"MAH (NAME) PULANG!" teriak (name) gak ngotak.Dia masuk dengan kesal. Barang belanjaan nya dihempaskan ke sofa, lalu burung hantunya di taro di meja.
Pegel, bawa barang belanjaan sebanyak itu, mana berat lagi.
"Oh udah pulang?" tanya mamah (name) yang datang dari arah dapur sambil megang pisau dan dirinya yang berlumuran cairan merah seperti darah.
(Name) shock, penampilan emaknya udah kayak psikopat abis bunuh orang.
"Astaga! Itu kenapa merah semua sih Mak? Abis ngapain?" tanya (name) kaget, menghampiri mamahnya.
Mamah (name) menerjapkan matanya dengan polos,. "Ohhh, mamah abis blender semangka, karena gak ada tutupnya yaudah mamah blender aja, eh tapi malah muncrat."
Mendengar jawaban mamahnya, (name) menatap datar mamahnya itu.
"Ya jelas dong muncrat. Emaknya siapa sih, pinter banget?" batin (name) memaklumi.
Mamahnya (name) menatap barang belanjaan (name). "Udah beli perlengkapan sekolahnya?" tanyanya.
"Udah." jawab (name).
Mamahnya manggut-manggut, lalu kembali ke dapur.
Tersadar akan sesuatu, (name) menghampiri mamahnya dan bertanya. "Mak mau tanya."
"Tanya apa?" sahut mamahnya tanpa menoleh. Ia lagi sibuk dengan jus semangka dan kue buatannya.
"Mak udah tahu kalo (name) di pindahin ke sekolah sihir?" tanya (name) sambil menyipitkan matanya.
Mamahnya (name) menoleh ke arahnya. "Udahlah, kan kemarin mamah udah kasih tahu kalau ada orang dari sekolah itu yang ngejelasin semuanya ke mamah." jawabnya santai.
(Name) melotot. "IH MAMAH KOK GAK KASIH TAU (NAME)?!" protes (name).
"Mamah pikir kamu udah tau." balas mamahnya cuek.
(Name) berdecak sebal. Bisa-bisanya mamahnya tidak memberitahu dirinya. "Terus mamah izinin aku pergi, gitu?" tanyanya.
"Iyaa lah. Sekali-kali kamu nyari dunia baru, bakat baru. Kaki kamu kan abis cidera, daripada murung terus karena gak bisa main basket, mending kamu kesana kan? Sapa tau dapet hobi baru." jelas mamahnya (name).
(Name) terdiam mendengar penjelasan mamahnya. Ia terharu, ternyata mamahnya diam-diam memperhatikan dirinya yang sering murung karena cideranya.
"Ngomong-ngomong, tadi kamu di anterin siapa waktu beli perlengkapan?" tanya mamahnya (name), kepo.
(Name) mengerutkan keningnya bingung. "Temennya Kiyoko." jawabnya.
"Cewek?" tanya mamahnya lagi penuh selidik.
"Iyalah cewek." sahut (name).
"Mamah kira cowok." gumam mamahnya tapi masih kedengaran sama (name). Dia menuangkan jus nya ke dalam gelas.
"Emang kenapa?" Gantian (name) yang nanya. Gak biasanya mamahnya kepo begini.
"Gapapa sih. Soalnya kemarin waktu perwakilan sekolah itu datang kesini, ada anak cowok yang sepantaran kamu gitu, tapi mukanya agak dewasa, kayaknya dia senior kamu deh." jelas mamahnya (name).
(Name) menatap emaknya datar. Kayaknya dia bakalan tau kemana arah pembicaraan ini.
"Mana anaknya cakep kan, kalem, dewasa. Udah gitu ngomong nya sopan betul, penampilan nya juga rapih. Beh mantu idaman dah pokoknya." puji mamahnya dengan wajah berseri-seri.
Kan, kan. Bener kan firasat (name).
"Ya terus?" balas (name) datar.
"Apalagi? Ya kamu deketin lah itu kating, siapa tau kecantol, kan bisa jadi mantu mamah nanti." sahut mamahnya sambil menaik-turunkan alisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Haikyuu Hogwarts x (Reader) ✅
Fanfiction"Hah? Penyihir? "Iya, Hogwarts School of Witchcraft and Wizardry adalah sebuah sekolah sihir." "(Nameeeee)!!!!! Ayo kita nyusup ke dapur" "(Name) kau harus membayar untuk itu" "jadi babuku sehari. Ikuti kata-kata ku." "Penyihir kok kelakuan kayak se...