"Kau mendengarku bukan?" tanya laki-laki itu.
"Iyalah gue denger, kan gue punya kuping!" gerutu (name) dalam hati.
"Aku dengar. Tapi itu bola milikku, tolong kembalikan." pinta (name) gregetan.
"Rebut."
"Hah?" (Name) melongo, lagi.
"Kau punya masalah dengan pendengaran mu kah? Apa aku perlu meneriaki mu supaya kau mendengar dengan jelas?" Laki-laki itu bertanya, tapi terdengar seperti sebuah ejekan.
(Name) dalam hati sudah mengumpati laki-laki satu ini. Padahal (name) meminta bolanya baik-baik tapi tidak mau diberikan. Dan juga suara laki-laki ini memang sedikit kecil, padahal kan dia laki-laki kenapa tidak bisa bicara sedikit lebih keras sih?!
"Lo juga kecil banget ya suaranya kayak semut. Gimana orang mau denger?!" batin (name) geram.
Pengennya dia ngomong langsung begitu, tapi nanti malah di balikin. Ketahuan dari muka laki-laki ini yang keliatan nya menyebalkan. Dari cara ngomong nya aja udah ketahuan.
"Kembalikan!" pinta (name)
"Kau mendengarku dengan jelas tadi. Rebut bola ini dariku kalau kau ingin bolamu kembali."
(Name) terdiam sebentar. "Oke."
Laki-laki itu mengenakan Hoodie berwarna hijau dengan celana sekolah(?) yang berwarna hitam. Dia sudah bersiap dengan kuda-kudanya.
Lalu laki-laki itu mulai mendribble bolanya. (name) juga sudah bersiap untuk merebut bolanya.
Dia menyeringai. "Ayo rebut" katanya terkesan merendahkan.
(Name) berusaha merebut bolanya, tapi laki-laki itu lincah sekali. Sudah dua bulan sejak cidera itu, (name) berhenti bermain basket, dan sekarang untuk pertama kalinya dia bermain basket lagi, tapi gerakannya masih kaku karena kakinya belum pulih sepenuhnya.
"Sial dia lincah sekali." umpat (name) dalam hati.
Laki-laki itu melakukan gerakan memutar dan melakukan shoot yang menyebabkan (name) kehilangan keseimbangan–
"Oh tidak"
Brukk
–dan terjatuh.
"Aduh" rintih (name).
Laki-laki ber-hoodie hijau yang tidak diketahui namanya itu berjongkok di depan (name) sambil tersenyum mengejek. Ingin sekali (name) menampol wajahnya yang mirip om-om pedo itu.
"Gerakanmu kaku, pendek." katanya meledek.
"Apa kau bilang?!" seru (name)
Laki-laki itu bangun dan membetulkan hoodienya. "Aku tidak perlu mengulangi kata-kata ku lagi kan?" katanya sambil memandang (name) dengan angkuh.
(Name) bangkit sambil menepuk-nepuk roknya yang sedikit kotor. Ia memandang tajam laki-laki di depannya. Sok sekali, cih.
"Kau ngajak betumbuk ya?! Ayok kita gelud sini!" kata (name) sambil mengeluarin kuda-kuda kayak orang ngajak berantem.
"Ayok, aku punya banyak jurus, mau yang mana?! Jurus ular kzzzttt zttt jangan main-main!" (Name) memperagakan jurus ular itu.
Sedangkan laki-laki di depannya menatap gadis yang tengah bertingkah ini dengan tatapan malas nan datarnya.
"Ada masalah dengan kakimu. Harusnya kau tidak memaksakan diri." katanya tiba-tiba.
(Name) tersentak. "Kok tau sih anjing?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Haikyuu Hogwarts x (Reader) ✅
Fanfiction"Hah? Penyihir? "Iya, Hogwarts School of Witchcraft and Wizardry adalah sebuah sekolah sihir." "(Nameeeee)!!!!! Ayo kita nyusup ke dapur" "(Name) kau harus membayar untuk itu" "jadi babuku sehari. Ikuti kata-kata ku." "Penyihir kok kelakuan kayak se...