Sudah tiga hari semenjak serangan Monster hari itu. Para profesor berunding dan membicarakannya. Kebanyakan bertanya-tanya kenapa monster tersebut bisa masuk ke Hogwarts yang notabenenya adalah tempat aman. Selain itu, monster tersebut tidak diketahui jenisnya apa. Bukan troll, werewolf atau minotaur.(Name) sendiri sudah sehat bugar. Buktinya dia sudah bertingkah seperti cacing gila selepas keluar dari Hospital Wings. Tentunya, dia banyak mendapat perhatian dari teman-temannya. Sedikit yang tau kalau (Name) merupakan salah satu korban dari kejadian itu. Sebab orang-orang yang berada disana saling merahasiakannya supaya tidak menimbulkan keributan lagi.
Selama tiga hari itu pula, (Name) mendadak mendapat perhatian penuh. Mulai dari Terushima yang selalu membawakan buku-bukunya, memastikan dia tidak kenapa-kenapa selama kelas bersama Hufflepuff. Begitupun dengan Atsumu yang selalu mengajaknya ke kelas bersama, memastikan (Name) tidak sendirian ketika Tanaka dan Noya tidak ada bersamanya, serta menghibur gadis itu meskipun terkadang Atsumu bersikap menyebalkan.
Ada juga Kanoka yang selalu mengantar (Name) ke Hospital Wings untuk mengecek lukanya dan mengganti perban serta menemani gadis itu ketika pergi ke toilet.
Lalu Daichi, Akaashi, dan Shinsuke yang bertanya dengan rutin bagaimana keadaannya, sudah minum obat atau belum, dan memastikan kesehatan (Name) selalu. Jangan lupakan Kiyoko dan Alisa yang menyemangati (Name), memberikan makanan-makanan enak kepadanya. Dan juga Iwaizumi yang selalu perhatian dan khawatir, memastikan (Name) tidak kebablasan saat bertingkah seperti cacing kepanasan.
Bahkan Shirabu yang biasa ketus, tumben sekali memberikan (Name) sebuah coklat dan obat. Katanya sih biar (Name) tidak mengalami mimpi buruk dan juga sesak napas seperti waktu itu.
Tentu saja Tanaka dan Noya yang paling banyak berperan, menemani (Name) kemanapun dia pergi, membawakan buku-bukunya, menyuapinya ketika makan, dan mau aja kalau disuruh melakukan sesuatu.
Pokoknya selama 3 hari penuh, (Name) seperti tuan putri yang dilakukan sedemikian hormatnya. Dia jadi merasa punya bodyguard. HAHA.
"Hebat sekali dirimu tidak merasa terbebani dengan kejadian kemarin. Apa itu tidak mengganggu mu?"
Tunggu, jangan lupakan orang ini. Dia tak henti-hentinya menempeli (Name) seperti upil.
"Tidak. Aku lebih terganggu dengan kehadiranmu." (Name) membalas dengan wajah malas.
Kuroo menaikkan sebelah alisnya. "Jadi kau lebih memilih bertemu monster itu daripada aku?"
"Tidak dua-duanya," jawab (Name) ketus. Matanya melirik Kuroo dengan sinis. "Sedang apa kau disini? Kalau cuma mau mengejekku, lebih baik pergi saja."
"Kapan aku mengejekmu?"
"Kau tidak sadar diri kah?" sindir (Name).
Kuroo hanya menaikkan alis sebagai respon. Jujur saja, dia hanya ingin melihat (Name) untuk memantau perkembangannya. Apakah (Name) masih kepikiran tentang monster itu atau tidak. Diam-diam Kuroo juga mengunjungi Madam Saeko untuk meminta obat atau ramuan yang bisa menyembuhkan luka lebih cepat.
"Oh iya, kembalikan jepit rambut yang waktu itu kau ambil," pinta (Name) tiba-tiba teringat.
Karena tiga hari ini (Name) terlena dengan perlakuan khusus yang diterimanya, dia jadi lupa meminta jepit rambutnya kembali.
"Kalau aku tidak mau?"
"Itu tandanya kau mencuri. Tidak baik mengambil barang orang lain." ceramah (Name). Kemudian mengeluarkan sesuatu dari saku jubahnya. "Nih, ambillah."
Kuroo menatap (Name) dengan wajah bingung, membuat gadis itu menghela napas. "Ini kue. Barter dengan jepit rambutku!"
"Tenang saja, aku tidak mencampurkan amortentia di dalamnya." (Name) melanjutkan, takut-takut Kuroo ragu dan curiga kalau ada sesuatu di dalam kue tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Haikyuu Hogwarts x (Reader) ✅
Fanfiction"Hah? Penyihir? "Iya, Hogwarts School of Witchcraft and Wizardry adalah sebuah sekolah sihir." "(Nameeeee)!!!!! Ayo kita nyusup ke dapur" "(Name) kau harus membayar untuk itu" "jadi babuku sehari. Ikuti kata-kata ku." "Penyihir kok kelakuan kayak se...