"(Name) ayo bangun! Sampai kapan kau akan tertidur?" Kanoka mengguncang badan (name) dengan pelan."Lima menit lagi." (Name) menyahut dengan mata yang masih tertutup sempurna. Gadis itu memutar posisinya dan meletakkan bantal untuk menutupi wajahnya.
Kanoka yang melihat itu mendengus. Gadis di depannya ini benar-benar susah sekali di bangunkan. Ia berkacak pinggang seraya menatap (name).
"Gak ada limat menit! Buruan!"
"Masih ngantuk." gumam (name) gak jelas.
"Aduh! Kau itu tidur atau simulasi meninggal sih? Kebo banget." cerocos Kanoka seraya menarik (name) untuk bangun. Tapi gadis itu masih menempel di kasur. Entah badan (name) yang berat akibat kebanyakan dosa atau tenaga Kanoka yang kurang.
Mencoba sekali lagi, kali ini dengan tenaga penuh, Kanoka menarik (name) hingga gadis itu terduduk. Meskipun matanya masih terpejam.
"Ayo buruan! Disaat kau lima menit dengan tidurmu, mereka sudah rapih dengan pakaian Quidditch mereka." Kanoka mengomel sembari menarik tangan (name) untuk bangun.
"Lalu?" (Name) bertanya dengan wajah mengantuknya.
Gadis berambut pendek itu mendelik pada teman sekamarnya, "Kau tidak mau menonton Quidditch?!"
"Turu itu lebih baik." gumam (name) seraya merebahkan kembali badannya. Namun belum sempat badannya menyentuh kasur, Kanoka sudah menariknya untuk bangun.
"Aish! Cepat bersiap dan jangan sampai lama! Aku akan mengubahmu menjadi sabun mandi kalau kau kelamaan melamun di kamar mandi!" suruh Kanoka seraya mendorong tubuh (name) agar masuk ke kamar mandi.
Gadis dengan wajah yang masih mengantuk itu menguap, "Iya-iya."
Setelah selesai dengan ritual mandinya, (name) beserta Kanoka dan juga Alisa turun ke bawah. Di ruang rekreasi sudah ada teman-temannya dengan pakaian Quidditch yang melekat rapih di tubuhnya.
"Selamat pagi teman-teman!" sapa Alisa dengan riang.
"Pagi Alisa!" mereka menyapa balik.
"Wah (name). Wajahmu kelihatan seperti keledai." Noya berujar dengan entengnya kala melihat wajah (name) yang masih rada mengantuk.
(Name) memicingkan matanya, "Hah? Kenapa bisa kelihatan kayak keledai?" tanyanya heran.
"Iya soalnya kelihatan bodoh." Tanaka menyahut sembari terkikik geli bersama Noya.
"Detik itu juga mata (name) membelalak, "Kurang ajar!" hardiknya, lalu menatap Tanaka dengan sinis, "Sebaiknya berkaca dulu sebelum menghina orang lain. Coba lihat dirimu! Kau dengan pakaian merahmu. Mirip seperti jin botol." lanjut (name) mencibir seraya menunjuk Tanaka.
"Heh!" Tanaka berseru tak terima.
"Jangan ribut, ini masih pagi." Iwaizumi melerai.
"Sebaiknya kita segera ke lapangan." ucap Ushijima.
"Dimana scarf mu?" Iwaizumi bertanya pada (name).
"Harus pakai scarf?" (Name) malah bertanya balik. Di bandingkan dengan Alisa dan Kanoka, hanya dirinya yang tidak memakai scarf.
"Cuaca sedang dingin, bodoh." kata Iwaizumi.
"HEY HEY HEY (NAME)!!! DUKUNG AKU YAA!" Bokuto berseru senang.
"Iyee." (Name) menyahut malas.
"OH IYA AKU NITIP SCARF KU DONG! TOLONG PEGANGI YA! DI PAKAI JUGA GAPAPA." kata Bokuto seraya menyerahkan scarf Gryffindor nya yang berwarna merah dan emas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Haikyuu Hogwarts x (Reader) ✅
Fanfiction"Hah? Penyihir? "Iya, Hogwarts School of Witchcraft and Wizardry adalah sebuah sekolah sihir." "(Nameeeee)!!!!! Ayo kita nyusup ke dapur" "(Name) kau harus membayar untuk itu" "jadi babuku sehari. Ikuti kata-kata ku." "Penyihir kok kelakuan kayak se...