"Dimana aku bisa mencari seksi terlarang? Apa yang harus aku dapatkan?" (Name) menggumam seiring tangannya yang dengan telaten menyuapkan roti ke mulutnya.
Perkataan Kuroo di perpustakaan kemarin membuatnya pusing tujuh keliling. Sudahlah asal memberi perintah tapi tidak memberitahu harus melakukan apa.
"Sialan!" batin (Name) sembari mengacak rambutnya geram.
Noya menoleh pada temannya itu dengan ekspresi aneh. "Kau itu kenapa?"
Tanaka yang sedang makan puding ikutan menoleh. "Iya lah. Macam tak betul, je." ujarnya (baca pake nada Gopal).
(Name) yang menyadari tatapan kedua temannya itu langsung menggeleng pelan. Bersikap mencurigakan juga tidak baik untuknya.
"Aku baik-baik saja."
Tanaka dan Noya saling pandang lalu keduanya menaikkan bahunya- bersikap acuh. Toh, orangnya bilang ia tidak apa-apa.
(Name) kembali melamun tentang seksi terlarang yang disebutkan Kuroo kemarin. Kira-kira dimana ia bisa menemukan seksi terlarang ini? Sebenarnya, (Name) saja tidak tahu seksi terlarang itu sebuah tempat atau apa?
"Eh, aku mau tanya." (Name) berkata seraya merapatkan tubuhnya pada kedua temannya itu. Ia sedikit merendahkan suaranya agar tidak didengar oleh orang lain. "Kalian tau seksi terlarang gak?"
"Tau." Noya menjawab dengan cepat. "Seksi terlarang itu tempat terlarang yang ada di perpustakaan. Kayak semacam tempat untuk menyimpan arsip-arsip lama atau buku-buku sihir yang ilegal." jelasnya.
(Name) ber'oh ria sembari mengangguk-anggukkan kepalanya mengerti. Ternyata seksi terlarang itu sebuah tempat terlarang yang ada di perpustakaan!
"Kenapa kau tanya?" tanya Tanaka.
(Name) menyengir sembari menggaruk kepalanya. "Ah, tadi aku sekilas melihatnya di perpustakaan."
"Oh begitu. Tumben sekali kau ingin tau." Noya berkata dengan nada menyindir. Kemudian matanya memicing curiga. "Jangan-jangan kau ingin pergi kesana, ya?"
(Name) melotot. "U-untuk apa aku pergi kesana?" bantahnya. Lalu matanya melirik mereka dengan sinis. "Tidak baik kalau kalian menuduhku sementara diri kalian sendirilah yang malah pergi ke tempat itu."
"Kenapa jadi kami?" balas Tanaka tak terima.
"Ya, bisa saja kalian pergi kesana." (Name) berkata dengan suara mengambang sembari manggut-manggut. "Misalnya untuk mendapatkan buku ramuan yang bisa bertukar tubuh menjadi perempuan dan kembali mendekati Kiyoko." tuduhnya.
"Sttt! Pelankan suaramu!" Tanaka dan Noya berseru bersamaan.
"Ups!" (Name) menutup mulut dengan wajah meledeknya. "Tapi aku benar, kan?"
"Mana ada?! Kami sudah tidak seperti itu lagi!" bantah Noya. "Sekarang kami melakukannya terang-terangan! Dengan begitu kami akan dilihat olehnya!"
"Ya, benar! Itulah yang dilakukan oleh seorang gentleman!" Tanaka melanjutkan sembari mengepalkan tangan ke udara. "Dengan begitu aku bisa mendapatkannya dengan mudah. Ha-ha-ha!" lanjutnya sembari ketawa bak seorang penjahat.
"Mendapat apa?" Kanoka yang berada di sebrang meja mendengar. Matanya memicing curiga. "Kalian sedang membicarakan apa?"
"Ah tidak-tidak!" Tanaka langsung panik. Ia gelagapan sembari menatap (Name) dan Noya bergantian. "Kami sedang membahas tentang ... em.. ini-seorang pria macho!"
"Pria ... Macho? Siapa itu?" Bokuto bertanya sembari memiringkan kepalanya.
"Pria macho itu sebutan untuk pria yang melakukan hal-hal berani dan sangat lelaki!" Tanaka menjelaskan dengan menggebu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Haikyuu Hogwarts x (Reader) ✅
Fanfic"Hah? Penyihir? "Iya, Hogwarts School of Witchcraft and Wizardry adalah sebuah sekolah sihir." "(Nameeeee)!!!!! Ayo kita nyusup ke dapur" "(Name) kau harus membayar untuk itu" "jadi babuku sehari. Ikuti kata-kata ku." "Penyihir kok kelakuan kayak se...