Hey, still wake up?
*****
"Mama aku jalan dulu ya!" teriak (Name) pamit.
Ia turun dari tangga dengan terburu-buru sembari memakai sepatu, mantel, serta topi kupluk nya supaya dirinya tetap hangat ditengah dinginnya cuaca.
"Iya hati-hati!" sang ibu menjawab dari dapur.
"Kamu gak pamit sama ayah?" tanya Andreas seraya melirik sinis ke arah putrinya yang asal nyelonong seolah tak melihatnya.
(Name) berhenti di ambang pintu, ia beralih menatap sang ayah. "Oh ayah ada disitu? Sejak kapan?" sindirnya.
"Aduh, sakit hati ayah." Andreas berujar dengan raut wajah sedih. "Masa ayahmu segede gini kau gak nampak?" lanjutnya kesal.
(Name) menghela napas sembari menghampiri ayahnya. "Ya, maaf. Ayah kan biasanya gak ada."
"Oh jadi kamu masih marah?" tanya sang ayah.
"Harusnya Mama gak usah kasih ayah masuk semalem." (Name) berujar sebal.
"Mana bisa gitu?" Andreas memasang wajah tak terima. "Harusnya kamu gak sih? Udah pulang malem, mesra-mesraan pula, apalagi sampe cium—"
"Ayah ngintip?!" (Name) berseru kaget.
Sang ayah yang terciduk langsung melihat ke arah lain. "Gak sengaja liat."
"Bohong!" todong (Name).
"Yaudah sih gak usah malu. Dulu ayah sama mama kamu juga gitu."
"MANA ADA AKU GITU?!" teriak (Name) tak terima. "Harusnya ayah salahin Kuroo yang main nyosor aja! Kenapa malah—"
"Udah, udah, ayah tau kamu malu." Andreas berujar dengan nada jahil sembari menggiring putrinya menuju pintu. "Gapapa, ayah juga anggap gak ngeliat kok." lanjutnya seraya tersenyum meledek.
(Name) merasa tak terima karena ayahnya telah salah paham. Jangankan menjalin kasih dengan pemuda Slytherin, menyukai mereka barang sedikitpun saja tak pernah terpikirkan olehnya.
"Tapi aku nggak—"
"Dah, dah, sana jalan. Ayah mau lanjut berduaan sama mama." usir sang ayah sembari membukakan pintu—menyuruh agar (Name) segera pergi.
"Halah, emang paling bener tuh ayah gak usah pulang! Sekalian bilangin tuh sama anaknya temen ayah yang sesama Slytherin itu! Kalo punya congor jangan latahan!" (Name) bersungut sebelum pergi seraya menutup pintu dengan keras.
brak!
"Ah, punya bapak kok gini amat." dumalnya lalu berjalan meninggalkan rumah dengan perasaan jengkel.
*****
Musim dingin merupakan salah satu musim yang paling (Name) sukai tapi juga (Name) benci. Ibaratnya, dia menjalin love hate relationship dengan musim dingin. (Name) suka musim dingin karena pada musim itu ia bisa melihat salju yang turun dengan cantik, jalanan yang tertimbun salju, bersenang-senang membuat boneka salju dan semacamnya.
Tetapi disaat bersamaan, (Name) sedikit tak suka dengan musim dingin karena suhunya yang terlampau dingin hingga membuat dirinya harus selalu menghangatkan diri atau berpergian dengan pakaian hangat. Sebagai orang dari negara tropis, tentu saja awalnya (Name) belum terbiasa.
Kaki jenjangnya menyusuri jalan setapak yang tertutup oleh salju. Sepatu bot berwarna coklat yang dipakainya melangkah dengan hati-hati supaya tidak tergelincir. Sesekali gadis yang memakai topi kupluk itu mengeratkan mantelnya supaya cuaca dingin tak terlalu menusuk kulitnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Haikyuu Hogwarts x (Reader) ✅
Hayran Kurgu"Hah? Penyihir? "Iya, Hogwarts School of Witchcraft and Wizardry adalah sebuah sekolah sihir." "(Nameeeee)!!!!! Ayo kita nyusup ke dapur" "(Name) kau harus membayar untuk itu" "jadi babuku sehari. Ikuti kata-kata ku." "Penyihir kok kelakuan kayak se...