berbakat bahkan menyandang sebagai ketua basket yang terkenal di universitasnya. Namun, masa lalunya membuat ia trauma dan mengalami penyakit PTS...