Ujian

1.7K 305 60
                                    

"Hoam..." (Name) menguap di mejanya.

Kepalanya diletakkan di atas meja dengan ekspresi lesuh. Setelah kejadian malam itu—dimana ia kepergok oleh Shinsuke karena melanggar jam malam, (Name) belajar mati-matian dan berusaha mendengarkan Professor yang sedang mengajar guna menjawab pertanyaan dan mengganti poin asrama yang sudah ia hilangkan.

Tentu saja selepas malam itu, Kanoka kaget karena poin asrama mereka berkurang. Maka dari itu, (Name) meminta pada Shinsuke untuk tidak memberitahu temannya. Tetapi sebagai gantinya, ia akan berusaha lebih giat untuk mengganti poin tersebut. Shinsuke menyetujuinya tapi dengan syarat kalau (Name) akan mengganti poinnya menjadi dua kali lipat.

"Akhirnya aku bisa tidur dengan tenang." (Name) membatin dengan perasaan lega.

Kerja kerasnya memang membuahkan hasil. (Name) sudah banyak mempelajari hal-hal di dunia sihir dan ia sudah cukup mahir sekarang. Poin asrama yang berkurang karena kelakuannya itu juga sudah digantikan.

Lalu soal Kuroo, (Name) langsung menyerahkan buku itu padanya dan berkata untuk jangan mencari dan mendekatinya lagi. Ajaibnya, pemuda Slytherin itu setuju. Makanya akhir-akhir ini ia merasa senang karena tidak diganggu.

Yah, setidaknya berkurang lah gangguan dari Slytherin menyebalkan sehingga (Name) bisa belajar dengan tenang untuk mengganti poin asramanya itu. Tentu saja setelah poin asramanya berhasil dikembalikan, (Name) bertingkah seperti semula.

Di kelas selanjutnya ia tertidur karena tak kuasa menahan kantuk sebab belajar semalaman. Akibatnya, Professor Nekomata yang tempramen dan tidak sabaran itu memberikannya ramuan yang membuat matanya terbuka lebar seperti orang melotot. Dan itu terjadi selama pelajaran berlangsung.

"Kau itu, ya! Kan sudah aku bilang supaya tidak begadang!" Kanoka memulai omelannya. "Lihatkan tadi! Professor Nekomata sampai memberikanmu ramuan seperti itu, pasti dia sudah muak denganmu!"

"Yang penting aku sudah menambah poin asrama." (Name) menanggapi dengan bergumam. Setelah efek ramuannya hilang, kantuknya datang lagi tak tertahan.

"Oh iya, kau kan selalu menjawab pertanyaan Professor akhir-akhir ini." Noya berujar. "Poin asrama kita jadi bertambah banyak."

"Benar juga. Kau kerasukan hantu mana?" Tanaka bertanya dengan wajah skeptis.

"Bukan hantu tapi Maudy Ayunda." balas (Name) dengan wajah meyakinkan meskipun kantung matanya terlihat dan dia kelihatan seperti seorang pekerja lembur yang tak digaji.

"Siapa itu? Kakakmu?" tanya Noya.

"Kembaranku." Jawab (Name) bercanda.

"KAU PUNYA KEMBARAN?!" kedua orang itu—Tanaka dan Noya— berteriak.

(Name) mengangguk lemas tapi wajahnya meyakinkan.

"Sial, aku tak percaya." Tanaka memandang (Name) dengan curiga. "Kau kan tukang bohong."

"Terserah kau saja." (Name) memilih tak peduli. Saat ini yang ia butuhkan adalah tidur.

"Ayolah, kau terlihat seperti zombie! Padahal kan sudah aku bilang jangan begadang!" oceh Kanoka.

"Aku tidak begadang."

"Lalu?"

"Tidak bisa tidur."

"Sama saja!" Kanoka memandang (Name) kesal lalu menyodorkan sebuah gelas yang berisi minuman. "Minumlah ini supaya kau segar kembali."

"Terima kasih."

(Name) memandang gelas itu sebelum mengambilnya. Ia mencium aromanya sebelum meminumnya. Aromanya terasa seperti mint dan kayu manis tapi rasanya lebih seperti jahe dengan campuran lemon. Yah, tidak buruk, karena ini juga tidak terlalu manis.

Haikyuu Hogwarts x (Reader) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang