Terlambat

5.4K 769 36
                                    

Brak

Gedebug

Meong

Suara gaduh yang ditimbulkan oleh seorang gadis berambut sebahu itu terdengar sampai penjuru rumah.

Gadis itu berlarian kesana-kemari mencari perlengkapan sekolahnya. Kaos kaki yang baru di pakai sebelah, dasi yang belum terpakai rapi, dan sebuah roti yang bertengger manis di mulutnya.

"(NAME) JANGAN BERLARIAN KESANA KEMARI, CEPAT KAU PERGI SEKOLAH!!"

"SEBENTAR!"

"Dasi, udah." gadis itu melirik ke dasinya. Dan melongok ke bawah. "Sepatu!" ingatnya dan langsung berlari mengambil sepatunya.

(Name) Andrea namanya. Ia berlari kesana-kemari, mengecek peralatan sekolahnya ada yang tertinggal atau tidak karena sekarang dia sudah terlambat untuk pergi ke sekolah.

Sebenarnya (name) tidak terlambat, hanya saja tadi dia mules dan kebelet boker alhasil (name) pergi boker dulu dan sekarang malah telat.

(Name) bersekolah disalah satu sekolah di Inggris. Sekolah di Inggris itu rata-rata masuk jam 7 atau jam 8. Dan sekarang sudah jam 08.15 yang berarti (name) telat 15 menit.

"Mah! (Name) berangkat ya!" seru (name) saat berada di ambang pintu.

Gadis itu sudah siap dengan seragam yang melekat rapi di tubuhnya.

"Iya!" sahut sang mama dari dalam.

(Name) langsung menutup pintu dan segera berlari menuju ke sekolahnya. Karena jarak dari rumah ke sekolahnya tidak terlalu jauh, jadi (name) sering jalan kaki. Cuman sekarang berlari karena dia udah telat.

"Perut sialan, pake segala mules lagi. Kan sekarang jadi telat!" maki (name) sambil berlari.

Sebenarnya (name) juga udah sering telat masuk, cuma ini udah masuk tahun ajaran baru, dan (name) udah kelas 11. Masa iya tahun ajaran baru malah telat. Udah gitu, kepala sekolah mereka baru aja di ganti bulan lalu. Jadi (name) harus mencerminkan sifat sebagai seorang murid yang baik.

"Hah... Hah... Anjing capek."

(Name) mengatur napasnya seraya memegangi perutnya. Setelah dirasa stabil, (name) melihat ke gerbang dan matanya melotot. Alangkah terkejutnya ia saat mengetahui gerbang masih terbuka lebar, padahal sudah lewat jam masuk.

"Kok masih di buka sih? Apa hari ini libur kali ya?" monolog (name)

"Sebodo teing eh. Trobos ajalah, semoga gak ketahuan guru aamiin." ucap (name)

Gadis itu segera berlari memasuki sekolah dan pergi ke kelasnya.

Brakk

"Astaga! Gak ngagetin bisa?" protes gadis berambut pirang. Namanya Katie, teman sebangku (name) sekaligus bestienya

Kebetulan Katie ada di deket pintu, makanya dia kaget waktu (name) buka pintu dengan gak ngotak. Beruntung kelasnya sepi karena anak-anak yang lain pada keluar entah kemana. Sedangkan Katie sendiri sebagai sahabat yang baik setia nungguin (name) tapi si (name) gak ada akhlak, dateng-dateng gak nyelow, kan Katie kaget. Untung Katie baik dan penyabar, dia juga udah terbiasa sama tingkah bar-bar nya (name).

"Anjir, belum ada guru kali?" tanya (name)

"Belum, hari ini ada rapat. Tadi Mrs. Willy sempet kesini, ngasih tau kalau hari ini ada rapat dan anak-anak boleh bebas ngapain aja." jelas Katie.

(Name) melongo mendengar penjelasan sahabatnya. "Anjing, percuma dong gue lari-lari dari rumah ke sekolah?!"

"Siapa suruh kau lari-larian? Tumben banget lagian, biasanya juga santai kalau telat." kata Katie lebih ke menyindir.

"Sekarang aku udah jadi kakak kelas, sebagai kakak kelas, aku harus mencontohkan sesuatu yang baik pada adik kelasku." (Name) menepuk-nepuk dadanya bangga.

"Idih. Mencontohkan yang baik apanya? Kelakuan mu aja udah kayak monyet lepas kandang." ceplos Katie.

