48

113 4 0
                                    

Sarah masih setia menunggu Kalan yang belum sadar sampai sekarang, dokter yang menanganinya langsung memberitahukan keadaan Kalan kepada keluarganya. Sedangkan Shena masih mengambil keperluan di rumah.

" Gimana dok keadaan anak saya " ucap Sarah saat dokter keluar dari ruang rawat kalan.

" Kalan mengalami trauma berat atau bisa di bilang PTSD ( post traumatic stress disorder )  gangguan pasca trauma,  yang memungkinkan ia teringat kembali akan kejadian yang di laluinya bu " Ujar dokter.

" Apa secepatnya Kalan harus ke psikolog atau terapi ?" Tanya Sarah yang begitu khawatir.

" Salah satunya dengan terapi atau bisa ke psikolog Bu, kemarin saya sudah rekomendasi psikolog yang akan membantu pelan-pelan penyembuhan Kalan "

"  iya dok tapi saya sempat bicara kemarin tapi dia sepertinya tidak mau dok "

" Bicarakan ini dengan baik Bu karena harus bertahap supaya tidak ada keterpaksaan "

" Baik dok terimakasih"

" Silahkan Bu bisa langsung menjenguk Kalan "

Sarah langsung masuk kedalam ruang rawat Kalan, tapi pembicaraan Sarah dan dokter tadi ternyata di dengar oleh Shena yang ada di balik tembok karena sengaja ingin mengetahui kondisi Kalan.

" PTSD " gumam Shena dalam hatinya.

Memang sejak dulu ia tak pernah tau apa yang di alami kalan, ia bahkan tidak peduli sebab belum menerima kalan sebagai kakaknya. Shena yang mendengar penuturan dokter tadi, ia memutuskan untuk berbalik ke arah keluar rumah sakit namun tak sengaja menabrak seseorang.

Bruk....

" Ya ampun, maaf-maaf " ucapnya dan ternyata yang di tabrak adalah Aldar dan Ansel.

" Shena ? Kok buru-buru ada apa ?" Tanya aldar.

" Eh...itu kak hmm nggak apa-apa mau ke  toilet bentar " jawabnya kebingungan.

" Ouh ya, kalan udah sadar ?" Tanya Ansel.

" Sepertinya sudah soalnya tadi dokter keluar nyamperin mama "

" Ya kak gue pamit dulu " tambah Shena.

Aldar dan Ansel yang melihat gerak gerik Shena nampak aneh seperti ketakutan.

" Shena kenapa ya, nggak kek biasanya " sahut Ansel.

" Mungkin karena khawatir sama kalan " ujar Aldar santai.

Keduanya lalu menyusul Nandana dan Samudra yang sedang duduk di area yang agak jauh dari ruang rawat Kalan.

" Gimana kondisi Kalan ?" Tanya Aldar.

" Tadi sih gue lihat Tante Sarah lagi ngomong sama dokter mungkin udah membaik kondisinya" sahut Nandana.

" Iya sebaiknya kita jenguk kalan nanti aja mungkin Tante Sarah butuh waktu " jelas Samudra membuat ketiga sahabatnya itu mengangguk.

" Bener si yaudah gue nyamperin Tante Sarah dulu buat ngasih ini " Aldar memegang 2 plastik besar berisi minuman dan makanan yang memang akan di berikan kepada Sarah dan Shena.

" Btw gue nggak lihat Shena daritadi " celetuk Nandana.

" Tadi gue sama aldar lihat Shena katanya mau ke toilet " jelas Ansel.

" Gue minta tolong ke kalian jangan biarin Shena pulang dari rumah sakit sendiri ya, pokoknya awasin terus takutnya tiba-tiba ada teror di situasi kayak gini " ucap Aldar yang serius kepada tiga orang di depannya itu.

" Siap Dar " Nandana mengancungkan jempol dan lainnya hanya mengangguk.

Setelah semuanya selesai, Aldar menemui Sarah yang sedang di ruang rawat. Ia sebenarnya ragu akankah situasinya tepat tapi merasa tak enak bila ia langsung meninggalkan rumah sakit.

KALAN [ SELESAI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang