44

87 7 0
                                    

Raka yang sudah mengantarkan Binar pulang dengan motornya ia kembali melaju. Bukan untuk kerumahnya namun ia menemui seseorang di sebuah caffe yang tak begitu ramai orang.

" Lo selalu ngelakuin apa yang gue perintah kan ? " Ucap Raka pada seseorang didepannya yang memakai masker hitam.

" Iya sesuai permintaan Lo "

" Terus kemarin Lo ke rumahnya lagi ?"

" Nggak "

" Kok aneh ya terus siapa ? " Tanya Raka heran.

" Sepertinya ada yang tidak beres " sahutnya.

                                ***

Binar yang mendapat info dari pak dewa segera memberitahu Dirga.

Tok..tok...ketuk pintu kamar Dirga.

" Kak Dirga " panggil Binar.

Klek....

" Kenapa ? " Ucapnya dengan ekspresi malas.

" Tadi gue ke kantornya pak dewa "

Dengan mata tajam Dirga menatap, Binar hanya menunduk takut.

" Lo tau siapa pelakunya ?" Respon Dirga.

Namun Binar hanya menggeleng.

" Pak dewa bilang belum pasti "

" Lo harus siap kalau semua harus terbukti " ujar Dirga yang akan menutup kembali pintu kamarnya tapi di cegah oleh Binar.

" Maksudnya ?"

Dirga tak menjawab ia hanya membalikkan badannya lalu menutup pintu. Kini tinggal Binar sendirian.

" Kak apa yang akan terjadi " lirihnya

                               ***

kalan kini tengah duduk di sofa, ia memejamkan matanya. Sepulang kuliah tadi benar-benar membuatnya bingung atas sikap Binar yang lebih memilih Raka.

" Kal kok disini " ujar seseorang yang datang menghampirinya.

" Eh mama " segera Kalan membuka matanya.

" Capek ya ? "

" Sedikit "

" Ada apa ? Kepala kamu kumat lagi ? "

" Nggak ma Kalan sehat kok "

" Kal sebenarnya kalau kepala kamu sakit itu yang di rasain apa ? Mama pingin tau " dengan menatap wajah putranya itu

" Emang kenapa ma ?"

" Mama khawatir "

" Kalan juga nggak paham tiba-tiba kalau inget sesuatu pasti kepala aku tiba-tiba pusing dan jadi terbayang-bayang"

" Kemarin dokter bilang supaya kamu bisa periksa ke psikolog, kamu mau nggak periksa ? Nanti mama temenin kok " ujarnya pelan

" Ta-pi ma "

" Ini demi kebaikan kamu, mungkin kamu belum siap buat cerita ke mama soal apa yang terjadi sebenarnya tapi
Setidaknya psikolog bisa bantu kamu, mau ya nak ?"

" Nanti Kalan pikirin lagi ya ma "

Sarah mengangguk.

" Kalan juga nggak tau ma harus cerita apa ke mama, kalan takut mama kecewa dan sedih. Tapi kalan akan berusaha supaya semuanya selesai," batin kalan

" Mama harap semuanya akan membaik " ujarnya lalu pergi.

Hari ini pikiran kalan sedang kacau, ia tidak menyangka papanya akan berkata seperti itu saat ia mengunjunginya agar hubungan keduanya membaik tapi justru semakin memburuk.

KALAN [ SELESAI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang