"Mah, (name) berangkat ya!" pamit (name).Ia turun dengan membawa barang-barang nya. Mamahnya segera menghampiri dirinya.
"Iya hati-hati, jangan nakal-nakal dengar cakap cikgu!" ingat mamahnya (name) meniru kata opah.
"Dikata aku anak kecil apa?" (Name) protes.
"Jangan panggil aku anak kecil paman nama–"
"Mah." potong (name) malas.
"Bercanda sayang." Mamahnya mengusap rambutnya sambil tersenyum. "Hati-hati yaa."
(Name) ngangguk-angguk, lalu teringat sesuatu. "Oh iyaa papa gimana?" tanyanya.
Papahnya (name) lagi ada kerjaan di luar kota, kemungkinan beliau gak tau soal kepindahan (name).
"Urusan mamah itu, tenang aja." sahut mamahnya sambil mengacungkan kedua ibu jarinya.
"Oke deh."
(Name) membuka pintu rumahnya sambil menarik kopernya.
"Nanti kalo udah sampe, salam ya sama calon mantu mamah." kata mamahnya (name) tersenyum jahil sambil ngedipin sebelah matanya kayak orang cacingan.
"Apasih? Kenal aja kagak orangnya yang mana." kesal (name)
"Ih kamu tuh! Pokoknya yang anaknya kalem, yang mukanya cakep." kata mamahnya (name) ikutan sebal.
(Name) mendengus. "Kalo ada banyak gimana? Sebutin yang spesifik dong!" katanya.
"Rambutnya putih, gradasi hitam di ujungnya." tutur mamahnya (name)
(Name) melongo. "Hah? Ada kali yang punya rambut begitu? Model keluaran terbaru apa gimana?" tanyanya heran.
"Gak tau, mungkin dia ketumpahan cat kali." sahut mamahnya (name) ngadi-ngadi.
(Name) memandang aneh mamahnya, katanya anak baik, kalem, tapi kok rambutnya di cat? Ini ooc atau gimana?
"Ish, yaudah (name) berangkat dulu." pamit (name).
"Iya hati-hati, nanti kabarin mamah ya!" sahut mamahnya sambil mencium pipi (name).
"Iyaa, dadah. Jumpe lagi, pegi dulu TATATITITUTU BAY!"
(Name) melambaikan tangannya ke arah mamahnya, lalu segera berbalik dan pergi menuju stasiun.
*****
Sesuai arahan Alisa kemarin, (name) sudah siap dengan perlengkapan sekolahnya dan sekarang dia sedang mendorong barang bawaannya sambil mencari peron 9 ¾ yang sudah jelas tidak ada.
"Dia salah ngasih tiket gak sih?! Kayaknya peron 9 ¾ gak ada deh!" gerutu (name).
Daritadi (name) mendorong troli nya sambil memandang sekeliling dengan kesal.
"Ini adanya peron 9 sama 10. Mana ada 9 ¾?!" seru (name).
Gadis itu misuh-misuh gak jelas di dekat peron 9 dan 10.
"Masa iya peron-nya di belah?" gumam (name) ngawur.
"Andrea!"
(Name) memutar badannya kala mendengar namanya di panggil, dan mendapati Kiyoko yang tengah melambaikan tangan ke arahnya.
Gadis itu menghampiri (name) sambil mengulas senyum, (name) ikut membalas.
"Oh, hai Kiyoko." sapa (name).
Kiyoko tersenyum lalu memandang troli yang berisi barang-barang (name). "Apa perlengkapan sekolah mu sudah semua?" tanyanya.
(Name) mengangguk. "Sudah, Alisa banyak membantuku kemarin." sahut (name).
KAMU SEDANG MEMBACA
Haikyuu Hogwarts x (Reader) ✅
Fanfiction"Hah? Penyihir? "Iya, Hogwarts School of Witchcraft and Wizardry adalah sebuah sekolah sihir." "(Nameeeee)!!!!! Ayo kita nyusup ke dapur" "(Name) kau harus membayar untuk itu" "jadi babuku sehari. Ikuti kata-kata ku." "Penyihir kok kelakuan kayak se...