Sapa kangen?
Cung dulu☝️
*****
Matahari perlahan mulai naik. Diluar sana, salju turun tipis-tipis menghantarkan udara dingin yang masuk lewat sela-sela jendela.
Namun, asrama Gryffindor selalu hangat dengan perapian nya, membuat siapa saja pasti akan duduk dengan nyaman disana atau bahkan tertidur pulas seperti sosok yang saat ini masih tertidur di sofa depan perapian.
"Hei."
"Bangun, sudah pagi."
Kelopak matanya berkedip perlahan kala telinga menangkap sebuah suara.
"Bangun. Nanti kau akan telat masuk kelas."
Samar-samar netra menangkap sosok yang berdiri di hadapannya. Keningnya hanya mengerut melihat sosok tak jelas tersebut. Sungguh, matanya terasa berat untuk dibuka.
"Cepat pergi ke kamar mandi dan bersiap. Jangan sampai ketinggalan sarapan di aula."
(Name) menggeliat, sinar matahari begitu mengusik tidur cantiknya. Menerjapkan matanya perlahan, objek pertama yang (Name) tangkap adalah langit-langit ruangan rekreasi Gryffindor yang berwarna merah. Pastilah ia ketiduran di sofa, dan parahnya tidak ada yang membangunkannya untuk pindah ke kamar. Oh, atau mungkin mereka sudah melakukannya tapi karena (Name) yang tidur seperti orang mati-- sehingga ia sama sekali tidak menyadarinya.
Memutuskan untuk duduk, (Name) memilih untuk mengumpulkan nyawanya sejenak sebelum beranjak bangun dengan langkah gontai. Ia mengusak rambutnya--yang entah mengapa terasa lebih pendek-- sembari sesekali menguap.
"Jam berapa sih ini?" tanyanya pada diri sendiri. Bermaksud menoleh pada jam tapi netranya malah memandang cermin di penghujung tangga.
Menyadari ada sesuatu yang salah, (Name) memandang lekat cermin dengan mata yang langsung terbelalak.
"AAAAAAAAA!!" jerit (Name) histeris.
(Name) memandang cermin dengan tatapan ngeri dan tidak percaya kala mendapati pantulan wajahnya yang tampak asing. Ia bahkan memegangi wajah asing itu, menelisik setiap inci dengan mata yang terbelalak-- mendapati bayangan dirinya dengan alis tebal yang sedikit menukik, rahang tegas dan hidung mancung yang proposional, serta benjolan asing yang kini hinggap di tenggorokannya. Persis, ciri khas seorang laki-laki pada umumnya.
Oh! Jangan lupakan rambut hitamnya yang sekarang sudah terpangkas pendek.
Demi neneknya Tapasya!
"LAWAK KARUT MACAM APAKAH INI!!" ucap (Name) meniru papa Zola, "April mop udah lewat lah!!"
"Ini aku beneran jadi cowok?!" (Name) berseru tidak percaya, "Gak, gak, gak! Ini pasti bercanda! Ini pasti cerminnya!"
Masih berusaha menyangkal, (Name) berbalik-- tidak menghadap cermin tersebut. Kemudian netranya beralih pada dadanya, dirabanya bagian tubuh tersebut dan lagi-lagi netra hitamnya sontak membelalak sempurna.
"SAMANTHA DAN RACHEL KU HILANG!! AAA TIDAKK!" Lagi, (Name) menjerit histeris.
Tangannya meraba area sekitar dada yang sekarang menjadi bidang dan datar. Alat penghasil susu murni itu sudah tidak seperti bentuk aslinya.
"Ini pasti mimpi!" (Name) berseru, lalu menampar pelan pipinya. "Anjir, sakit!"
Fiks, ini nyata dan (Name) gak mimpi. Tapi kok bisa dirinya berubah jadi cowok?! (Name) bertanya-tanya dengan heran, apa yang membuat dirinya tiba-tiba berubah menjadi makhluk Tuhan yang paling tampan--tapi boong.
KAMU SEDANG MEMBACA
Haikyuu Hogwarts x (Reader) ✅
Fanfiction"Hah? Penyihir? "Iya, Hogwarts School of Witchcraft and Wizardry adalah sebuah sekolah sihir." "(Nameeeee)!!!!! Ayo kita nyusup ke dapur" "(Name) kau harus membayar untuk itu" "jadi babuku sehari. Ikuti kata-kata ku." "Penyihir kok kelakuan kayak se...