54

118 5 0
                                    

Angin malam mulai menyelimuti tubuh kedua insan yang baru saja berdiri di depan gerbang rumah. Seorang laki-laki dengan jaket warna navy menatap serius rumah di depannya itu sembari menengok ke arah gadis di sampingnya. Ia memberikan isyarat untuk masuk ke rumah tersebut.

" Tapi..." Ujarnya mengantung namun tangannya di tarik untuk mengikutinya.

Gerbang rumah tersebut otomatis  terbuka lebar saat keduanya menginjakkan kaki. Model rumah yang begitu mewah dengan para penjaga di sekitarnya.

" Lo mau nunggu di sini sendirian ? Biar di gendong Wewe gombel " celetuknya.

" Heh nggak mau lah "

" Makanya ikut gue "

" Iya-iya bawel "

Keduanya lalu masuk ke rumah tersebut.

Tampak dari teras para penjaga yang sedang berdiri agar tidak sembarang orang masuk.

" Maaf tuan apa sudah memiliki janji dengan pak bos ? " Tanya salah satu penjaga itu.

Kalan mengerutkan keningnya bingung.

" Buat apa saya harus izin dulu ketemu papa ? Saya kan anaknya " tegasnya.

Namun tampaknya para penjaga itu meminta Kalan agar menghubungi papanya dulu.

" Maaf, tuan bisa menghubungi pak bos dulu "

" Saya ingin bertemu papa karena hal penting jadi tidak perlu izin "

" Tapi...." Satu sahutan penjaga membuat Kalan menarik Shena untuk ikut masuk yang kemudian di buntuti para penjaga tadi.

" Papa...papa " panggilnya di ruang tamu.

" Ada apa ini Kalan, kenapa kamu masuk tanpa izin dulu " ucap seseorang dengan kedua anak kembar di sampingnya.

Kalan tertawa hambar " Ini rumah papa jadi saya berhak kapanpun untuk masuk memangnya Tante siapa? "

" Kalan jaga ucapan kamu ya " ujar seseorang di balik perempuan tadi, sesosok pria dengan tubuh atletis matanya yang agak mirip dengan Kalan.

" Kalan perlu bicara sama papa " ucapnya.

Namun pria tadi memandang ke arah gadis di samping Kalan dengan ekspresi menyeramkan.

" Siapa dia ?" Tanyanya membuat Shena yang menatap itu kemudian perlahan memegang tangan Kalan karena ketakutan.

" Bukan urusan papa " jawab Kalan.

" Kak Kalan " panggil si kembar membuat suasana menjadi hening seketika.

" Ajak masuk mereka " bisik pria tadi.

Kemudian perempuan beserta anak kembar tadi pergi masuk ke kamar.

" Ada urusan apa kamu kesini Kal. Tumben apa kamu ingin menginap di rumah papa? Tentu akan papa izinkan Kal " ujarnya berubah ekspresi.

" Kalan mau ngomong to the point soal kemarin yang dibahas "

" Papa sudah bilang kalau hal itu tidak usah kamu pusingkan. Semuanya akan beres "

" Pa ..." Ucapnya mengantung.

" Jika kamu ikut campur masalah ini, papa pastikan semua orang terdekatmu dalam masalah terutama gadis di sampingmu " bisiknya membuat Kalan geram.

" Jangan pernah sakiti Binar dan Shena ataupun sahabat-sahabatku " balas Kalan.

Pria tersebut berdehem lalu meringis" itu mudah Kalan, sangat mudah " sahutnya membuat Shena semakin mengeratkan genggaman tangan ke Kalan.

" Yang terpenting kasus itu tidak terkuak " bisiknya ke telinga Kalan.

KALAN [ SELESAI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang