Raka yang sudah mengantarkan Binar pulang dengan motornya ia kembali melaju. Bukan untuk kerumahnya namun ia menemui seseorang di sebuah caffe yang tak begitu ramai orang.
" Lo selalu ngelakuin apa yang gue perintah kan ? " Ucap Raka pada seseorang didepannya yang memakai masker hitam.
" Iya sesuai permintaan Lo "
" Terus kemarin Lo ke rumahnya lagi ?"
" Nggak "
" Kok aneh ya terus siapa ? " Tanya Raka heran.
" Sepertinya ada yang tidak beres " sahutnya.
***
Binar yang mendapat info dari pak dewa segera memberitahu Dirga.
Tok..tok...ketuk pintu kamar Dirga.
" Kak Dirga " panggil Binar.
Klek....
" Kenapa ? " Ucapnya dengan ekspresi malas.
" Tadi gue ke kantornya pak dewa "
Dengan mata tajam Dirga menatap, Binar hanya menunduk takut.
" Lo tau siapa pelakunya ?" Respon Dirga.
Namun Binar hanya menggeleng.
" Pak dewa bilang belum pasti "
" Lo harus siap kalau semua harus terbukti " ujar Dirga yang akan menutup kembali pintu kamarnya tapi di cegah oleh Binar.
" Maksudnya ?"
Dirga tak menjawab ia hanya membalikkan badannya lalu menutup pintu. Kini tinggal Binar sendirian.
" Kak apa yang akan terjadi " lirihnya
***
kalan kini tengah duduk di sofa, ia memejamkan matanya. Sepulang kuliah tadi benar-benar membuatnya bingung atas sikap Binar yang lebih memilih Raka.
" Kal kok disini " ujar seseorang yang datang menghampirinya.
" Eh mama " segera Kalan membuka matanya.
" Capek ya ? "
" Sedikit "
" Ada apa ? Kepala kamu kumat lagi ? "
" Nggak ma Kalan sehat kok "
" Kal sebenarnya kalau kepala kamu sakit itu yang di rasain apa ? Mama pingin tau " dengan menatap wajah putranya itu
" Emang kenapa ma ?"
" Mama khawatir "
" Kalan juga nggak paham tiba-tiba kalau inget sesuatu pasti kepala aku tiba-tiba pusing dan jadi terbayang-bayang"
" Kemarin dokter bilang supaya kamu bisa periksa ke psikolog, kamu mau nggak periksa ? Nanti mama temenin kok " ujarnya pelan
" Ta-pi ma "
" Ini demi kebaikan kamu, mungkin kamu belum siap buat cerita ke mama soal apa yang terjadi sebenarnya tapi
Setidaknya psikolog bisa bantu kamu, mau ya nak ?"" Nanti Kalan pikirin lagi ya ma "
Sarah mengangguk.
" Kalan juga nggak tau ma harus cerita apa ke mama, kalan takut mama kecewa dan sedih. Tapi kalan akan berusaha supaya semuanya selesai," batin kalan
" Mama harap semuanya akan membaik " ujarnya lalu pergi.
Hari ini pikiran kalan sedang kacau, ia tidak menyangka papanya akan berkata seperti itu saat ia mengunjunginya agar hubungan keduanya membaik tapi justru semakin memburuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
KALAN [ SELESAI ]
General Fiction[ FOLLOW + VOTE DULU SEBELUM BACA] Cerita ini tentang Kalan Abakhtar, seorang mahasiswa yang pintar nan berbakat bahkan menyandang sebagai ketua basket yang terkenal di universitasnya. Namun, masa lalunya membuat ia trauma dan mengalami penyakit PTS...