"Heh!" (Name) melempar tasnya ke arah Katie dan langsung di tangkap oleh gadis itu.

(Name) melempar pandang ke seluruh kelas. Kosong. "Yang lain pada kemana?" tanyanya.

"Main. Kan free" jawab Katie.

"Kalo gitu, ayok main basket, mumpung free!" ajak (name)

Katie senyum "Ayok!"

Mereka berdua keluar kelas dan segera menuju ke lapangan basket.
.
.
.
.

"Btw, kau tau tidak? Tadi sebelum kau datang, aku sempat ngeliat satu orang laki-laki dan perempuan. Sepertinya mereka pasangan, wajah mereka sangat cantik dan tampan. Tapi aku belum pernah melihat mereka di sekolah, bahkan mereka memakai seragam yang berbeda. Aku rasa mereka dari sekolah lain. Tapi aku tidak tahu kenapa mereka datang kesini." Katie bercerita di sepanjang jalan menuju lapangan.

"Satu sekolah sempat ricuh, banyak yang membicarakan kedua orang itu. Bahkan koridor sempat macet karena kedatangan tamu itu, aku sempat tidak bisa lewat tadi." lanjut Katie.

"Segitunya?" Heran (name) katie mengangguk.

"Mereka artis?" tanya (name)

"Kurasa tidak. Aku sempat melihat mereka masuk ruang kepala sekolah sih, kupikir mereka ada urusan dengan kepala sekolah."

(Name) cuma ngangguk-angguk. "Peduli amat, dahlah ayok kita main!"

"Hoy, ikut main dong!" seru (name) pada anak laki-laki yang tengah bermain basket.

Salah satu anak laki-laki itu melemparkan bolanya pada (name) yang langsung ditangkap oleh gadis itu. Ia berlari dan bergabung dengan mereka. Sedangkan Katie memilih untuk menonton di pinggir lapangan seraya bermain ponselnya. Biasa, mau lihat-lihat cogan.

Karena (name) ikut ekskul basket dan dia juga udah sering ikut turnamen, jadi (name) udah jago lah ya istilahnya. Cuma, 2 bulan lalu di turnamen terakhirnya sebelum kenaikan kelas, (name) cidera yang mengharuskan dia harus rehat dari basketnya. Sekarang udah mendingan sih, cuman gak boleh terlalu berat beraktivitas. Apalagi yang berbau olahraga, kayak lari-larian atau loncat-loncatannya biar kakinya cepet sembuh.

Cuma ya namanya si (name) anaknya bar-bar dan gak bisa diem sekaligus petakilan. Dia udah tiga kali balik ke dokter gara-gara tingkah nya yang ada aja yang ngebuat kakinya bengkak makin parah. Untung sekarang udah enggak.

Gadis itu bergerak dengan lincah. Melakukan lay-up dengan mulus. Ia berlari lagi, berhenti di tepi lapangan tempat untuk melakukan three points shot dan melakukan shoot tapi sayang bolanya melambung terlalu jauh.

"Kejauhan (name) airball tuh!" kata Greg memberitahu.

"Payah kau!" ejek Katie.

(Name) memasang wajah masam. "Berisik!"

Kemudian, ia berlari mencari bolanya. Matanya memandang sekitar dan tidak menemukan bolanya.

"Kemana sih tuh bola? Ngilang Mulu kayak doi. Eh emang punya?"

(Name) ngomong sendiri sambil nyari bolanya, biasalah gila dia. Matanya berhenti tepat pada benda bulat itu yang berada di dekat seorang laki-laki yang sedang bermain ponselnya.

"Nah tuh dia!" ucap (name) sumringah.

"Hey kau! Tolong lemparin bola itu dong" panggil (name)

Laki-laki itu menatapnya dengan mata sipitnya. Lalu celingak-celinguk kanan-kiri.

"Iya kau!" tunjuk (name) "Tolong berikan bolanya" pintanya.

Laki-laki itu menyimpan ponselnya, mengambil bola basketnya dan menghampiri (name).

"Kau mau bola ini?" tanya laki-laki itu.

(Name) mengangguk "Iya berikan pada ku sini."

"Tidak mau." 

"Hah?" (Name) melongo.

*****

Panik banget tadi karena WP ku sempet eror, untung sekarang udah bener.

Don't forget to vote & coment

👉🥰

Haikyuu Hogwarts x (Reader) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang